#9: The Beginning

283 44 2
                                    

Nayeon POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nayeon POV

"Jeong, kenapa kamu tersenyum terus?"

"Ah, tidak apa noona. Aku hanya senang." Saat ini kami dalam perjalanan pulang menuju rumah ku setelah dari Lotte World.

"Begitu... Tadi aku terkejut saat lampu mati dan lampu di istana menyala."

"Benarkah? Aku merasa lega kalau noona suka." Aku menengok kearahnya dan melihat dia tersenyum lebar. Matanya masih memandang lurus ke jalanan.

"Lega?" tanyaku bingung.

"Iya, aku khusus meminta pada pihak manajemennya, sebagai hadiah untuk noona." ucapnya yang membuatku semakin bingung dan senang saat bersamaan. Belum sempat aku mengeluarkan suara, dia memotongku.

"Nah, kita sudah sampai. Tunggu sebentar." Dia membuka seatbelt-nya turun memutari mobil dan membukakan pintu untukku. Dia mengantarku sampai depan teras rumahku.

"Gomawo, Jeongyeon untuk hari ini dan untuk hadiahmu." Aku tersenyum dan membungkuk padanya.

"Sama-sama noona. Ehm... selamat malam, noona." Mata kami berdua melekat satu sama lain seakan tidak mau beralih. Akhirnya aku putuskan pandangan kami dan berbalik ke arah pintu rumahku.

---------

Jeongyeon POV

'Ugh, ku rasa sekarang waktunya. Aku tidak bisa menahan lagi.'

"Jamkkanman!" Aku menahan pergelangan tangannya saat ia hendak berbalik dariku. Ia pun terkejut dan membalikan tubuhnya ke arahku. Aku menarik dalam nafasku untuk menetralkan jantungku yang rasanya berdetak sangat cepat.

"Wae, Jeong?" 

"Noona... Mian." Ku tarik dia dalam dekapanku dan mencium bibirnya. Bibirnya dingin namun sangat manis. Kugerakan bibirku untuk melumat bibirnya yang tiba-tiba menjadi candu bagiku. Ciuman ini pun berakhir saat ku rasakan nafasku mulai habis.

"Mi-mian, noona." Aku menoleh kesamping tidak berani menatapnya sekaligus menyembunyikan wajahku yang kurasa agak memanas.

"Je-jeong..."

"Noona, aku mencintaimu. Maukah noona menerimaku menjadi kekasih noona? Huft... hah..." tanyaku dengan satu tarikan nafas. Kudengar dia terkekeh.

"Ehm... aku mau. Aku juga telah jatuh hati padamu." ucapnya sambil menunduk. Sungguh tingkahnya sangat imut sekali. Sial, aku ingin menciumnya lagi.

"Gomawo, noona... Hmm... Boleh aku tidak memanggilmu noona lagi?" tanyaku padanya sambil memeluk pinggangnya.

"Tentu saja boleh. Lagi pula aku takut orang yang dengar akan berpikir aku tua, padahal aku terlalu imut bukan?" ucapnya yang membuatku sangat gemas. Baru kali ini aku melihat sisinya yang seperti ini. Segera ku condongkan diriku dan mencium kembali bibirnya. Kali ini dia membalas lebih intense pada lumatan-lumatan yang ku berikan.

Eternal Love || 2Yeon NaJeong || Jeongyeon Nayeon || ENDWhere stories live. Discover now