34

366 110 12
                                    

lalat-lalat itu mengerubungi luka sayatan yang ada dipipi junkyu. mau tidak mau, ia harus bangun karena merasa terganggu dengan aktivitas mereka.

kaki lalatnya menginjak daging yang tergoyak diarea pipi junkyu. membuatnya mengumpat pelan sebab menjalar rasa cenat-cenut hingga ke ujung kepala.

"shit!" ujarnya seraya meringis dibarengi desisan.

tatkala asahi lewat di depannya, junkyu melambaikan tangan menuruh laki-laki itu mendekat.

"ikut gue yuk, sa!" ajak junkyu sambil membersihkan bokongnya yang kotor akibat debu lantai, dia kan tidur tanpa alas yang pantas.

"kemana?" tanya asahi.

"nyari obat buat luka gue. sakit nih, gegara diinjak-injak lalat." adu junkyu menunjuk pipinya sambil mendesah di depan asahi. dagu asahi sampai tersundul karena ulah junkyu mencebulkan kepalanya.

"males!" tolak si es batu.

junkyu mengerucutkan bibirnya. "ayo dong, sa. gue takut sendirian. lagian sekarang baru jam 3 subuh. ntar kalau ada hantu gimana?"

"kalau gak mau didatengin setan, lo sholat tahajud sana!" saran dari asahi.

"gue kan kristen, sa." sahut junkyu geleng-geleng kepala.

"sama berarti."

"yeu, dasar tali rapia! udah tau pakai nyuruh segala." maki junkyu menggeplak kepala asahi dengan pelan.

asahi segera memberinya tatapan tajam semacam cara iblis berniat menyesatkan manusia. "don't touch me!"

"sok-sokan inggris lu! padahal asli orang jepun." ucap junkyu.

"yang penting gue pinter." asahi mendadak menjadikan suasana ini menjadi ajang pamer semata.

"gue juga pinter! lo gak tau, gue masuk fakultas ilmu kedokteran, loh. gak kayak lo, gak sekolah." junkyu ikut-ikutan sombong seraya berkacak pinggang membanggakan dirinya sendiri.

kalau diterjemahkan ke dalam isyarat tubuh manusia bisa kayak gini; anak ipa nih, bos! senggol dong,

sayangnya, asahi tidak tergugah untuk menendang pantat junkyu sampai ke saturnus. selain karena rasa malas meladeni anak itu, dia juga sadar kalau kekuatannya belum mampu menembus ke luar atmosfer bumi.

"biarin gak sekolah, asalkan gue cakep!" ujar asahi datar.

"percuma cakep kalau bodoh?" junkyu tertawa sengak.

main-main nih, bocah!

"jadi gak mau ditemenin nih?" wah, ternyata asahi juga bisa menggoda ya. dia hendak berlalu buat melanjutkan acara tidurnya yang sempat terpotong karena kebelet pipis. namun langkahnya dicegah oleh junkyu cepat.

"heh, jangan!" serunya menggaret tangan asahi. "ayo gasss!!"

keduanya lantas meninggalkan basecamp menuju lantai empat. dimana junkyu pernah ingat bahwa di sana ada ruang kesehatan yang mungkin masih menyediakan obat-obat untuk luka sobeknya.

meski sudah 5 tahun tidak beroperasi, tetap ada kemungkinan kotak obat itu masih tersisa. entah sedikit atau pun banyak, selama dapat dipergunakan junkyu pasti suka.

sampai di depan klinik, asahi mengulurkan tangannya untuk meraih kenop pintu lalu membukanya.

dia masuk lebih dulu, kemudian disusul kim junkyu setelahnya. suasananya agak menyeramkan larena gelap dan bikin bulu kuduk meremang. tapi sebisa mungkin junkyu menahan dirinya supaya tidak cepat-cepat keluar sebelum menemukan barang yang ia buruhkan.

"bantu cari alkohol dong, sa." suruh junkyu kala melihat asahi cuma diam di tempatnya.

"coba lo geledah kotak p3k di sana. mungkin nemu sesuatu,"

asahi menurut. ia melakukan yang junkyu suruh sembari menjelah sekitar lewat matanya. ruang itu sangat berdebu, sarang laba-laba banyak ditemukan.

"nih, ada plester." ucap asahi sambil menunjukkan sesuatu yang baru saja ia temukan.

junkyu berbalik dan merekahkan senyumnya. "berguna juga gue ngajak lo, sa. gak jadi gue anggep bodoh deh," terangnya.

asahi memutar bola mata seperti ungkapan dari rasa sakit hatinya. dia menatap junkyu dengan malas. "lo nyeselin!" katanya.

ini aneh. junkyu tidak marah sama sekali.

"iya-iya, yang. bebeb gak akan posesif lagi, kok." balasnya seraya menyenggol bahu asahi disertai kerlingan mata manja.

asahi muntah gaib.

"kenapa lo? sakit? sok-sokan pakek mau muntah segala," celetuk junkyu sambil memutar salep yang baru ditemukannya di atas brankar tempat tidur. dia tahu kalau sudah expired. tapi gak masalah, yang penting lukanya yang gatel lagi.

"lo masih waras gak?" timpal asahi.

"masih lah! ngadi-ngadi lo bilang gue gila." junkyu mengaca di depan penutup kotak p3k lalu mengoleskan obat luka itu ke pipinya.

"kenyataannya lo emang gila,"

terdiam sebentar, ia lalu terkekeh sedang. "iya sih, gue emang gitu. tapi lo tetep mau kan deket-deket sama gue?"

"because you're my friend,"

"ututu, gue baper nih, sa. tanggung jawab dong!!" teriak junkyu berbalik dengan pipi memanas yang telah berbalut plester pemberikan dari pemuda itu.

"bodo amat!" tolak asahi membelakangi tubuh junkyu.

"tengkyu pokoknya! lo yang terbaik!" junkyu memberinya dua jempol meskipun asahi tidak akan melihat itu semua.

"lo nurut banget sama gue." lanjutnya seraya mengelus rambut asahi dari belakang.

***

Killer Doll || Treasure ✓Where stories live. Discover now