#14: Dilema Hati

238 37 7
                                    

Jeongyeon sedang di periksa oleh dokter di dalam membuat yang lainnya benar-benar cemas diluar. Dokter keluar ruangan membuat mereka semua terfokus pada dokter tersebut.

"Bagaimana Jeongyeon oppa, dok?" Tanya Momo yang sedari tadi menangis di pelukan Dahyun.

"Maaf, saya harus jujur bahwa sejauh ini belum ada efek apa-apa dari kemo yang dijalani Jeongyeon. Tubuhnya menolak dan saya harus katakan bahwa kondisi Tuan Jeongyeon terus menurun." Ucap dokter yang membuat Nayeon menangis. Dia sangat takut kehilangan Jeongyeon. Momo pun menangis di pelukan Dahyun. Sedangkan Tzuyu pun terduduk di bangku ruang tunggu dan terdiam. Ia menatap kosong kedepan.

"Saya permisi dulu. Kalian boleh masuk." Pamit dokter.

---------

Nayeon POV

Aku memasuki ruangan Jeongyeon. Aku memandanginya dengan sendu. Wajahnya begitu pucat, ia terlihat sangat sakit. Bahkan dalam tidurnya, dahinya mengkerut menahan kesakitan.

Aku mendekat dan duduk di samping tubuhnya yang tertidur lemah. Aku sungguh takut ia pergi meninggalkanku lagi. Rasanya kali ini aku tidak akan sanggup. Aku menangis sambil menggenggam tangannya.

"Chagi... bangunlah. Aku rindu, aku tidak mau kehilanganmu... lagi." Ucapku dalam tangisku. Dahyun dan Sana pun mendekat untuk menguatkanku.

"Noona, bisa jelaskan semuanya?" Tanya Tzuyu padaku.

"Aku yang akan ceritakan." Ucap Sana.

"130 tahun lalu, Jeongyeon adalah tunangan Nayeon eonni. Namun, ia mati karena di siksa dan di bunuh oleh Klan Vampire Merah. Kami berperang memusnahkan mereka dan suamiku pun mati dalam pertempuran itu. Awal pertemuan kami adalah saat Dahyun ditolong oleh Jeongyeon. Setelah itu Jeongyeon oppa bertemu Nayeon eonni karena sering datang ke kediaman kami. Sampai akhirnya Jeongyeon oppa dan Nayeon eonni akan menikah namun sayang Jeongyeon oppa diculik. Nayeon eonni menungguk seratus tahun lebih untuk Jeongyeon bereinkarnasi sesuai ramalan dan ternyata Jeongyeon oppa yang sekarang masih memiliki garis keturunannya." Jelas Sana mewakilkanku.

Kulihat Tzuyu termenung mencoba mencerna dan menerima kenyataan.

---------

Jeongyeon telah koma selama 1 minggu. Siang ini Nayeon sedan gmenemani Jeongyeon dan tiba-tiba Jeongyeon tersadar dari komanya. Nayeon langsung menghampiri dan memeluk Jeongyeon. Dapat terasa bahwa Jeongyeon sangat lemah.

Nayeon menggenggam tangan Jeongyeon dengan erat. Jeongyeon oun tersenyum. Ia memainakn cincin yang berada di jari Nayeon.

"Maafkan aku tidak bisa mengganti cincin itu dengan cincin pernikahan." Ucap Jeongyeon lemah. Nayeon menggeleng kepalanya.

"Tidak, Jeong. Kamu bisa, sayang." Ucap Nayeon disela isakan tangisnya.

"Kau tahu? Selama aku tidur, bayangan kehidupan masa laluku datang. Gambaran dari awal bertemu Dahyun, bertemu kamu, sampai rencana pernikahan kita yang andas karena aku pergi lebih dulu, sayang." Cerita Jeongyeon pada Nayeon yang semakin mengeratkan genggamannya.

Nayeon menangis haru, ia bahagia dan juga sedih karena melihat orang yang dicintainya sangat lemah dihadapapnya untuk ke dua kalinya.

---------

Hari ini di kampus, Sana memberanikan diri untuk menghampiri Tzuyu yang sedari tadi duduk termenung di kafetaria. Sana tersenyum miris ketika membaca pikiran Tzuyu walaupun samar. Tzuyu memikirkan kakaknya yang sakit dan juga kenyataan bahwa dirinya adalah vampire.

"Tzu..." Tzuyu mendongak menatap kosong pada Sana.

"No-noona..." Jawab Tzuyu pelan namun terdengar jelas oleh Sana.

Eternal Love || 2Yeon NaJeong || Jeongyeon Nayeon || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang