D U A P U L U H T U J U H

219 13 2
                                    

Happy Reading!!

Typo bertebaran!!
__________________________________________________
____

"Ikut gue." Pagi-pagi Lidya sudah mampir ke kelas Alana, menyeret gadis itu untuk ikut dengan nya.

"Lidya lepasin!" Kata Alana sedikit terserok-serok mengikuti langkah Lidya yang berjalan begitu cepat di depannya sambil menarik tangan nya dengan kasar.

Sebenarnya apa salah nya? Kenapa Lidya terlihat sangat murka kepadanya?

"Masuk!" Titah Lidya mendorong tubuh Alana untuk masuk kedalam sebuah kamar mandi yang sudah tidak terpakai di belakang sekolah.

"Lidya maksud lo apaan sih?!"

"Lo yang apa?! Gue udah berkali-kali bilang kalo jangan dekat sama Galih, dia itu punya gue! Milik gue!"

"Dia punya gue Lidya, dari awal pun dia punya gue." Sahut Alana menantang.

"Brengsek."

Plak

Lidya menampar wajah Alana hingga gadis itu sedikit terhuyung akibat tamparan Lidya yang sangat kencang dan sakit. Tidak tinggal diam Alana pun membalas tamparan Lidya kepadanya.

Plak

"Sialan berani lo nampar gue bajingan!" Katanya, Lidya menarik kasar kerah baju seragam Alana.

"Lepasin." Ucap Alana sembari berusaha melepaskan cengkraman Lidya di kerah baju nya.

Dengan senyum licik Lidya menghempaskan tubuh Alana dengan kencang sehingga tubuh gadis itu membentur tembok sempit kamar mandi itu.

Seperti belum puas Lidya menjambak rambut Alana, memaksa gadis itu untuk mendongak kearah nya, menatap matanya.

"Dengar, ini belum seberapa kalo sampai gue lihat lo masih aja ganjen sama Galih, gue gak akan segan berbuat lebih dari ini. " Ancam nya kemudian menghempaskan kepala Alana kesamping hingga membentur ujung pintu kamar mandi.

******

"Gal— Cewek lo—"

"Kenapa? Apa yang terjadi sama dia?" Tanya Galih tidak sabaran.

"Cewek lo diseret sama Lidya ke arah belakang sekolah, tepatnya ke kamar mandi yang udah gak kepakai itu."

"Sial." Umpat Galih kemudian lelaki itu bergegas pergi menghampiri Alana dengan gurat yang sangat risau.

Masalah nya Lidya itu gila, dia bisa melakukan hal yang sangat diluar batas jika semua nya tidak berjalan sesuai kemauannya.

"LIDYA!!" Galih menarik tangan gadis itu dengan panik, kemudian melirik Alana yang sudah sangat berantakan, dahi gadis itu berdarah, ada bekas tamparan di pipinya kemudian rambutnya berantakan seperti habis di jambak, lalu ada bekas cakaran di lengan gadis itu. sial Galih kecolongan. Lidya benar-benar gila, gadis itu sudah tidak waras.

"Apa-apaan ini?!" Galih menghempaskan tangan Lidya menatap gadis itu dengan sorot amarah.
"Lo pukul dia Lidya?!"

"Iya! Dia berusaha ambil kamu dari aku Galih! Dia mau rebut aku dari aku!" Teriak Lidya sambil menunjuk Alana.

"Kenapa lo diam aja?! Bantuin Alana!" Teriak Galih kesal karena sedari tadi Vino hanya diam melihat pertengkaran nya dengan Lidya.

"Eh? Oh iya anjir gue lupa! Ayo neng bangun." Kata Vino sambil membantu Alana yang sudah sangat lemas.

"LO SUDAH GILA LIDYA?!"

"IYA! IYA AKU GILA KARENA KAMU!"

"Berani lo pukul dia?!"

"Aku bisa bunuh dia sekarang juga kalo aku mau!" Balas Lidya sengit.

"Aku bakal hancurin siapa aja yang berani gangguin hubungan pertunangan kita Galih! Aku bakal lakuin semuanya supaya kita bisa tetap nikah lulus kuliah nanti!"

"Sudah berkali-kali gue bilang gue gak akan pernah mau nikah sama lo! Pertunangan ini terjadi karena keluarga lo!" Teriak Galih kesal.

"Gue gak pernah cinta sama lo Lidya, dan tidak akan pernah."

