D U A P U L U H D E L A P A N

233 14 2
                                    

Happy Reading!!!

Typo bertebaran!!
___________________________________________________
____

"Pa, aku mau ngomong." Ucap Galih serius di meja makan ketika keluarga nya dan keluarga Lidya mengadakan pertemuan seperti biasa.

"Silahkan."

Sedikit ragu untuk mengucapkan nya namun Galih sudah tidak tahan dia ingin membatalkan pertunangan ini apapun resiko nya.

"Kamu mau ngomong apa sayang?" Tanya Wanda ketika menatap anak tirinya seolah ragu ingin mengucapkan sesuatu.

"Aku...." Galih menatap kedua mata Ayahnya. "Aku mau membatalkan pertunangan ini." Katanya dengan sungguh-sungguh.

Sedangkan Ginanjar malah tertawa, menganggap apa yang baru saja di sampaikan anak nya adalah sebuah lelucon. "Kamu ini yang benar saja." Ucap Ginanjar geleng-geleng kepala.

"Aku serius Pa. Aku ingin menyudahi semua ini."

Brak

Tiba-tiba Lidya berdiri lalu menggebrak meja makan "Ini pasti gara-gara perempuan itu kan?" Katanya dengan wajah yang sudah penuh dengan emosi.

"Lidya sayang kamu tenang dulu ya nak?" Bujuk Sonia mengusap lengan anak nya.

"Gak bisa Ma! Galih itu gak boleh mutusin pertunangan ini!" Ucap Lidya dengan kekeh "Jawab aku Galih, pasti karena cewek murahan itu kan?!"

"Ini bukan karena Alana, dan jangan sebut dia murahan karena dia bukan gadis yang seperti itu." Galih berujar santai.

"Kamu bohong! Pasti karena dia kan? Iya kan?!" Teriak Lidya emosi,

"Bukan karena dia!" Galih balas teriak karena kesal, "Ini semua gara-gara kelakuan lo! Lo ini kasar, asal kalian semua tahu dia, udah bikin Alana babak belur di sekolah, karena kelakuannya yang gak bermoral sama sekali! Seperti gak mencerminkan anak seorang pengusaha kaya."

"Jaga ucapan kamu! Aku kayak gini itu gara-gara kamu! Aku berusaha supaya dia gak rebut kamu dari aku! Kamu itu punya ku! KAMU MILIK AKU!"

"Gak bisa," Galih menghela nafas panjang. "Aku gak bisa lanjutin ini semua, Aku.... Aku muak sama kelakuannya, sudah berkali-kali aku ingetin dia supaya gak ganggu Alana tapi dia tetap saja." Ujarnya dengan lugas.

"Satu lagi, sudah gue bilang kalo gue gak cinta sama lo, sama sekali enggak."

Wajah Lidya sudah memerah karena emosi, tangan nya terkepal. "POKOKNYA KITA HARUS TETAP LANJUTIN PERTUNANGAN INI ATAU AKU BAKAL BIKIN HIDUP CEWEK SIALAN ITU MENDERITA!!"

"Silahkan! Lakukan apa yang lo mau, gue gak perduli, intinya gue memutuskan pertunangan ini, mulai saat ini kita udah gak punya hubungan apa-apa lagi." Ujar Galih lalu dia melepaskan cincin yang sedari tadi dia pakai, melepaskan kemudian meletakkannya di meja, sebenarnya ini adalah kali pertama dia sudi memakai cincin pertunangan itu, sekarang Galih tidak perduli apapun resikonya dia akan tetap menyudahi semua ini.

"Galih! Apa-apaan kamu ini?! Mau buat keluarga kita malu? Mau buat nama baik keluarga ini tercemar gara-gara kamu belain gadis dari seorang koruptor itu hah?!" Ginanjar yang sedari tadi diam kini angkat bicara.

"Papa gak usah ikut campur! Ini urusan ku."

"Ini semua menyangkut nama baik keluarga."

Galih berdecih sinis, "Demi nama baik keluarga atau demi kepentingan saham di perusahaan Papa?"

"GALIH!"

"APA?!" Rahang Galih mengeras berusaha menahan emosi nya agar tidak meledak, namun sepertinya dia sudah tidak tahan lagi. "Kenapa selalu aku Pa? Kenapa selalu aku yang harus berkorban buat keluarga ini, anak Papa itu bukan cuma aku! Ada Kak Sele, dan Angga, anak Papa dari perempuan itu. Tapi kenapa harus selalu aku? Dari kecil aku selalu nurut buat ikutin semua yang Papa mau, berhenti main basket? Oke, Sekolah di sekolah yang bahkan aku gak mau aku turutin, lalu sekarang? Aku juga harus berkorban buat perasaan ku? Ini gak adil buat ku, aku juga pengen kayak Angga yang bebas lakuin apa yang dia mau, aku juga mau kayak Kak Sele yang bebas mau sekolah dimana aja. Aku juga mau kayak mereka Pa, aku juga pengen hidup atas pilihan ku sendiri." Nafas Galih memburu, namun dia cukup lega telah mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini selalu dia tahan.

Lalu tanpa menunggu balasan dari sang Ayah Galih buru-buru pergi meninggalkan meja makan, lebih baik dia menemani ibu nya dirumah sakit daripada berlama-lama disini.

*******

"Anak itu benar-benar, bikin malu keluarga aja, sekarang mau di taro dimana muka ku di depan keluarga Lidya setelah ini." Ucap Ginanjar prustasi.

"Aku sudah bilang sama kamu berkali-kali untuk gak mencampuri urusan percintaan Galih, tapi kamu tetap ngeyel mau jodohin mereka, nyuruh tunangan segala lagi."

"Diam kamu Wanda! Harusnya disaat seperti ini kamu mendukung ku bukan malah menyudutkan!" Sentak Ginanjar.

Wanda menghela nafas nya kasar, bingung bagaimana cara menghadapi suaminya yang sangat terobsesi menjodohkan anak tirinya dengan perempuan yang jelas sangat tidak pantas untuk Galih.

Awalnya dia memang biasa saja dengan masalah ini, namun setelah melihat dan mendengar kelakuan Lidya dari mulut Galih, membuat Wanda kehilangan kepercayaan kepada gadis itu, darimana saja ia baru menyadari bahwa Lidya adalah anak yang arogan, angkuh, sombong dan sok berkuasa, kalo tahu dari dulu sudah dia jauhkan anak tirinya itu dengan perempuan ular seperti Lidya.

"Harusnya kamu disini Mbak," Gumam Wanda pelan sambil memijat pelipis nya yang tiba-tiba saja menjadi pening.

*******
TBC

Gimana? Cepet gak updatenya? Lagi lancar nih ide nya, jadi do'ain aja siapa tau aku bakal update lagi dalam waktu dekat, oh iya kalian jangan heran ya kalo aku nulis setiap part nya sedikit karena aku gak mau kalian bosen aja bacanya.

Dan kayaknya sebentar lagi kita bakal di penghujung akhir cerita Alana nih, tungguin yaa

See you🖤

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALANA(On going)Where stories live. Discover now