#15: Di Culik

213 38 3
                                    

Di Mansion Park

"Aku mau kau mendekati Tzuyu jika sulit mendekati Jeongyeon, Jihyo." Ucap Tuan Park tegas.

"Tapi appa ak-"

"TIDAK ADA TAPI-TAPIAN!! Aku mau semua berjalan dengan baik. Kau paham?!" Bentak Tuan Park pada Jihyo putri semata wayangnya.

Jujur di dalam hatinya, Jihyo tidak tega karena Jeongyeon sedang sakit dan perlakuan Jeongyeon sedari kecil padanya sangatlah baik.

Pada dasarnya, Jihyo bukanlah keturunan asli Park. Dia hanyalah seorang anak manusia biasa yang sekarat saat ditemukan oleh keluarga Park. Ia di rawat dan jadikan penerus oleh keluarga Park hingga akhirnya ia tahu bahwa dirinya dijadikan 'alat' untuk membalas dendam kepada keluarga Im.

---------

Jihyo POV

"Jadi apa yang harus ku lalukan sekarang appa?"

"Bunuh keluarga Yoo perlahan lalu sast lengah, hancurkan keluarga Im"

Aku sungguh terkejut. Ku kira selama ini hanya mencelakai saja sebagai pancingan keluarga Im, tapi sampai menghilangkan nyawa Yoo? Tidak-tidak ini tidak benar. Kenapa mereka harus jadi korban juga??

"Appa bagaimana mungkin aku membunuh Yoo?"

"Kau membantah? Berani kau menolakku? Cihh... Kalau saja aku tidak butuh kau pasti tidak akan ku selamatkan dirimu dulu." Aku tersentak, padahal aku sudah menganggap Tuan Park seperti ayah kandungku sendiri. Dulu Tuan Park benar-benar memperlakukanku dengan baik.

"Jadi kau harus membalas jasaku, Jihyo!! Jalankan kewajibanmu." Ia melesat dan mencekik leherku hingga tubuhku terangkat.

"Ba-baik ap-pa. Uhuk uhukk" Ia melepas cengkramannya.

"Lakukan dan pastikan!" Ia melesat pergi dan meninggalkanku.

---------

Jihyo termenung di kamarnya. Ia bertekat untuk berbalik membantu keluarga Yoo dan Im. Beruntung ia memiliki kekuatan melindungi alam pikirannya sehingga tidak ada yang bisa menembus pikirannya.

Itu adalah kekuatan khusus yang ia dapatkan secara tidak langsung saat dirinya diubah menjadi vampire oleh Tuan Park.

---------

Jihyo pergi ke rumah sakit untuk menemui Jeongyeon. Ia berharap Nayeon juga berada disana.

*Cklek

"Hai." Jihyo menyapa Jeongyeon dan Nayeon yang kebetulan benar-benar ada di sana.

"Hai Jih. Kemana saja kau??" Tanya Jeongyeon dengan ceria membuat Nayeon sedikit cemburu walaupun ia tetap memasang wajah senyumnya.

"Aku hanya sibuk, Jeong. Hmm... Aku ingin berbicara dengan kalian, apakah ada waktu?" Tanya Jihyo.

"Tentu ada, Jih. Aku masih akan tetap disini. Hahaha..." Jeongyeon tertawa.

"Jadi, sebelumnya aku minta maaf. Aku adalah anggota keluarga Klan Vampire Merah." Nayeon terkejut dan segera melindungi Jeongyeon di belakangnya.

"Tenang dulu, Nay. Awalnya aku memang ingin membalas dendam pada keluarga Im melalui Jeongyeon. Namjn aku sadar sudab bersama Jeongyeon, Momo, dan Tzuyu sedari kecil. Jujur aku jatuh cinta pada Jeongyeon namun masih ingat dengan tugasku."

Jeongyeon terkejut dengan pengakuan Jihyo tentang siapa dirinya dan tentang perasaanya padanya. Jihyo menghela napasnya pelan.

"Appa ingin aku membantu membalas. Awalnya aku menurut karena kau tahu... aku bukan anak kandungnya  ia menyelamatkanku saat aku sekarat waktu kecil. Tapi aku terkejut ketika ia ingin Yoo celaka bahkan mati." Jelas Jihyo.

Jeongyeon mengeratkan genggamannya pada Nayeon sebagai tanda agar Nayeon tidak melakukan apa-apa.

"Aku minta maaf pada kalian, aku bersedia membantu kalian. Tenang saja karena appa tidak bisa membaca pikiranku."

"Kami memaafkanmu, Jih. Dan kami terima bantuanmu. Anggap kami keluargamu, ne?" Ucap Jeongyeon. Jihyo terharu dan menangis. Jeongyeon menariknya dalam pelukan membuat Nayeon cemburu buta. Melihag itu Jeongyeon juga menarik Nayeon dalam pelukan mereka.

---------

"Nay, kau tahu kan Jeongyeon bisa diaelamatkan jika kau merubahnya menjadi kaum kita?"

Pertanyaan Jihyo seakan membuka kabut tebal yang memenuhi dan menutupi kepalanya seminggu terakhir ini.

"Astaga, aku benar-benar tidak kepikiran Jih. Gomawo." Nayeon menghampiri Jeongyeon yang sedang bermain di kasurnya.

"Chagi, kau maukan hidup bersamaku?" Jeongyeon terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu.

"Te-tentu sa-saja, chagi." Jawab Jeongyeon terbata.

"Apa kau mau berubah menjadi sama sepertiku? Mau ya?" Bujuk Nayeon. Jeongyeon berpikir sejenak.

"Apakah tidak apa? Aku... aku setuju saja, Nay." Jawab Jeongyeon yang membuat Nayeon tersenyum lega.

"Tidak apa. Dan aku akan menghubungi keluargaku untuk mempersiapkan dan melakukan upacaranya." Ucap Nayeon. Jeongyeon tersenyum senang ia berharap semua ini bisa berjalan lancar karena sungguh ia ingin bisa hidup bersama Nayeon.

---------

*Cklek

"Hai eonni, oppa, dan... Jihyo. " Sapa Sana datar saat melihat Jihyo ada disitu.

"Annyeong hyung, Nayeon noona... Jihyo noona!" Tzuyu berhambur memeluk Jihyo membuat Sana panas. Jihyo tersenyum simpul sengaja menggoda Sana.

"Astaga baby Tzutzu." Ujar Jihyo. Sana menarik Tzuyu yang memeluk Jihyo.

"Sudah hei ini rumah sakit." Omel Nayeon.

"Mian aku bercanda menggodamu Sana-ssi." Ucap Jihyo.

"Nayeon, Jeongyeon, Sana, Tzuyu, aku permisi dulu. Oh iya Nayeon aku tidak keberafan kau menceritakan yang tadi aku ceritakan padamu ke adik-adikmu. Supaya semuanya baik-baik saja." Ucap Jihyo.

"Ne, Jihyo. Hati-hati." Jihyo pun oamit dan meninggalkan tanda tanga besar untuk Sana.

Nayeon pun menjelaskan semuanya pada Sana.

"Benar kan?! Selama ini aku tidak bisa membaca pikirannya!!"

"Ya dia bilang dia mendapatkan itu saat diubah."

"Jadi Jihyo noona??? Waaaa!!" Tzuyu mengacak rambutnya seakan frustasi.

"Tidak usah lebay!!" Ucap Sana ketus. Tzuyu tahu Sana sedang cemburu.

"Astaga kau lebih tua tapi kau jauh lebih kekanakan dariku." Ejek Tzuyu sambil tertawa.

Malam harinya, Jeongyeon harus di tinggal sendirian karena Nayeon harus menghubungi keluarganya. Tzuyu mengantar Sana pergi karena sedang merajuk padanya. Dahyun sedang menemani Momo mengawasi Bar karena ditinggal oppanya beberapa hari dan muncul beberapa kendala juga.
 

Tiba-tiba datang Tuan Park bersama beberapa anak buahnya. Mereka menculik Jelngyeon. Jeongyeon terkejut saat tubunya terangkat. Sayang dia tidak bisa apa-apa karena tubuhnya  lemah tidak bertenaga dan sakit.

"Kau pikir aku tidak tahu kalau Jihyo membantumu? Hahaha... mungkin aku tidak bisa membaca pikirannya. Tapi aku bisa membaca gerak geriknya yang terlihat aneh belakangan ini. Apalagi setelah tahu aku menyuruhnya utnuk menghabisimu!!" Bentak Tuan Park pada Jeongyeong yang kondisinya lemah.

Tuan Park dan anak buahnya pun menculik Jeongyeon dan pergi dari sana.

.

.

.

.

.

.

. Bersamboeng

Kalau suka Vote & Comment ya ges ya

Eternal Love || 2Yeon NaJeong || Jeongyeon Nayeon || ENDWhere stories live. Discover now