D U A B E L A S

560 50 3
                                    

Happy Reading!!

Typo bertebaran!!
___________________________________________________
____

Setelah insiden kejadian toilet Minggu lalu.  Galih benar-benar tidak menghampiri nya sama sekali. Biasanya lelaki itu akan menghampiri nya untuk sekedar memberikan susu kotak rasa stroberi, atau menunggu gadis itu bekerja hingga malam.

Namun akhir-akhir ini Galih lebih sering terlihat bersama Lidya. Entah berangkat sekolah, pulang sekolah hingga di kantin sekalipun keduanya terlihat sangat menempel seperti sepasang kekasih.

Seperti saat ini Galih dan Lidya duduk berdampingan di kursi kantin yang letaknya tidak jauh dari tempat Alana duduk. Keduanya juga tampak tertawa bersama entah membicarakan apa.

Ah rasanya Alana ingin sekali menghampiri Lidya dan bilang bahwa dia ini adalah pacarnya Galih. Benar kan? Alana berhak untuk itu. Seharusnya.

Tapi.... Mengingat kejadian Minggu lalu Galih pasti akan membela Lidya lagi.

"Sendiri aja nih?"

"Angga?" lelaki itu tersenyum. Alana akui senyum Angga sangat menawan. Membuat siapapun yang melihatnya akan terpana.

"Hai, gue boleh duduk disini kan? Kursi lain udah penuh nih." Kemudian Alana mengedarkan pandangannya. Ah ternyata kantin sangat penuh dan ramai. Alana tidak menyadarinya.

"Duduk aja." Akhirnya Angga duduk di hadapannya sambil melahap sepiring siomay.

"Lo gak makan?" Tanya lelaki itu basa basi.

"Gak laper." Dalam hati Alana menyerukan nama Bunga untuk segera kembali kesini. Rasanya canggung sekali berdua dengan Angga.

******

Dari kejauhan terlihat sekali raut wajah Galih yang tidak bersahabat. Mata tajamnya mengarah ke meja yang di tempati Alana. Galih tidak suka Alana akrab dengan bajingan itu. Apalagi sampai mengobrol.

"Galih, cobain deh ini enak banget." Lidya mengarahkan potongan kue itu ke mulut Galih. Namun karena suasana hati lelaki itu sedang tidak bagus dia menepis kue itu hingga terjatuh ke lantai kantin.

Oh tentu saja adegan itu berhasil mengundang tatapan orang seisi kantin.
Teman-teman Galih pun hanya bisa menghela nafasnya, sudah biasa melihat perubahan mood lelaki itu.

Galih yang tidak peduli dengan wajah merah Lidya yang seperti nya malu itu pun pergi meninggalkan kantin.

"GALIH!" Lidya berteriak namun tidak di hiraukan sama sekali.

Lidya menghentakkan kakinya kesal. Kemudian ikut pergi keluar dari kantin.

*****

Galih Radyana
|ke atap skrng.

Alana membuka layar ponselnya yang menunjukkan satu pesan berasal dari Galih.

"Eum... Angga gue mau ke toilet dulu, lo disini sendiri gapapa?"

"Ah iya gapapa."

Setelah itu punggung Alana perlahan menghilang di balik pintu kantin.

*****

"Galih?" Panggil Alana pelan.

Matanya melihat punggung tegap Galih yang sedang berdiri menghadap pembatas atap sekolah. Dua jari tangan kanan nya mengapit sebatang rokok.

"Buang rokoknya." Perintah Alana dengan suara datar. Dia tidak pernah suka melihat Galih nya merokok.

Galih melirik sekilas, lalu dia menjatuhkan rokoknya kemudian menginjak putung rokok itu dengan sepatunya.

"Kenapa nyuruh aku kesini?"

"Tadi ngomong apa sama dia?" Tanya Galih. Sebenarnya Alana tau siapa 'dia' yang di maksud oleh Galih. Tapi dia ingin menjahili lelaki itu.

"Siapa?"

"Ck, gausah pura-pura gatau deh." Galih jadi sebal sendiri.

"Ya aku kan gatau Gal, OH MAKSUD KAMU ANGGA YA?" Tiba-tiba saja Alana berteriak

"Berisik!"

"Jangan bilang kamu cemburu Gal,"

Galih mendengus. "Gila lo ya, gak mungkin gue cemburu." Dia menyangkal rupanya.

"Serius?" Alana menahan senyumnya.

"S—serius."

Alana mengangguk. "Oke kalo gitu aku mau balik lagi ke kantin. Mau ngobrol sama ANGGA." Alana sengaja menekankan kalimat nya saat menyebut nama Angga.

Tapi belum saja Alana melangkahkan kaki nya, tiba-tiba tubuh nya ditarik menubruk dada bidang Galih. Sial! ini namanya senjata makan tuan!

Saat Alana ingin melepaskan diri, Lagi-lagi Galih berulah lengan lelaki itu sudah melingkar di pinggang nya. Lalu menarik tubuh Alana mendekat hingga jarak diantara keduanya kian menipis.

"G—Gal.."

"Hm.." Galih menjawab dengan deep voice nya.

Sedikit saja Alana bergerak bibir nya sudah di pastikan akan menempel diatas bibir Galih.

"Gugup hm?" Lagi-lagi Galih mengeluarkan deep voice nya.

"Lepas Gal, nanti kalo ada yang liat gimana?"

"Gak bakal."

EH INI ALANA KUDU GIMANA?!

"G—Gal..."

"Ken—"

"ASTAGFIRULLAH GALIH!"

Sialan. itu adalah suara Vino. berani sekali anak itu mengganggu momen nya bersama Alana.

Setelah itu Alana melepaskan pelukannya dengan wajah yang merah merona. MALU BANGET YA TUHAN!

"Anak orang itu bang."

"bacot."

Bukanya marah Vino malah tertawa terbahak bahak kemudian pergi menghilang di balik pintu. Ternyata sedari tadi curut satu itu sedang tidur di pojokan.

"Tuhkan! aku bilang apa!"

Galih hanya nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

*****

Astagfirullah.

Selamat hari raya idul Fitri 🖤🙏🏻

jangan lupa VOTMENT

see you!

ALANA(On going)Where stories live. Discover now