1. Noisy morning

10.8K 771 29
                                    

Saat ini masih terlalu pagi untuk bangun. Tapi gejolak dalam perut Renjun mengharuskannya bangun.

Huekkkk.... Huekkkk....

Jaehyun yang semula tertidur pun terganggu dengan suara Renjun. Pria itu bangun dari tidurnya dan melangkah ke kamar mandi. Ia melihat Renjun yang masih berusaha mengeluarkan isi perutnya. Entah inisiatif darimana Jaehyun mendekati pemuda itu dan memijit tengkuknya.

"Kau mengganggu tidurku" ucap Jaehyun datar. Renjun membasuh wajahnya lalu mendongak dan menemukan Jaehyun yang masih setia memijat tengkuknya itu.

"M-maafkan aku, tapi set-" Jaehyun membungkam mulut Renjun dengan jari telunjuknya lalu menggeleng pelan.

"Aku tau"

Renjun hanya menundukkan kepalanya. Rasa mualnya sudah hilang begitu saja meninggalkan rasa takut. Ia takut Jaehyun marah kepadanya. Karena jujur melihat Jaehyun marah lebih mengerikan daripada melihat babanya marah. Sedangkan Jaehyun masih setia menatap Renjun yang kini dibuat ketakutan olehnya. Pria itu menghela nafas lalu sedikit berjongkok lalu mengelus perut Renjun membuat si empunya sedikit terkejut tapi juga nyaman.

"Jangan rewel terus, kasihan mommy harus terbangun pagi karena mual" ucap Jaehyun lembut. Renjun hanya terpaku. Apa ini? Jaehyun berbicara selembut itu? Renjun baru mendengarnya hari ini. Jaehyun kembali berdiri lalu melangkah pergi meninggalkan Renjun sendirian.

Jaehyun tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Kenapa ia begini? Seharusnya ia marahi saja pemuda itu karena kini sudah mengganggu tidur nyenyak nya. Tapi yang ia lakukan justru bersikap lembut dan perhatian. Sepertinya ia harus konsultasi ke psikolog karena perubahan sikapnya ini.

"Jae?" Jaehyun menoleh mendapati seorang pria cantik yang menghampirinya.

"Mom? Kenapa?" Lay berjalan mendekati sang anak yang seperti habis membuat kopi di dapur. Semalam ia memilih menginap di rumah milik sang anak karena tidak terlalu jauh dari tempat acara pernikahan Jaehyun dan Renjun kemarin.

"Kau sudah bangun? Mommy kira kau akan bangun terlambat"

"Begitulah, morning sickness Renjun membuatku terbangun, padahal aku ingin bangun sedikit terlambat hari ini" jawab Jaehyun. Lay mengangguk paham. Ia mengelus pundak sang putra.

"Itu wajar, kau harus menemani menantu mommy okay? Morning sickness itu sangat menyiksa" Jaehyun mengangguk. Meskipun ia tidak pernah mengalaminya tapi ia cukup tau jika hal itu menyiksa. Melihat wajah pucat Renjun sudah cukup membuktikan jika yang dialaminya bukanlah hal yang mudah untuk dilalui.

"Apa yang mom lakukan pagi-pagi begini?" tanya Jaehyun. Lay menepuk jidatnya.

"Mommy ingin berkeliling sekitaran sini, sebenarnya mommy ingin mengajak Renjun tapi mendengar ceritamu tadi mommy urungkan saja, akan lebih baik jika Renjun istirahat di rumah" jawab Lay. Jaehyun hanya mengangguk. Menurutnya bahaya juga jika Renjun yang lemas tadi harus jalan mengitari komplek bersama mommynya ini.

"Kenapa nggak jadi ajak aku?" Renjun datang dari belakang mengagetkan sepasang anak dan ibu itu.

"Kata Jaehyun tadi kau sedang mengalami morning sickness jadi mommy mengurungkan niat mommy mengajak mu" Renjun nampak sedih. Jujur ia ingin lebih dekat dengan Lay.

"Tapi sekarang aku udah nggak apa-apa kok" ucap Renjun meyakinkan. Jaehyun memperhatikan perdebatan kecil itu dengan malas.

"Yakin? Renjun sudah tidak apa-apa?" Renjun mengangguk semangat. Dia sudah biasa seperti ini 2 bulan belakangan, jadi menurutnya jalan-jalan pagi tidak terlalu sulit untuk ia lakukan.

"Ya sudah, Jae temani kita jalan-jalan ya?" Lay menatap Jaehyun penuh harap. Tapi yang terjadi justru Jaehyun melangkah pergi membuat Lay mendengus pasrah.

My Angel [JAEREN]Where stories live. Discover now