"AKU GAK PEDULI! KITA HARUS TETAP MENIKAH LULUS KULIAH NANTI APAPUN ALASANNYA!"

"Gue bilang gue gak mau."

"GALIH! JANGAN KAMU SENTUH DIA ATAU—"

"Atau apa? Atau apa Lidya?" Galih menyela ucapan gadis gila itu.

"Atau aku bakal lebih lakuin yang lebih gila dari ini."

"Gak waras!"

"Dengan begini gue beneran yakin, gue akan memutuskan pertunangan sialan ini dengan segera."

"Kelakuan lo ini yang bikin gue muak sama lo, gue udah bilang jangan ganggu Alana, tapi lo malah langgar ucapan gue."

"Ingat Lidya, gue gak pernah bisa mencintai lo, sampai lo nangis darah pun gue gak akan pernah cinta sama lo." Pungkas Galih kemudian meninggalkan Lidya kemudian membawa Alana pergi dari tempat itu.

"SIALAN! BRENGSEK! ARGHHHHHHHH"

Teriak Lidya kesal.

*****

"Lo tadi lawan dia kan? Lo gak diam aja kan di pukulin sama mak Lampir itu?

Alana mengangguk sesekali meringis saat Bunga menekan luka nya. "Gue ngelawan kok, sempet bales nampar dia tapi gue gak kuat bales lagi tenaga dia jauh lebih besar dari gue, gue gak kuat."

"Bagus deh setidaknya ada perlawanan dari lo, Sumpah gue gak nyangka dia senekat itu padahal masih di sekolah gak takut di D.O apa ya?"

Alana terkekeh pelan "Lo lupa kalo Ayah nya Lidya itu punya power disini?"

Seketika mengingat fakta itu membuat Bunga menghela nafas kasar. "Pokoknya setelah ini Lo gak boleh jauh-jauh dari gue ya, gue gak mau kejadian ini keulang kedua kali nya." Ucap Bunga setelah selesai menempelkan plester di dahi Alana yang luka.

Tak lama kemudian pintu UKS di ketuk pelan oleh seseorang, dan ternyata Galih, lelaki itu membawa sebuah kantong plastik berisi makanan dan minuman untuk Alana pastinya.

"Oke, karena Galih udah dateng gue pamit ke kelas ya, Oh iya Lo sebaiknya pulang aja deh istirahat."

"Iya-iya," Sahut Alana ogah-ogahan.

"Sip, Jagain temen gue ya!" Bunga menepuk pelan bahu Galih sebelum menghilang di balik pintu UKS.

******

"Gimana? Masih ada yang sakit gak?" Tanya Galih dengan sorot yang sangat khawatir.

Alana menggeleng "Aku gapapa,"

Galih berdecak pelan, "Apanya yang bisa di sebut gapapa? Tubuhmu luka Alana, coba aja kalo tadi aku gak cepat dateng. Gak bisa bayangin apa yang udah cewek gila itu lakuin sama kamu."

Mengingat Lidya membuat Alana tiba-tiba termenung teringat ucapan gadis itu, tunangan? Menikah setelah lulus kuliah? Apa maksudnya? Galih dan Lidya—

"Mikirin apa sih?" Tanya Galih membuat Alana tersadar.

"Aku..." Alana terlihat ragu untuk bertanya "Kamu sama Lidya sebenarnya ada hubungan apa?" Tanya Alana akhirnya.

Melihat raut wajah Galih yang sedikit terkejut membuat Alana semakin yakin bahwa perkataan Lidya tadi mungkin benar.

"Gausah bahas itu, sekarang kamu makan dulu ini." Galih menyuapi nya roti dan tidak menjawab pertanyaan Alana barusan lelaki dihadapan nya ini malah mengalihkan pembicaraan mereka.

Sebenarnya apa yang selama ini Galih sembunyikan dari nya?

*******

Haloo

Yaampun lama banget aku gak update ya? Maaf ya buat kalian yang nungguin, btw Selamat hari idul adha bagi yang merayakan ya!!

Gimana sama part ini? Makin emosi gak sama Lidya? Oh iya kayaknya berberapa part lagi bakal tamat jadi tungguin aja ya kelanjutan drama ini, dan sekali lagi maafkan aku yang selalu ngaret kalo update.

See you🖤

ALANA(On going)Where stories live. Discover now