21. Maldives?

3.9K 343 46
                                    

Yeonjun menatap malas ke arah depan tepat di belakang Felix. Terlihat pemuda itu tengah asik bermain game dengan Hyunjin. Ia bosan, Haechan yang biasanya merecokinya kini lebih memilih tertidur sedangkan Mark entah kemana. Pemuda itu tidak masuk kelas sejak mata kuliah pertama. Yeonjun pun beranjak meninggalkan kelas berniat untuk mencari Mark. Kebetulan saat ini tengah istirahat.

"Hai kak Yeonjun" sapa beberapa mahasiswi yang merupakan adik tingkat Yeonjun. Jangan salah, walaupun terlihat berandal begini Yeonjun itu ketua BEM.

Yeonjun itu terkenal sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi dan sangat ramah. Ditambah lagi parasnya yang tampan luar biasa membuat banyak orang menyukainya.

"Itu Mark? Tumben di perpustakaan" gumam Yeonjun. Ia iseng lewat perpustakaan karena memang kantin itu berada di samping perpustakaan. Awalnya ia ingin ke kantin karena Mark sering membolos di sana.

Yeonjun masuk ke dalam perpustakaan. Semua atensi langsung menatapnya.

"Mark" panggilnya. Pemuda itu menatap sebentar lalu mengalihkan pandangannya. Ia lebih memilih membaca novel di tangannya.

"Dipanggil jawab kek, gue jauh-jauh dari kelas ke sini nyamperin lu lho" ucap Yeonjun lagi. Ia bingung kenapa Mark begitu cuek kepadanya.

"Lu nggak perlu repot-repot ke sini" balas Mark. Firasat Yeonjun mengatakan ada yang tidak beres dari pemuda ini. Tapi ia tidak tau apa itu.

"Haechan gimana?" tanya Mark. Yeonjun sedikit berfikir. Pemuda itu terlihat semangat sekali tadi.

"Dia semangat tadi, ehh sekarang kehabisan tenaga keknya lagi tidur noh di kelas" jawab Yeonjun. Pemuda itu melipat jaketnya lalu mulai merebahkan dirinya di sana. Melihat apa yang dilakukan Yeonjun, Mark sedikit meringis. Dia masih kecewa dengan Yeonjun, tapi jika dipikir-pikir Yeonjun tidak salah, dia selalu membantunya mendekati Haechan. Disini yang salah adalah Mark yang terlalu berharap.

"Jangan gitu, lu capek ntar, sini di sini aja biar nggak pegel" Mark menepuk-nepuk pahanya. Tidak apa-apa bukan? Toh mereka sesama seme jadi tidak masalah kan?

Dengan perlahan Yeonjun merebahkan kepalanya ke paha Mark. Ini jauh lebih baik daripada tadi. Sekarang ia bisa tidur dengan nyenyak.

"Thanks Mark" Yeonjun tersenyum samar. Tapi Mark bisa menangkap senyuman itu. Ia tidak berniat membalasnya ataupun melakukan apapun. Ia seperti orang yang sulit mengekspresikan dirinya sendiri saat ini.

'kapan aku bisa dipedulikan oleh Yeonjun seperti mu Mark?' inner seseorang yang menatap mereka dari kejauhan. Ia buru-buru memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat lebih banyak lagi kedekatan dua manusia itu.

••••••

Renjun menatap sebentar pintu berwarna hitam itu. Pintu dengan tulisan CEO. Sebenarnya Renjun tidak niat ke sini. Jika saja Lucas tidak menelfon dirinya dan bilang jika Jaehyun butuh dirinya ia tidak mungkin berada di sini sekarang. Dengan perlahan ia membuka pintu itu. Tenang ia tidak akan kena omel karena Jaehyun selalu bucin sekarang.

"Hyung" panggil Renjun. Dapat pemuda itu lihat rambut Jaehyun yang berantakan dan dasinya yang sudah dilonggarkan.

"Ren? Kok bisa disini?" tanya Jaehyun kaget. Bagaimana bisa istrinya ini tiba-tiba disini. Dan lihatlah sekarang keadaan kantor benar-benar berantakan. Sangat-sangat berantakan.

"Ini kok bisa kayak kapal pecah sih hyung?!" tanya Renjun sedikit berteriak. Jaehyun hanya tersenyum bodoh. Lalu menunjukkan sebuah kertas berisi beberapa tulisan menggunakan pena.

My Angel [JAEREN]Where stories live. Discover now