10

500 136 8
                                    

sejak kematian jeongwoo yang tragis, kesebelas pemuda itu akhirnya terpecah menjadi beberapa bagian. tidak banyak dari mereka yang sudah menaruh curiga satu sama lain.

kata percaya bukan lagi menjadi prioritas sebuah persahabatan.

permainan gila yang kini tengah dimainkan, merupakan salah satu penyebab dari akar permasalahan mereka.

para pemuda itu hanya memiliki satu tujuan yang rupanya sama.

mengungkap misteri.

membunuh sara.

dan secepatnya keluar dari permainan ini.

seperti halnya yedam. dia tidak lagi bergabung bersama mashiho yang membuatnya ikut kemari sampai harus melewati semua ini.

yedam memilih menjaga jarak dengan mashiho. alasannya cukup logis, yedam takut jika laki-laki yang lebih tua darinya itu sengaja mau mencelakainya lewat permainan nanako hitorenbo.

menganut jalan paling aman, akhirnya yedam ikut junkyu. hanya mereka berdua.

meski dirinya baru pertama kali bertemu dengan junkyu secara langsung, ia sudah mempercayakan bahwa junkyu dapat menjaganya.

mungkin?

"kok lo mau bareng gue?"

yedam tersentak. "hah? apa?"

sepertinya dia melamun dari tadi karena junkyu mengajaknya bersembunyi di lantai empat, tepatnya di dalam dapur apartemen.

betul saja melamun. sebab teman-temannya yang lain berada di lantai paling bawah. karena suasana suram, mereka tidak mau mengambil resiko berjalan ditengah-tengah kegelapan.

beda sama yedam dan junkyu yang memegang prinsip akan lebih baik jika menjauh dari yang lain. supaya tidak ketahuan, dan jangan sampai sara menemukan mereka.

"gue tanya, kok lo milih bareng gue? kenapa gak sama mashiho aja, kan dia yang bawa lo ke sini." ulang junkyu.

"oh," yedam membulatkan mulutnya. "karena gue percaya sama lo."

"kalau gue berkhianat gimana?"

"gak mungkin. gue lihat sendiri bang junkyu itu baik."

junkyu tertawa mendengarnya.

kata siapa dia baik? justru yedam lah yang berbaik hati mau menerimanya di sini. kalau yedam tidak ikut bersamanya tadi, pasti junkyu akan merasa kesepian.

"makasih ya, dam." ujar junkyu sambil mengusap lutut sebelah kiri yedam.

jadi, mereka berdua kini sedang berjongkok dibalik pantry dapur yang sudah lama tak terpakai. barang-barangnya memang masih ada. tetapi banyak yang berkarat dan berdebu ditimpa angin dari jalan raya.

"santai aja, bang."

"oh ya, gue boleh tanya gak?" junkyu meminta ijin.

yedam mengangguk dua kali. "boleh."

"lo curiga sama siapa?"

"bang jihoon."

alis junkyu naik sebelah. "kenapa? bukannya tadi lo nuduh asahi dalangnya?"

"iya sih," yedam menggigit bibir bagian bawahnya. "tapi menurut gue bang jihoon lebih mencurigakan."

"kok bisa gitu?" heran junkyu.

"karena waktu gue lihat dia dan bang asahi  berantem, bang jihoon kayak senyum-senyum aneh gitu. ngeri tau!" membayangkan ekspresi menyeramkan jihoon pada waktu itu, membuat yedam diam-diam bergidik.

"namanya juga emosi, pasti jihoon kesel sama asahi. makanya diketawain." ujar junkyu mencoba berpikir positif.

"tapi bang jihoon tuh, misterius banget bang. masa' bang asahi yang dingin kayak gitu bisa nyari gara-gara sama dia? pasti bang asahi tau sesuatu." sergah yedam menjelaskan lebih rinci lagi.

"kalau menurut gue nih, ya. junghwan yang lebih mencurigakan dari mereka berdua." kata junkyu mulai mengeluarkan pendapatnya.

"masa' sih? kok gue gak nyadar ya,"

"nah, makanya sini gue kasih tau." junkyu melambaikan tangannya mengajak yedam agak dekat.

"sikap junghwan mulai berubah. dari dulu dia tuh klop banget sama yoshi. persis macam adik kakak. tapi semenjak kita main permainan ini, mereka jadi gak sefrekuensi lagi." terangnya.

kini yedam tahu hal baru.

"apalagi waktu kita lagi diskusi, junghwan sensi terus kan sama dia?"

"bener-bener!" setuju yedam.

junkyu memajukan mulutnya sambil mengangkat telunjuk. "nah kan!"

"tapi-tapi," sela yedam.

"apa?" junkyu berubah bingung.

"gimana kalau ternyata perubahan sikap junghwan tuh gara-gara dia deket bang jihoon? bisa jadi junghwan dipengaruhi sama dia,"

"tapi bisa juga yoshi yang bermasalah di sini," tutur junkyu mengatakan hal berbeda.

kontras, yedam mengernyitkan dahinya tidak mengerti apa yang dibicarakan junkyu.

"emang bang yoshi berbuat apa?"

"lo tau kan kalau gue yang ngajak dia main?" anggukan kepala junkyu terima. "tapi anehnya, kenapa dia selalu marah setiap kali kita ngomongin pelaku yang bikin game ini? seolah-olah yoshi kelihatan gak nyaman. apa sebenarnya dia dalangnya?"

yedam memekik.

junkyu segera menyumpal mulut yedam dengan buntalan baju yang ia pakai. "jangan berisik."

"huft ... kayaknya gue harus mulai jaga-jaga sama bang yoshi." timpal yedam setelah junkyu menyimpan tangannya kembali.

"iya."

"terus lo sendiri curiga sama siapa bang jun?"

junkyu menarik nafasnya sebentar lalu ia hembuskan. "masih bingung, dam. semuanya kayak nyembunyiin sesuatu,"

yedam menepuk-nepuk pundak pemuda itu.

"ikut gue aja! ayo bikin bang yoshi jadi santapan sara malam ini." ujarnya berapi-api.

***

sedih bgt saya  ni bahan halu  gada piwes')

Killer Doll || Treasure ✓Where stories live. Discover now