#3: Masa Lalu Kita

297 44 4
                                    

Masih flashback

"Oh, jadi kau adiknya Sana. Apa kau berkuliah juga di kampus yang sama dengan kami? Aku tidak pernah melihatmu." Tanya Jeongyeon pada Dahyun. Saat ini mereka sedang duduk di salah satu bangku sambil makan es cream.

"Tidak, hyung. Aku tidak kuliah karena begitu selesai sekolah, aku langsung ikut bekerja di perusahaan kami." 

"Wow. Perusahaanmu bergerak di bidang apa, hyun? Ngomong-ngomong kulitmu sangat putih seperti tahu. Hahaha..." 

"Oppaaa~" rengek Momo pada oppa-nya karena mengejek kekasihnya.

"Mian-mian, maaf, hyun aku hanya mengutarakan pikiranku. Hehehe..." Jeongyeon membungkukan sedikit kepalanya.

"Tidak apa, hyung. Dulu seseorang yang ku hormati juga pernah mengatakan hal yang sama seperti itu." Ucap Dahyun mengingat sosok 'Jeongyeon' di masa lalu pernah mengatakan hal yang sama padanya.

"Kau dengar sendiri kan, Momo? Dasar kau... ih gemas sekali dengan adikku ini." Jeongyeon mencubit pipi adiknya karena gemas dengannya

"Ah iya, balik lagi. Perusahaanmu bergerak di bidang apa?" 

"Perusahaan kami bergerak di bidang travel, hyung dan sudah memiliki beberapa cabang di luar negri juga." Jelas Dahyun

"Wah, hebat sekali kalian." Puji Jeongyeon

"Oppa!!" Suara perempuan terdengar sukses menarik atensi mereka.

"Jyo!! Lama sekali kau!? Untung aku bertemu Momo." Jeongyeon menyentil dahi Jihyo yang baru saja duduk disebelahnya.

"Hai, Jih!" sapa Momo

"Yak, sakit oppa!! Hai, Mo! Dan ini...?"

"Dia pacar Momo, namanya Im Dahyun. Kau tau? Dia adik sepupu Im Sana. Dunia ini sempit sekali." Jelas Jeongyeon pada Jihyo.

"Hai namaku Dahyun, noona."

"Hai aku Jihyo... Benarkah kau sepupu Sana? Wah keluarga Im memang memiliki bibit unggul." Ucap Jihyo

"Kau tahu keluarga Im?" Tanya Jeongyeon

"Ya, walaupun jarang terdengar, tapi di dunia bisnis travel, keluarga Im cukup di segani." Jawab Jihyo karena keluarganya bergerak di bidang Travel juga.

"Majja, aku lupa perusahaanmu juga dibidang Travel. Hehehe..." kekeh Jeongyeon

"Ya itu karena oppa lebih fokus mengurus bar." Ucap Momo yang disambut anggukan setuju oleh Jihyo.

"Kalian memiliki bar?" Tanya Dahyun sambil melihat kearah Jeongyeon.

"Iya, selain memiliki beberapa resort, keluarga kami juga memiliki beberapa bar. Awalnya hanya beberapa, namun sekarang sudah bertambah banyak lokasinya. Dan biasa aku bekerja di bar pusat di daerah Gangnam. Datanglah kapan-kapan, akan ku jadikan kau tamu VVIP! Hehehe..." 

---------

Mereka pun menghabiskan waktu ber-4 membicarakan banyak hal. Dahyun pun menemukan beberapa kemiripan antara sosok Jeongyeon yang dulu dan sekarang. Dimana mereka sama-sama suka kebersihan, tidak suka makan sayur, dan sangat garing ketika bercanda. Hal itu membuat Dahyun semakin merasa senang dan haru.

Dahyun dan Jeongyeon di masa lalu sangat dekat karena mereka merupakan teman seperguruan. Dahyun yang saat itu di cap aneh oleh anak sepantarannya karena memiliki kulit yang sangat putih.

Dia selalu dilindungi oleh Jeongyeon yang keluarganya dulu merupakan bangsawan kuat di Joseon hingga akhirnya tidak ada lagi yang berani mengganggu Dahyun. Jeongyeon juga tidak menghindar ketika tahu sosok keluarga Im yang sebenarnya karena ia telah jatuh cinta dengan putri tertua keluarga Im saat itu.

Saat tahu Jeongyeon diculik klan Vampir Merah dulu, Dahyun berusaha keras bersama para pengawal mencari keberadaan Jeongyeon diseluruh penjuru Joseon, namun hasilnya nihil. Sayang semua itu terlambat saat tubuh sekarat Jeongyeon digeletakan begitu saja di depan kediaman istana keluarga Im. Ia pun harus kehilangan sosok hyung yang sangat ia hormati itu.

---------

Dahyun pun lekas menemui Sana setibanya ia di mansion keluarga Im. 

"Noona!" 

Tanpa Dahyun bicara, Sana sudah tahu akan kemana arah pembicaraan itu.

"Kau sudah betemu dengannya?" Ucap Sana yang sedang memandang keluar jendela di ruang atas.

"Kenapa kau tak bilang padaku, Noona?" Tanya Dahyun yang merasa sedikit kesal dengan noona-nya.

"Kau tahu kan jawabanku? Aku pun baru tahu dia kakak Momo saat aku menyelidiki tentang keluarga Yoo." Sana menghela nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Bukan aku tidak mau bilang, tapi aku menunggu waktu yang tepat. Aku juga ingin melihat senyum Nayeon eonni kembali, hyun." 

Sejak calon suaminya meninggal, Nayeon berubah drastis. 10 hari pertama setelah Jeongyeon dikubur Nayeon mengasingkan diri ke hutan dan memangsa para bandit hutan sebagai pelampiasannya, melanggar janji yang ia utarakan pada Jeongyeon bahwa dia tidak akan memangsa manusia lagi walaupun manusia jahat sekalipun.

Sekembalinya dari hutan, Nayeon memohon kepada orang tuanya untuk meminta tolong pada keluarga lain seperti Keluarga Choi, Kang, dan Jeon para kerabat keluarga Im untuk memburu klan Vampir Merah. Alhasil orang tuanya meminta bantuan kepada para keluarga lain dan akhirnya mereka memerintah para ksatria untuk memburu dan memusnahkan klan vampir merah yang sudah sangat meresahkan. Dan klan vampir merah pun musnah, namun nyatanya ada beberapa petinggi keluarga klan vampir merah yang berhasil kabur.

Sejak itu pula, Nayeon tidak pernah lagi terlihat bahagia atau pun tersenyum. 

"Huft... jujur aku bingung sekarang. Aku dilema antara ingin memberitahu Nayeon noona atau tidak." 

"Jangan... Lebih baik untuk sekarang, kita biarkan dulu saja, hyun."

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Biarkan apa?" Suara Nayeon membuat Dahyun dan Sana terkejut dan menegang. Wajah datar Nayeon menambah aura seramnya.

"Ti-tidak eonnie, tidak apa." Ucap Sana menunduk tidak berani menatap eonni nya. Nayeon melesat kedepan Sana dan mencengkram leher Sana.

"Noona!" Pekik Dahyun melihat Nayeon mencekik leher Sana.

"Aku harap tidak ada yang kalian sembunyikan dariku." Ucap Nayeon lalu meninggalkn Sana dan Dahyun. Sana mengelus lehernya yang sedikit panas karena cengkraman Nayeon tadi.

"Gwenchana?" Tanya Dahyun khawatir pada noona-nya.

"Gwenchana... dan tolong kita rahasiakan dulu." Ucap Sana

---------

Nayeon sedang terduduk menatap keluar jendela kamarnya. Ia kembali menangis mengingat sang pemilik hatinya yang sudah meninggalkannya 130 tahun lamanya.

"Kapankah kamu akan kembali, chagi? Apakah ramalan itu benar atau bohong belaka? Aku masih disini setia menunggumu kembali." Ucap Nayeon sambil menoleh menatap lukisan besar yang terpajang dikamarnya.

Lukisan bergambar dirinya dan Jeongyeon dimasa lalu. Lukisan itu sudah mulai memudar. Namun rasa cinta Nayeon tidak memudar sedikit pun.

Flashback selesai
.
.
.
.
.
.
. Bersamboeng

Don't cry, Nay.

Kalau suka Vote & Comment ya ges ya.

Eternal Love || 2Yeon NaJeong || Jeongyeon Nayeon || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang