38. Cemburu

25.2K 1.8K 56
                                    

Viran kembali menuntun Yola ke dalam kamar tamu tanpa melepaskan pagutan, justru Viran semakin menuntut dan Yola perlahan mulai membalas.

Kemarahan dan pertengkarannya siapa tahu berakhir dengan hanya bercinta. Viran berharap begitu.

"Eugh.." Yola melenguh saat punggungnya menyentuh kasur dan saat itu juga remasan di suatu tempat dia rasakan.

Nafasnya semakin menipis tapi Viran tidak kunjung melepasnya, kepalanya sibuk ke kiri dan ke kanan sesekali.

Yola meremas pakaian Viran lalu menepuk dadanya untuk berhenti, dia hampir kehabisan nafas.

Viran melepaskan pagutan, keduanya saling melahap rakus udara. Wajah keduanya berhadapan begitu pun tatapannya.

Viran mendekat lagi, kali ini menyambar leher dan naik ke rahang. Mengecup ringan hingga berhenti saling menatap.

"Mau lanjut?" Viran mengusap rambut dekat telinga Yola.

Yola terdiam, menelan ludah lalu memutuskan mengangguk. "Pelan tapi," pintanya.

Viran mengangguk pasti, dia pun tidak ingin menyakiti bayi yang tengah Yola kandung. Darah dagingnya.

Yola membiarkan Viran melucuti pakaiannya dan Yola pun tidak tinggal diam, ikut melucuti pakaian Viran.

Viran terkekeh pelan. "Beberapa menit yang lalu kita marahan, sek-"

"Mohon maaf, gue tetep marah." potong Yola agak sewot namun tidak menghentikan gerak jarinya yang melucuti Viran.

Viran mengulum senyum samar lalu mengecup kilat bibir Yola. "Cantik banget sih sahab- istriku." ralat Viran dengan cepat.

Hampir saja akan kembali terjadi peperangan lagi. Yola sedang sangat sensitif.

***

"Ahh.. Bentar dulu." Yola meminta berhenti dulu, mengatur nafas.

Viran pun berhenti bergerak, dia menyeka peluhnya sendiri lalu menyeka peluh Yola. Nafas keduanya masih memberat dan berkejaran.

"Kenapa?" Viran mengecup kening Yola lalu menatapnya.

Yola mengusap lengan Viran sambil mengatur nafas. "Istirahat aja." jawabnya.

"Oke." Viran pun memutuskan untuk bermain dengan pipi, leher dan dua bukit yang indah milik Yola itu.

Yola mengusap kepala Viran, membiarkannya sesuka hati.

"Udah?" tanya Viran memastikan sebelum dia akan kembali bergerak, menyatu dan seirama.

Yola pun mengangguk dan detik berikutnya kembali terdengar berisik, mendesahkan nama Viran dengan merdunya sampai membuat Viran semakin bersemangat.

***

Viran membuka mata, sosok cantiklah yang menyapa. Bibir pun tersenyum walau samar. Yola ternyata secantik itu, pantas saja dia sampai tega memisahkan Yola dan Gino.

Viran menghela nafas, beruntungnya Yola tidak meminta cerai. Tapi, tetap saja membuat gelisah. Yola ingin bertemu Gino untuk apa?

Viran mengusap wajah lalu menyugar rambutnya. Oke tenang, jika pun mereka ketemuan, dia akan mengikutinya.

Viran mengusap perut Yola sekilas sambil mendaratkan ciuman singkat di kening.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang