Prolog

19.3K 892 58
                                    

Keluarga Nakamoto kini sedang merasakan kesedihan yang mendalam. Namun kedatangan Jaehyun justru membuat sang kepala keluarga marah. Bukan tanpa alasan, Jaehyun menuduh dan memojokkan Renjun, anak kedua Nakamoto.

"SIALAN KAU JUNG, KAU BILANG ANAKKU MURAHAN?! KAU BAHKAN MEMBACA SENDIRI SURAT YANG BERADA DALAM KOTAK ITU, DIMANA OTAKMU JUNG?!" dada Yuta naik turun mengatur emosi dalam dirinya.

"Sudahlah baba, maafkan babaku paman" ucap Renjun. Winwin menatap sang putra. Ia tahu betul bagaimana perasaan Renjun saat ini. Dituduh begitu dengan orang yang sudah membuatnya kehilangan masa depan.

"Bagaimana bisa anakku yang baru berusia 18 tahun menghamili pemuda yang sudah berusia 20 tahun? Kau tidak sengaja menjebak mendiang Jeno kan?" Jaehyun menatap tajam ke arah Renjun. Pemuda itu menggeleng takut, tentu saja dia tidak menjebak pemuda itu. Justru pria di hadapannya ini lah biang masalah dalam hidupnya.

"Jika kau ke sini hanya untuk menghina Renjun, pergilah, aku tidak membutuhkan mu di rumah ku, surat pengunduran diri ku akan sampai besok" Yuta meninggalkan ruang tamu itu. Dia sudah tidak peduli dengan sopan santun. Lagipula apa salahnya? Ia lebih tua dari Jaehyun bukan?

"Tunggu"

"Aku ke sini hanya ingin mengatakan jika aku tidak akan membiarkan cucuku lahir tanpa ayah, aku akan menikahi putra murahan mu ini" ucap Jaehyun. Yuta mengepalkan tangannya.

Bughhh.... Bughhh... Bughhh...

Yuta memukul beberapa kali wajah tampan Jaehyun. Membuat hidung pria Jung itu mimisan dan sudut bibirnya juga terluka bahkan kini pipinya sudah lebam. Sial, tangannya terkena darah bajingan itu. Ia langsung pergi meninggalkan ruang tamu dan pergi ke taman belakang. Winwin yang mengetahui sikap suaminya pun memegang pundak sang anak dan menyuruhnya untuk mengobati Jaehyun. Setelah itu ia pergi menyusul Yuta.

Renjun mengambil kotak P3K dan ice bag berisi es. Kakinya melangkah mendekati Jaehyun yang sibuk menyeka darah dari hidungnya.

"Jangan begitu, nanti bisa infeksi" suara lembut Renjun menyapa pendengaran Jaehyun. Entah sihir dari mana Jaehyun menghentikan hal yang ia lakukan tadi. Dengan ragu Renjun membersihkan darah yang mengalir dari hidung Jaehyun. Lalu beralih ke sudut bibir Jaehyun yang juga terluka. Terakhir ia meletakkan ice bag yang sudah ia isi dengan es itu ke bagian wajah Jaehyun yang lebam.

"Maafkan baba paman, dia mungkin sedang tidak bisa mengontrol emosinya, apalagi kemarin Jaemin baru meninggalkan kami semua" Jaehyun melirik pemuda itu. Sebenarnya saat ia melihat anak ini  untuk pertama kalinya, ia cukup tertarik. Renjun itu sangat cantik untuk ukuran laki-laki.

"Hm"

"Jaga kesehatan mu, aku tidak ingin cucuku kenapa-kenapa" ucap Jaehyun lalu beranjak pergi. Renjun mengelus perutnya yang sudah sedikit menonjol.

"Maafkan mommy tidak jujur kepada daddy mu nak" Renjun menangis. Namun ia tidak bisa melakukan apapun selain berusaha membuat Jaehyun menerima kehadiran anaknya.

