#10: Penolakan

263 41 20
                                    

Akhir minggu ini, Jeongyeon dan adik-adiknya bersama paman dan bibi mereka datang ke kediaman keluarga Park untuk makan siang bersama.

Seperti biasa, pembicaraan dibuka dengan membicarakan bisnis mereka masing-masing dan juga niat untuk bekerja sama.

Saat sedang menikmati makanan penutup, ayah Jihyo membuka pembicaraan.

"Ekhem... Jeongyeon, jujur saja paman ingin membicarakan sesuatu padamu. Jeongyeon, apakah kau mau paman jodohkan dengan Jihyo? Meningat kalian sudah dekat cukup lama." tanya ayah Jihyo yang membuat Jeongyeon terkejut.

"Hmm... Maaf paman, aku tidak bisa menerimanya karena aku sudah memiliki calonku sendiri." Jeongyeon menunduk karena tidak enak dengan ayah Jihyo.

"Ah begitukah? Sayang sekali... Siapakah calon mu itu?" tanya ayah Jihyo dengan tenang, sesungguhnya ia sedikit kecewa.

"Dia putri sulung dari keluarga Im, paman. Namanya Im Nayeon." Mendengar nama Im, ayah Jihyo sedikit terkejut namun tersenyum.

"Wah, hebat juga dirimu bisa bersanding dengan putri sulung keluarga Im yang tertutup itu. Ya, paman tidak bisa memaksa juga." ucap ayah Jihyo.

"Benar ayah, lagi pula aku dan Jeongyeon sudah terlalu nyaman menjadi sahabat. Benarkan, Jeong?" Ucap Jihyo menyela pembicaraan ayahnya dengan Jeongyeon.

"Ne, benar. Sekali lagi maafkan aku paman, Jih." Jeongyeon meminta maaf.

"Tidak apa Jeong." Ucap Jihyo yang sebenarnya merasakan sedikit kecewa di hatinya.

---------

Di mansion Yoo, paman dan bibi Yoo bersaudara meminta untuk berbicara serius sebentar.

Tzuyu POV

"Tzu, bagaimana jika dirimu dijodohkan dengan Jihyo. Bukankah waktu kecil kau bilang ingin menikah dengan Jihyo saat sudah besar?" tanya bibi. Aku menghela kasar nafasku 

"Itu kan dulu, bi. Sekarang aku sudah besar dan aku sudah memiliki calonku sendiri." jawabku datar seadanya karena aku tidak suka dijodoh-jodohkan. Lagi pula hyung dan noona tahunya aku menyukai Sana noona.

"Siapa calonmu itu, Tzu?" tanya paman padaku.

"Adiknya Nayeon noona. namanya Im Sana."

"Mwo? Mereka adalah adik kakak, Tzu. Ini akan sulit." ucap paman.

"Paman agak sedikit kurang setuju. Kita juga butuh perjodohan ini karena butuh kerja sama untuk memperkuat bisnis kita." jelas paman yang membuatku jengah. Paman memang berjasa membantu perusahaan keluarga kami, namun jika sudah menyangkut kehidupan pribadiku, aku tidak terima.

"Sudah, paman. Biar aku yang berbicara dengan tuan Park. Lagi pula sebentar algi aku akan mengambil posisi direktur kembali." ucap Jeongyeon hyung.

"Ya, benar. Baiklah, paman bibi akan pulang. Sampai jumpa lagi, jaga kesehatan kalian. Annyeong." paman dan bibi pun akhirnya pergi.

---------

"Tzu, kau kenapa?" tanya Momo noona. Saat ini aku sedang duduk di balkon ruangan atas.

"Tidak apa, aku hanya sedang bingung noona. Aku ingin segera meresmikan hubunganku dengan Sana noona. Hanya aku ragu apakah dia mau, karena aku jauh lebih muda darinya." 

"Tentu saja dia mau, kau kan brondong. Pasti dia makin suka. Hahaha..." Momo noona mengejekku. Awas saja dia, kalau bukan noona kesayangan pasti sudah ku dorong dia.

"Cepatlah nyatakan perasaanmu, seperti hyungmu ini. Hahaha..." Jeongyeon hyung tiba-tiba menghampiri kami dan membanggakan dirinya.

"Ck... Ya ya... walaupun caramu kuno." 

Eternal Love || 2Yeon NaJeong || Jeongyeon Nayeon || ENDWhere stories live. Discover now