22

377 116 5
                                    

kaki hyunsuk pincang. dan sebagai gantinya, asahi yang harus memapah laki-laki itu.

"thanks, sa. mungkin kalau lo gak datang waktu itu, nyawa gue udah melayang." racau hyunsuk dengan segala kegundahan hati. sudah berkali-kali dia mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan asahi padanya.

dan yang barusan, adalah kalimat ke 36.

"makasih! makasih! muakass---"

"diem!" tegas asahi dengan mimik datar namun terkesan tidak main-main.

"oke, diem." hyunsuk menutup mulutnya seraya mengerjap-ngerjap lucu. macam anak anjing.

keduanya berjalan santai tanpa tujuan yang jelas. intinya, hyunsuk hanya mengikuti arahan asahi tanpa banyak berkomentar lebih lanjut. dia takut melawan cicit dari tembok batako itu karena ketrepesannya.

asahi dingin sekali!

"oiya, sa." jeda hyunsuk. dia melirik sekilas tangannya yang merangkul leher asahi. "gue baru sadar, junghwan gak ada sama kita,"

"APA?! JUNGHWAN GAK ADA?!" hyunsuk tersadar dengan ucapannya sendiri. dia melongok ke kanan dan ke kiri. memang benar, laki-laki kelahiran 2005 itu tidak ada di sekitar hyunsuk.

"dia dimana, sa??? junghwan menghilang! kalau dia diculik gimana? diambil sara gimana? dikejar sara? atau diserang sara? atau digotong sara? apa jangan-jangan dibun---"

"kak." panggil asahi menyela pertanyaan memborbardir hyunsuk.

hyunsuk segera menatap wajah asahi dari bawah karena posisi mereka yang bersebelahan membuatnya terlihat kecil dan mungil.

"apa???"

"lo. cerewet." terang asahi.

bikin hyunsuk kena mental breakdance.

"maap, sa. gue emang suka nonton dora. makanya banyak omong." dia mengakui bahwa sikapnya sebelas dua belas sama kartun yang selalu ia lihat di tv setiap pagi.

asahi menghela nafasnya sampai poni-poni didahi hyunsuk ikut menari-nari. "childish."  itu sebuah hinaan.

dan hyunsuk merasa terhinakan.

"untung gue tua, sa. jadi gue harus melatih diri gue buat sabar. sabar menghadapi anak-anak, sabar mendidik anak, sabar membesarkan anak, dan sabar melah---"

"mau gue dorong?" asahi bertanya sekaligus membawa ancaman bagi hyunsuk yang di sini tengah dalam keadaan kaki terluka.

pemuda super cerewet yang sesungguhnya melebihi mulut julid jihoon itu segera menggeleng-gelengkan kepalanya.

"jangan dong, sa! gue gak bisa jalan. kaki gue pincang, you know??"  jelas hyunsuk.

"makanya silent!" cerca asahi habis-habisan.

hyunsuk mengangguk sangat paham. "tau, gue, tau! tapi masalahnya gue, tuh, bingung. junghwan ada di mana, sa??? apakah dia baik-baik aja? apakah dia masih bernafas? apakah dia selamat?"

syukurlah kali ini asahi membiarkan hyunsuk menyelesaikan kalimatnya yang belum usai.

"lo tau dimana dia?"

"pergi."

"kemana?"

"sara."

"hah sara?" renung hyunsuk. "MAKSUD LO, JUNGHWAN DICULIK SARA GITU?!!"

srak!

"AAAWWWWW!!!" jerit hyunsuk ketika asahi menariknya dengan begitu kasar hingga pergelangan kakinya menjadi lebih sakit lagi.

asahi menyeret tubuh hyunsuk cepat. terpaksa hyunsuk harus teliti menyimak langkah asahi agar tidak mendahuluinya.

pemuda itu ngeri.

sama asahi.

sama junghwan.

dan sepertinya, sama haruto juga.

***

Killer Doll || Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang