10. Kehancuran Yola

40.3K 2.3K 25
                                    

       Setelah kejadian kaca pecah, Viran dan Wira jelas bergerak mencari pelaku. Banyak yang mereka kerahkan, selain geng ada polisi juga.

"Ini bukan musuh dari geng kita." Viran kini tengah berkumpul di markas rahasia mereka dengan Yola menjadi ekor Viran.

Yola entah sudah berapa kali menguap, pulang kerja malah terdampar di markas ini. Yola butuh kasurnya.

"Ini kayaknya emang mau ada maling." duga Haikal dengan menatap semua bukti.

Yola kembali menguap, matanya sampai berair dengan fokus semakin menipis. Matanya semakin berat.

Viran dan teman-temannya fokus pada hasil rekaman  CCTV yang menampilkan bagaimana si pelaku melempar batu cukup besar itu.

"Butuh tenaga gede buat angkat batu sebesar itu." komentar Lutfi yang di angguki Rama.

Viran terhenyak sambil menangkap wajah Yola yang hampir saja mencium karpet hitam yang mereka duduki.

Rama dan semuanya sontak menatap Yola yang wajahnya kini nemplok di telapak tangan Viran, matanya terpejam.

"Tidurin, kasihan." Rama beranjak untuk membuka ruangan sebelah.

"Ga usah, minta selimut aja." Viran meletakan kepala Yola di pangkuannya, merapihkan posisi dan rok kerjanya.

***

Viran masih betah mengusap kepala Yola, mendengarkan obrolan dan pendapat anggota gengnya.

"Gitu sih menurut gue." Rama menutup pendapatnya.

"Kalau menurut gue, cek ulang. Ini pasti ulah orang terdekat. Yola punya musuh ga?" tanya Haikal.

Viran menatap Yola yang tengah dia usap itu sekilas. "Ga, dia ga punya." yakinnya.

"Mantannya?" Lutfi bersuara.

"Mantan dia cuma satu dan ga mungkin, mereka masih satu kerjaan." jawabnya malas.

"Nah garis bawahi, yang ga mungkin bisa jadi mungkin!" Rama menyahut yang di setujui banyak pihak.

Viran terdiam, menatap Yola yang lelap dan tidak hati-hati. Bisa-bisanya Yola tidur di dalam keadaan berisik seperti ini.

"Kita selidiki mantan dia." putus Viran.

***

Yola menghisap sesuatu di mulutnya, panjang dan bergerak keluar masuk. Matanya tetap terpejam, merasakan gesekan yang geli.

Apaan sih? Mimpikah gue?

"Bangun.." Viran berbisik dengan memutar jemarinya di mulut Yola, menjelajah gigi yang berjajar rapih di dalamnya.

Otaknya sudah traveling kemana-mana.

Yola sontak membuka mata, melirik satu jemari Viran yang bermain di dalam mulutnya. Astaga!  Jorok!

"Ihhh asin!" pekik Yola sambil mendudukan tubuhnya yang ternyata menindih sebagian tubuh Viran.

Keduanya terlelap di sofa yang ada di markas.

"Anggota lo kemana?" Yola celingukan, menatap setiap sudut ruangan yang di penuhi tissue bekas dan beberapa kondom?

Mata Yola melotot.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang