6. Ciuman Sebelum Tidur

47.3K 2.8K 58
                                    

      Yola bersandar di bahu Viran, dia di gendong di punggung Viran. Malas berjalan dan masih ingin tidur.

"Pantat gue keliatan." Yola berujar setelah hampir sampai di unit Viran.

Viran tidak peduli, toh sekitar sudah tidak ramai lagi karena sudah malam sekali.

"Buka." Viran membungkuk sedikit agar Yola bisa menjangkau pin pintu apartemennya.

Yola memasukan beberapa digit angka tanpa perlu Viran kasih tahu lagi, apartemen ini sudah ada dari mereka 18 tahun.

Klik.

Viran mendorong pintu dengan kakinya lalu menurunkan Yola setelah berhasil menutup pintu.

Yola melepas jaket dan melemparnya asal, melepas celana Viran juga lalu melemparnya asal.

Viran memungut keduanya, dia tidak suka apartemennya berantakan tapi terkhusus Yola dia tidak bisa marah.

Bisa pusing dia semalaman karena emosi dan segala tingkah Yola kalau di tegur soal kebersihan.

Viran menggantung jaket Yola dekat jaketnya sedangkan celana dia masukan ke keranjang untuk pakaian kotor.

"Enaknya tinggal di apartemen itu apa sih?" Yola mulai tertarik ingin hidup sendiri, punya rumah sendiri.

Viran tidak menjawab, untuk apa menjawab karena sebagus apapun mandiri Yola tetap tidak akan sendiri karena dia akan menikah dan papa Yola tidak akan melepaskan anak satu-satunya sebelum itu.

Yola mendengus dia memilih ke kamar mandi, dia akan membasuh wajah dan kembali melakukan skin care malamnya.

Viran duduk di sofa, asyik berselancar di ponselnya. Dia terlihat memperiksa sebuah aplikasi chat milik seseorang yang dia sadap.

Tak lama Yola datang dengan kantuk yang sudah hilang.

"Padahal gue maksudnya kita besok harus kerja, jam segini belum juga tidur." keluhnya lalu duduk di sofa samping Viran.

Viran mematikan ponselnya dengan tatapan menatap wajah Yola yang terlihat segar, bando panda menahan poni di keningnya.

"Apa liat-liat?" tantang Yola lalu mencubit lengan bisep Viran gemas.

Viran tidak membalas, dia memilih meraih remot.

"Gue heran sama ayah, gue hilang ga di rumah sampe satu tetangga heboh cari gue, di saat gue izin nginep di tempat lo dia malah oke-oke aja padahal lo itu ketua gangst—mphh!"

Viran membungkam mulut Yola dengan jemarinya. "Ssthh.. Gue pengen gigit kalau lo bawel." ujarnya di depan mulut yang dia bungkam itu.

Yola melepas bekapan itu dengan sebal. "Gue bales gigit sampe punya lo putus!" balasnya.

Viran kembali abai, mana mungkin Yola berani karena di suruh memegang saja banyak menolak dan harus di paksa. Apalagi mengulum dan menggigit hingga putus.

"Abis di gigit gue lempar ke anjing tetangga!" sadisnya.

Viran tersenyum miring. "Kulum dulu, emang lo berani?" tantangnya.

Yola mendelik judes, dia belum mau sejauh itu. Terlalu geli jika harus mengulum sumber dari air pipis keluar.

Viran mengusap tengkuk Yola. "Kapan kita bahas yang serius?" tanyanya.

Yola menautkan alis. "Maksud lo? Soal apa? Emang pernah kita serius? Nikah aja yang serius kita malah ga serius," jawabnya kalem.

Viran masih mengusap tengkuk Yola, menatap wajah cantik walau dari samping.

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang