D U A

963 70 9
                                    

Happy Reading!!
____________________________________________________
____

"Selamat pagi anak-anak! Ibu mohon perhatian nya sebentar!"

Kemudian kelas yang tadinya ramai pun menjadi hening,

"Silahkan masuk Bunga," Gadis yang di panggil Bunga pun memasuki kelas dengan kepala yang menunduk,

"Perkenalkan diri kamu,"

"Saya Bunga, siswi pindahan. Saya harap kita bisa berteman dengan baik." Kata gadis itu tersenyum canggung.

"Ada yang mau di tanyakan?" Kemudian salah satu siswa mengacungkan tangannya.

"Silahkan,"

"Neng Bunga udah pacar belum?" Kata siswa tersebut dengan wajah sok menggoda.

"Sialan si Ucup, udah mulai aja dia" Ujar Baron sambil tertawa,

"Bunga minta nomer wasap nya dong!"

"Bunga cantik banget sih, mau gak jadi pacar Abang?"

Kelas pun menjadi rusuh karena pertanyaan tidak berfaedah dari kaum Adam.

"SUDAH DIAM SEMUA!!" Teriak Bu Tini membuat seluruh murid kicep termasuk Bunga yang berada di samping guru tersebut.

"Kalo gitu Bunga duduk sama Alana ya" kata Bu Tini, Raut wajah dan muka nya kembali lembut ketika berbicara dengan Bunga, lalu gadis itu pun mengangguk kemudian menuju bangku yang di tempati Alana.

"Alana mohon bantuannya ya," Alana pun mengangguk dan menyambut Bunga dengan ramah.

"Hapalkan bab kemarin yang kita pelajari lima belas menit, setelah itu kita ulangan."

"Hai, gue Alana." Sapa Alana memperkenalkan diri.

"Gue Bunga, semoga kita bisa berteman baik ya setelah ini." Balas Bunga sambil tersenyum, lalu Alana pun ikut tersenyum kemudian mereka fokus kembali.

*****

"Bunga mau ke kantin ga?" Tanya teman sekelas Alana menghampiri Bunga, dia hanya mengajak Bunga dan tidak mempedulikan Alana di sebelahnya.

"Boleh, Alana juga di ajak kan?" Temannya sekelas Alana diam. Mereka tidak menjawab pertanyaan Bunga.

"Kok diem?"

"Eh, kalo lo mau ke kantin sama mereka gapapa kok," Ujar Alana.

"Oke, kalo gitu gue ke kantin sama mereka ya." Pamit Bunga kemudian mereka pun pergi menuju kantin meninggalkan nya

Alana memilih untuk menaruh kepalanya di atas meja dengan tumpuan menggunakan kedua tangannya. Namun saat ingin memejamkan matanya seseorang memanggil namanya.

"Lana, Galih berantem. Dia gak mau di obatin." Kata Harsa sahabat Galih. Mendengar itu Alana mengerti lalu mengikuti Harsa menuju UKS.

Sesampainya di UKS ada Galih yang sedang kesusahan mengobati wajah nya yang memar.

Alana pun berdiri dihadapan Galih membuat lelaki itu mendongak melirik Alana. Mereka hanya berdua karena Harsa menghilang entah kemana saat sudah mengantar nya kemari.

"Lo ngapain disini?" Tanya Galih terdengar ketus.

Alana tidak menjawab dia lebih memilih mengambil kapas dari tangan Galih kemudian menuangkan obat lalu mulai mengobati luka memar Galih.

"Kenapa gak mau diobatin?" Tanya Alana sambil terus mengobati Galih sesekali dia meringis karena luka Galih cukup parah.

"Gue bisa sendiri."

"Tapi tadi kamu kesusahan." Galih diam dia memilih tidak menjawab ucapan Alana.

"Awh... Pelan dikit kek!" Ringis Galih refleks memegang tangan Alana yg sedang mengobati luka nya.

"Baru di obatin sakit, tadi pas berantem enggak tuh." Ujar Alana cuek. Kemudian Alana pun selesai mengobati Galih.

"Kamu berantem sama siapa?"

"Gausah banyak tanya mending Lo keluar sekarang."

"Aku tanya karena aku peduli sama kamu gal. Aku gamau liat kamu berantem dan jadi urakan gini. Kita ini udah mau lulus sebentar lagi ujian. Bisa gak kurangin berantem nya?" Alana mulai mengeluarkan unek-uneknya.

"Tau apa Lo tentang gue?" Alana diam. Di tanya seperti ini membuat Alana merasa seperti tidak di butuhkan kehadirannya.

"Ini hidup gue. Gue gak suka di atur, mending Lo pergi gausah ikut campur urusan gue." Katanya dingin mata cowok itu pun enggan menatap kearahnya.

Alana mundur. Dia cukup paham dari gaya bahasa tubuh Galih yang tidak menginginkan dirinya berada di hadapannya sekarang.

"Aku minta maaf Gal, aku gak bermaksud ngatur kamu. Mungkin bener aku aku cuma orang asing yang gak tau apa-apa tentang kamu. Aku pergi." Alana pergi sambil memendam kekecewaan nya di dalam hati.

Kini Galih sendirian di UKS, lalu tak lama Lidya datang membawa makanan untuk nya.

*****

"Hei, sendirian aja? Gak kekantin Al?" Alana tersentak ketika ada seseorang yang berdiri dihadapannya sambil membawa dua kaleng minuman soda lalu menyodorkan salah satu ke tangannya yang di terima Dengan senang hati oleh Alana.

"Iya nih, males ke kantin rame." Alana terkekeh garing pandangan nya terlihat kosong.

"Kalo ada masalah cerita sama gue Al, jangan di pendam sendiri nanti jadi penyakit."

Alana melirik Angga yang ikutan duduk di sebelah nya. Saat ini mereka tengah berada di taman belakang sekolah yang sedang sepi. Biasanya taman ini dipakai untuk para siswa membolos memilih duduk di bawah pohon mangga yang adem.

"Emang ketara banget ya?" Angga mengangguk. "Pasti Galih lagi ya?" Tepat sasaran. Angga menebak dengan benar apa yang sedang berkeliaran di pikiran nya.

"Kenapa lagi? Berantem?" Alana tidak menjawab. Dia membuka kaleng soda nya lalu meneguk nya.

"Gue bingung." Alana memulai sesi curhat nya. "Bingung kenapa?" Tanya Angga

"Kenapa Galih berubah? Dulu dia baik banget sama gue, dia gak kasar kaya sekarang. Dia selalu perhatian sama gue dia selalu lembut kalo ngomong sama gue gak pernah bentak gue. Tapi sekarang dia berubah dia jadi ketus dan dingin. Dia juga sering kepergok jalan berdua sama Lidya. Dia menjauh. Gue bingung. Salah gue dimana?" Ujar Alana sambil menunduk.

"Lo gak salah Al."

"Tapi kenapa Galih menjauh?" Mata Alana berkaca kaca, air matanya akan segera turun sebentar lagi. Dia kecewa dengan Galih. Dia ingin berhenti namun rasanya sangat sulit. Karena Alana sudah terlanjur sangat mencintai Galih.

Angga mengerti. Dia sangat mengerti apa yang Alana rasakan. Sebagai sahabat Angga hanya bisa memberi semangat dan dukungan agar Alana tidak sedih.

"Galih kan emang labil, nanti juga baik lagi. Udah jangan nangis air mata Lo ga pantes nangisin cowok kaya dia." Ujar Angga sembari mengusap punggung Alana.

Alana tersenyum kepada Angga sambil mengusap air matanya. "Makasih ya udah mau jadi sahabat gue sampai sekarang." Angga tersenyum getir mendengar ucapan Alana. Hanya sebatas sahabat ya? Walaupun begitu Angga tidak apa-apa dia memilih memendam perasaan nya terhadap Alana sampai sekarang.

Dari kejauhan Galih melihat interaksi keduanya, rahang nya mengeras tangan nya juga mengepal. Galih cemburu melihat kedekatan Alana dan Angga.

*****

TBC

Gimana menurut kalian? masih sama aja atau beda?

Aku berusaha supaya dapet feel nya, semoga aja dapet ya.

jangan lupa vote nya sayangku😘

See u

ALANA(On going)Where stories live. Discover now