Kehidupannya sudah berantakan saat ia tau kehamilannya ini. Namun ia sempat bersyukur karena Jeno sebagai anak dari orang yang menghamilinya itu bersedia membantu dan menjadi ayah untuk anak yang dikandung Renjun. Padahal saat itu Jeno baru lulus SHS. Dan Renjun juga tau jika Jeno sudah memiliki kekasih yang tidak lain dan tidak bukan adalah Jaemin adiknya sendiri. Awalnya Renjun menolak itu, tapi adiknya dan Jeno selalu memaksanya, mau tidak mau Renjun menyetujui hal itu. Tapi tanpa mereka ketahui, Jeno sebenarnya memiliki penyakit gagal jantung yang membuatnya meninggal 3 minggu lalu. Jaemin prustasi mendengar kekasihnya meninggal pun bunuh diri 1 Minggu lalu. Dan hari ini datang, membuatnya dirinya sakit hati lagi.

"Renjun semangat lah" bisik seseorang. Renjun menengok dan melihat pemuda tan yang tersenyum manis. Renjun langsung memeluk erat pemuda tan itu dan menangis di pelukannya.

"YAKKK RENJUNIE!! BAJUKU BASAH SIALAN" reflek Renjun melepaskan pelukannya. Ia menundukkan kepalanya.

"Echan jahat"

"Bukan begitu, tapi jangan menangis lihat bajuku basah, padahal ini baju baruku" Haechan pun duduk di samping Renjun membuat Renjun menggeser posisi duduknya.

"Lagipula jangan menangisi keturunan Jung, mereka hanya tampan, tapi hati mereka itu hilang, kecuali Jeno, tapi nasibmu cukup sial karena bayi ini anak uncle Jaehyun, hey baby Jung seharusnya kau itu anak grandpa Suho saja supaya kau memiliki banyak warisan seperti daddy kalian" Haechan mengelus perut Renjun dan sedikit mempengaruhi bayi yang ada di dalam perut Renjun itu.

Pukkk.....

Renjun menjitak kepala Haechan pelan. Ia tidak ingin melukai kulit tan Haechan yang menurutnya sangat indah seperti madu.

"Jangan mengajari anakku melakukan hal aneh"

"Aku hanya mengajarkannya untuk bisa mengambil hati grandpa Suho supaya mendapat banyak warisan, jangan seperti bunda mu yang justru menyuruh anaknya melawan kakek Chanyeol, kasian udah tua masih aja dimusuhi cucunya" jelas Haechan. Renjun hanya menggeleng. Meskipun aneh, tapi Renjun merasa terhibur dengan kehadiran pemuda itu.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari pernikahan Jaehyun dan Renjun. Saat ini keduanya tengah mengucapkan janji suci pernikahan. Sudah satu bulan sejak pertengkaran itu. Hubungan keluarga Nakamoto dan keluarga Jung perlahan membaik, begitupun dengan hubungan Renjun dan Jaehyun yang sedikit demi sedikit mengalami kemajuan. Jaehyun memang belum menerima Renjun sepenuhnya apalagi dengan kondisi Renjun saat ini, tapi ia sudah mulai perhatian dan tidak sering berbicara kasar lagi.

"Nakamoto Renjun, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus"

"Jung Jaehyun, aku menerima engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, dan inilah janji setiaku yang sangat tulus"

"Dengan ini kalian sah menjadi sepasang suami istri, silahkan pasangkan cincin ke pasangan kalian" ucap pendeta itu. Jaehyun mengambil cincin yang saat ini dibawa oleh Haechan lalu memasangkan cincin itu ke jari manis Renjun. Begitu pula dengan Renjun, ia mengambil cincin itu dari kotaknya dan memasangkannya ke jari manis sang suami.

Jaehyun menatap wajah Renjun dari dekat. Mata mereka bertemu. Mata hitam legamnya beradu dengan mata hazel milik Renjun membuat kilasan sebuah kejadian terputar dengan sendirinya. Tapi Renjun langsung memutuskan kontak mata mereka membuat Jaehyun tidak berhasil mengingat dengan jelas penggalan kejadian itu.

.....

Next or unpub?

My Angel [JAEREN]Where stories live. Discover now