D U A P U L U H L I M A

441 32 6
                                    

Happy Reading!!

Typo bertebaran!!
___________________________________________________
_____

Pertemuan makan malam kali ini diadakan dirumah Lidya, dan sekarang yang datang bukan ibu nya melainkan inu tirinya. Ah sebenarnya Galih tidak sudi memanggil wanita perusak itu dengan sebutan Ibu sekalipun.

"Keadaan Mbak Anita gimana sekarang? terakhir kami menjenguk keadaan beliau cukup parah." Yang berbicara tadi adalah Sonia ibu dari Lidya.

"Udah mulai membaik Mbak."

"Syukurlah kalo begitu, kita tunggu kabar baik nya ya, semoga Mbak Anita cepat sembuh." Sonia tersenyum. Lalu objek bicara Sonia berganti, kini targetnya adalah Galih.

"Omong-omong sebentar lagi kan kalian lulus SMA kamu mau lanjut kuliah dimana Gal? Harus bareng sama Lidya lho ya."

"Belum tau Tan." Jawab Galih seadanya kemudian kembali fokus kepada makanannya.

Setelah itu tidak ada omongan lagi, karena semuanya fokus kepada makanan nya yang ada di hadapan mereka.

*******

Setelah makan malam semuanya berlanjut dengan mengobrol santai di ruang keluarga, tapi Galih memilih mengasingkan diri dengan pergi ke dalam kamarnya.

Setelah sampai dikamar Galih membuka balkon dan duduk di salah satu kursi yang ada disana, sebelah tangannya merogoh kantong saku celananya mengeluarkan kotak rokok dan mengambil satu batang tembakau itu kemudian menyulut nya dengan api lalu menghisapnya. Dalam tarikan pertama Galih melakuan dengan mata yang terpejam, asap putih pun keluar dari mulut nya yang ia amati dengan tatapan yang kosong.

"Galih?" Seseorang memanggil nya dari dalam dan Galih sudah tau dia siapa.

"Siapa yang bolehin lo masuk kesini?"

"Gak ada, aku yang masuk kesini sendiri."

"Pergi."

"Gak mau." Setelah itu Lidya ikut duduk di sebelahnya, omong-omong mereka duduk bersebelahan dan hanya terhalang dengan sebuah meja. "Kenapa kamu masih ngerokok?" Tanya nya begitu duduk di kursi.

"Kenapa?"

"Rokok itu gak baik buat kesehatan Gal, udah berapa kali aku bilang kalo jangan ngerokok." Galih diam saja dia lebih memilih menghisap rokoknya dalam-dalam.

Kesal di abaikan, tangan Lidya mengambil rokok yang sedang di apit oleh kedua bibirnya lalu menginjak puntung rokok itu sampai mati.

"LIDYA!" Suara Galih terdengar sangat kencang.

"APA? kenapa kamu gak pernah mau dengerin aku? kenapa kamu gak pernah sekali aja nurut apa kata aku sih? aku itu baik! peduli sama kamu! kenapa kamu selalu jahat sama aku sih Gal? apa salah ku? kamu gak ingat dulu kita sahabat?"

Galih mengeram, matanya menatap nyalang ke arah Lidya. "Itu dulu. Bukan sekarang. Jadi jangan bertingkah seolah lo adalah orang terdekat gue lagi. Mending lo pergi dari sini sebelum gue seret."

"Kamu berani seret aku?" Lidya mengangkat dagu nya angkuh. "Di bawah sana ada orang tua ku, apa kata mereka kalo kamu berlaku kasar sama aku?" Katanya dengan senyum yang sangat Galih benci.

Dia pikir dia siapa hingga berani menantang nya seperti ini? cih, apakah Lidya pikir dia akan takut? tentu saja tidak. Oleh karena itu Galih benar-benar menyeret Lidya. Peduli setan jika setelah ini dia di pukuli oleh Ayah nya.

"Keluar lo dari sini."

"Galih lepasin sakit!!!" Lidya merintih kesakitan karena Galih benar-benar menyeretnya dengan kasar.

ALANA(On going)Kde žijí příběhy. Začni objevovat