32

376 111 5
                                    

"becanda lo, yos!" mashiho tertawa terbahak-bahak. bukannya tidak percaya. hanya saja ucapan yoshi yang terlalu blak-blakan itu dapat mengundang sara untuk mengincarnya.

"gue beneran, mashi. jihoon tuh, mencurigakan sejak awal. dia juga yang pertama kali ngajak junghwan buat lari bukannya junkyu. dan lo tahu sendiri kan? junghwan jadi berubah." terang yoshi kukuh pada pendiriannya menuduh jihoon sebagai pelaku yang telah melibatkan sara ke dalam permainan nanako hitorenbo.

"kalau tuduhan lo gak berdasar, gue gak mau percaya, ya, yos." sahut mashiho berhati-hati.

yoshi dibuat geregetan sambil merapatkan giginya mencoba sabar. "gak berdasar gimana maksud lo?? udah jelas-jelas jihoon dalangnya. kalau junkyu gak deket-deket sama tuh anak, mungkin sekarang dia masih berteman baik sama gue." katanya.

mashiho menoleh ke arah orang yang yoshi sebutkan sedang berbincang-bincang serius dengan jihoon. junkyu terlihat sangat antusias menyimak apa yang jihoon ceritakan. itu yang mampu mashiho tangkap lewat matanya.

"lo ... bisa dipercaya kan?"

yoshi mengangguk mantap. "tolong jangan ceritain semua ini ke yang lain," suruhnya berharap mashiho mau menuruti perkataannya.

"tapi gue masih ngerasa aneh deh, sama junghwan." aku mashiho seraya mengalihkan pandangannya ke arah pemuda yang paling muda itu.

yoshi ikut melihat junghwan yang berdekatan dengan haruto. mereka berdua sama-sama diam sibuk dengan pikirannya sendiri.

"pasti lo ngira kalau dia berubah kan?" terka yoshi.

mashiho kaget. yoshi hebat sekali membaca batinnya.

"kok lo tau, yos?" bingung laki-laki pendek itu.

"udah ketebak, mashi. junghwan emang lebih pendiem sejak main game nanako hitorenbo. gue aja yang dari dulu dianggap sebagai kakak kandungnya sekarang dinyinyirin sama dia!" gerutu yoshi.

"bukan gitu yos, junghwan kan juga bisa curiga. sama kayak kita. makanya dia milih jalan buat jaga jarak aja ke lo," keliru, mashiho pun membenarkan prasangka yoshi mengenai perubahan sikap junghwan.

"terus maksud lo aneh tuh, aneh gimana?" tangkap yoshi.

"aura junghwan beda sama kita." ungkap mashiho berbisik. hidungnya mengempis mencium bau busuk dari aroma baju yang dipakai yoshi.

yoshi yang sadar lantas menjauh. ia tidak mau mashiho jijik lebih lama kepadanya. yoshi juga sadar diri kalau dia bau.

"jauhan aja kita, mashi. gue baru nyemplung empang."

"hehehe ... tau aja lo kalau gue gak tahan."

"gak tahan sama?"

"bau busuk lo!"

yoshi mengelus dadanya. "untung gue ganteng,"

"serah lo aje yos!!"

"jadi gimana?? aura apa yang lo maksud tadi, mashi?" lanjutnya meneruskan membahas tentang junghwan.

mashiho berdeham beberapa kali untuk menetralkan suaranya dulu. "menurut gue, junghwan tuh berubah karena sesuatu. entah dia emang pelakunya atau dia dibawah pengaruh seseorang. intinya junghwan kena bipolar." jelasnya.

yoshi melebarkan matanya syok. "kepribadian ganda maksud lo?!"

mashiho membungkam mulut yoshi dengam cepat. "jangan teriak! entar yang lain denger lo bisa dibunuh,"

"maaf-maaf." kekeh yoshi.

"pokoknya gitu lah! junghwan aneh. dan lo juga harus hati-hati." lanjut mashiho.

"jadi ini sebenarnya yang pura-pura baik siapa dong???" bingung yoshi garuk-garuk kepala. sudah lapar, bau sampah, rambut berketombe pula!

mashiho mengangkat bahunya. dia juga sama bingungnya dengan yoshi. "mana gue tau," ujarnya.

di sela-sela renungan mereka memikirkan hal-hal ganjil yang mengelilingi tubuh teman-temannya, mashiho beralih menatap yoshi yang tengah melamun.

"yos." panggilnya.

"eung?" tanya yoshi.

mashiho lalu melepas hoodie berwarna ungu yang membalut tubuh kecilnya. dan hanya menyisakan kaos berlengan pendek dengan tulisan brand ternama yang harganya mengalahkan harga satu sapi kurban.

ngadi-ngadi!

"nih, pakai." mashiho mengulurkan tangannya memberi hoodie tersebut pada yoshi.

"ututu, makasih mashiho!!!!" sekonyong-konyong pemuda itu memeluk mashiho dengan erat sambil menciumi cekuk lehernya.

mashiho mengerang. dia mendorong yoshi secara kasar.

"LO BAU GOBLOK!" serunya

"SAYANG MASHIHO BWANYAK-BWANYYAKKK!!!" sayangnya, yoshi memilih menutup telinga.

jihoon melihat mereka dengan bibir mencebik. "jijayyyy," oloknya.

"lo mau juga, ji?" tanya junkyu tengil.

"HIYEKKK!!! PEDOFIL LO, JUN!"

***




Killer Doll || Treasure ✓Where stories live. Discover now