06

555 145 8
                                    

asahi menindih tubuh jihoon di bawah kakinya. sebentar lagi orang ini akan menyantap hidangan mantap dari asahi berupa bogeman telak.

"jangan tuduh gue tanpa bukti!" tandas asahi menekan setiap kata dalam suaranya.

junghwan terus meneriaki nama asahi supaya tidak bersunggh untuk menghajar jihoon. anak laki-laki itu berhati tulus. sedikit saja junghwan melihat temannya tersakiti, pasti ia akan menangis.

"bang asahi, udah. tahan emosi lo bang!" kata junghwan sambil mengulurkan tangannya menggelandang asahi agar menjauhi jihoon yang terkapar di atas tanah.

"cih! segitu doang kekuatan lo?" jihoon bangkit mendecih, membuang ludah dengan kasar.

"ini juga kak jihoon! jangan nyulut amarahnya bang asahi dong," junghwan merengek pada keduanya yang masih melayangkan laser pembunuh.

"dia duluan yang mulai, hwan. tempat persembunyian kita diintip sama tuh curut!" maki jihoon seraya membersihkan debu-debu yang mengotori pakaiannya.

"biarin lah, kak. mungkin bang asahi gak punya tempat buat lari lagi, makanya dia berniat gabung sama kita." positive thinking seorang so junghwan.

asahi mendesis dalam diamnya. sok tahu sekali bocah itu! bahkan sebenarnya dia tidak perlu bersembunyi dari siapa pun. asahi tidak akan terluka.

"enak aja lo! gak lah. pokoknya asahi gak boleh ikut. gimana kalau ternyata dia dalangnya?" tuduh jihoon melirik tajam ke arah pemuda berhati dingin itu.

asahi yang merasa diolok-olok pun meraih pigura kaca yang menempel didinding. "cari mati lo?!"

"apa lo?!" balas jihoon menantang. dia bukan pengecut asal asahi tahu.

keduanya beranjak saling mendekati satu sama lain. hal itu lantas mengundang rasa capek junghwan menghadapi tingkah kekanak-kanakan jihoon dan asahi. otaknya buntu hendak melerai dengan cara apa lagi.

"bang asahi, berhenti!!" cegah junghwan sambil menggenggam pergelangan tangan asahi agar piguranya tidak sampai mengenai kepala jihoon.

asahi menatap junghwan datar. "lo berani pegang tangan gue?" tanyanya memastikan.

"emang kenapa? gak boleh ya?"

"hati-hati."

hanya itu peringatan untuk junghwan.

"ya elah, ketinggalan jauh deh gue." mendadak, haruto datang dengan wajah ngos-ngosan.

disusul junkyu dan doyoung yang berjalan beriringan.

yoshi memperhatikan keadaan di sekitar mereka. ada dua kursi patah didekat asahi dan rambut acak-acakan jihoon yang ia lihat. wah, ternyata baru saja terjadi perkelahian.

"kalian semua gak apa-apa kan?" jaehyuk bertanya pada tiga temannya yang baru kelihatan sejak permainan dimulai.

junghwan yang masih menggenggam tangan asahi pun segera dilepaskannya. "gue oke." akunya.

"halo all!!" kecerian mashiho menyapa mereka semua. ia yang terakhir tiba bersama sebuah benda bercahaya dari tangannya.

"ramai juga ya, bang." tubuh tinggi proporsional muncul dibalik punggung mashiho.

setelah itu terlihat wajah penuh semangat seseorang yang mempunyai tinggi rata-rata dengan mashiho. ia menyapa dengan gestur ganteng dan keren ke arah teman-teman jaehyuk.

"kenalin, gue choi hyunsuk. kalian semua harus panggil gue abang, soalnya gue tertua di sini. gue kating lo di kampus kok. mungkin karena jarang nongkrong kalian jadi belum kenal sama gue." terang hyunsuk memperkenalkan diri.

kerjaannya di dunia kuliah memang terbilang cukup dinamis. hyunsuk tidak pernah nongki-nongki santai bersama teman-temannya yang lain. kadang cuma bersama mashiho seorang, itu pun  karena ada jadwal ngonten.

"bang mashiho kok cepet banget nemuin mereka berdua?" heran haruto kala menyadari kehadiran mashiho dkk yang agak terlambat.

mashiho melempar cengiran kuda. "gue gitu loh,"

"lo mencurigakan bang," kata junghwan refleks. "kalian semua mencurigakan." kini matanya beralih menelisik satu-persatu pemuda tampan yang ada di sana.

"jangan curiga sama gue, hwan. lo cuma boleh percaya sama gue." yoshi melangkahkan kakinya dan tangannya jatuh pada puncak kepala adik terkecilnya itu.

junghwan mengibaskan tangannya. ia menjaga jarak dari yoshi dengan pandangan yang jauh berbeda dari sebelum mereka semua terjebak dalam permainan ini.

"kenapa?" tanya junghwan.

"karena mereka semua bohong." tidak ragu, yoshi segera mengungkapkan isi hatinya.

semuanya terdiam.

doyoung yang jarang bicara kini andil dalam menanggapi ucapan yoshi barusan. "bang yoshi."

"gue rasa lo bakal diincar sama boneka itu. terlebih lagi, lo banyak ceplas-ceplos." lanjutnya.

diam-diam senyum jihoon merekah. dia sangat puas akan pekerjaan salah satu temannya.

sayangnya, ada yang melihatnya.

***

Killer Doll || Treasure ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora