01

1.5K 231 53
                                    

yoshi mengerjapkan kelopak matanya pelan. perlahan, secercah cahaya masuk remang-remang dari atas. lalu disusul oleh mencebulnya kepala-kepala manusia di atas langit.

"yos, lo oke?"

belum menjawab pertanyaan itu, yoshi menggeleng untuk mengusir pening. ia bangkit setelah beberapa kepala itu mengusirkan diri dari hadapannya.

seseorang menyodorkan sebotol air putih. menggunakan bahasa batin, ia hendak menyuruh yoshi menghilangkan dahaga.

yoshi menerimanya. meneguhnya satu kali, itu pun sedikit.

"bang, tadi lo pingsan ya?" kali ini yang bertanya beda orang. lebih kiyut dan agak tembam.

dukk!

"iya-iya lah! udah tau bang yoshi pingsan, masih aja nanya." cerca haruto, si anak jepang.

setelah merasa sakit dibagian kening karena tempelengan temannya, jeongwoo menekuk bibir ke depan.

"itu tandanya gue tipe orang yang perhatian to. sensi amat lo,"

"tapi tetap aja pertanyaan lo tadi gak guna!"

guna melelerai perdebatan kecil itu, si paling tua menyempilkan diri di tengah-tengah haruto dan jeongwoo.

"udah diem, yoshi baru siuman." ujar junkyu.

keduanya menurut. junkyu tersenyum lega.

sadar akan siapa orang yang ada didepannya saat itu, tiba-tiba sebuah hasrat kecil muncul dalam waktu singkat.

yoshi langsung melayangkan pukulannya kepada rahang junkyu yang tengah lengah terhadap keadaan disekitarnya.

junkyu terdorong beberapa jangkah dari tempat awalnya berjongkok. ia jatuh tepat di bawah tubuh yoshi yang berdiri tinggi di atasnya.

kapan pemuda itu kembali bugar setelah tiga jam pingsan?

"astagfirullah bang! lo apain bang junkyu?!" jeongwoo syok berat.

haruto berdiri. karena tingginya melebihi batas normal, ia agak membungkuk sambil mendorong bokongnya ke belakang untuk melihat keadaan junkyu.

"ya elah, baru juga sadar udah main tonjok-tonjokkan." gerutu haruto seolah-olah pihak paling dirugikan di sini.

yoshi menggeram, merapatkan kedua tangannya seraya berniat melanjutkan aksinya memukul junkyu.

kim doyoung, selaku manusia yang sedari awal bungkam memilih menghentikan langkah yoshi sebelum terlambat.

"sabar bang, jangan gegabah. gue bisa jelasin semua ini." cegah doyoung.

seakan tahu bahwa yoshi tengah digelung rasa penasaran mengapa dirinya diundang junkyu ke bangunan tua tadi, doyoung akhirnya berhasil meredamkan amarahnya.

yoshi membuang muka ke arah kiri, tak ingin bertatapan dengan doyoung yang menatapnya penuh harap.

"lo udah jadi peserta bang yos. lo masuk ke dalam permainan." sembari membantu junkyu berdiri, haruto menyempatkan dirinya angkat suara.

"maksud lo?" yoshi terheran-heran.

itu sudah sangat jelas.

dari awal ia tidak tahu apa-apa. yoshi hanya menyanggupi permintaan junkyu yang mengirim pesan untuknya agar datang ke bangunan tua tidak jauh dari lokasi kampus mereka berada.

junkyu bersikeras menyuruh yoshi supaya tiba di tempat itu tidak kurang dari pukul setengah dua belas.

mulanya yoshi bingung. tetapi tetap mengiyakan ajakan junkyu.

Killer Doll || Treasure ✓Where stories live. Discover now