T I G A

673 47 3
                                    

Happy Reading!!

Typo bertebaran!!
__________________________________________________
___

Alana tersentak ketika seseorang mencengkeram erat lengannya lalu menariknya dengar kasar.

"Kamu apa-apaan sih gal?" Tanya Alana sambil berusaha melepaskan tangan Galih yang mencengkram lengannya.

"Diam!" Sentak Galih kemudian dia membawa Alana menuju mobilnya.

"Masuk." Titah Galih.

"Kenapa sih gal? Tumben banget ngajak pulang bareng?" Tanya Alana heran. Pasalnya memang Galih tak pernah mengajaknya pulang bareng. Jika Alana meminta pasti Galih akan menolak dengan alasan macam-macam.

"Siapa yang mau ngajak Lo pulang?" Dahi Alana mengkerut. Lah kalo gak di ajak pulang Alana mau dibawa kemana ini?

"Kita mau kemana?"

"Gausah banyak tanya." Kata Galih ketus dan masih terus menjalankan mobilnya.

******

Ternyata Galih membawanya ke apartemen cowok itu, "Kenapa kamu bawa aku kesini?" Tanya Alana bingung.

Galih tidak menjawab, dia membuka pintu dan memberi isyarat kepada Alana untuk keluar dari mobilnya.

Cowok itu menekan password agar pintu apartemen nya terbuka, untuk ukuran anak remaja seperti Galih apartemen ini bisa di bilang sangat besar dan elite. Wajar saja karena orang tua Galih termasuk golongan orang kaya.

"Sakit." Ucap Galih tiba-tiba, membuat Alana menoleh lalu memeriksa keadaan tubuh Galih. Panas. Itulah yang dirasakan Alana.

"Badan kamu panas gal. Ini demam. Kamu kenapa bisa sampai begini?" Tanya Alana lembut.

"Kemarin gue nganter Lidya. Kehujanan."
Jawaban yang cukup membuat hati Alana sakit. Ternyata lelaki ini rela hujan-hujanan demi menjemput Lidya.

"Kamu kekamar gih, nanti aku ambilin obat."Kata Alana sembari tersenyum getir. Galih menurut lelaki itu berjalan gontai menuju kamarnya.

Sedangkan Alana melipir kearah dapur, membuatkan makanan lalu menyiapkan obat untuk Galih.

*****

Dengan pelan Alana membuka pintu kamar Galih, kemudian menaruh nampan berisi makanan dan obat nya di atas meja dekat tempat tidur Galih.

"Gal, bangun makan dulu."

Galih bangun dari tidurnya kemudian menerima segelas air putih dari tangan Alana, meneguknya hingga setengah.

"Kamu makan ya, aku buatin bubur." Ujar Alana lalu mulai menyuapi Galih dengan telaten. Lelaki itu hanya diam, menerima suapan dari gadis cantik itu. Bubur buatan nya memang yang terbaik. Apapun yang Alana masak pasti akan selalu enak.

"Kenyang," Kata Galih sedikit menyingkirkan mangkuk yang di pegang Alana. Gadis itu mengangguk memberikan segelas air putih dan obat agar di minum oleh Galih.

"Sekarang kamu tidur, aku mau beresin ini dulu." Tapi saat Alana bangkit lelaki itu menahan tangannya membuat Alana kembali terduduk di ranjang.

"Jangan pergi." Kata Galih dengan suara serak nya. "Aku cuma mau beresin ini ke dapur." Kata Alana lembut.

"Gausah. Diem disini." Alana menghela nafas nya kemudian dia ikut tiduran di samping lelaki itu. Mensejajarkan tingginya dengan Galih, mengusap kening lelaki itu yang berkeringat. Menatap wajah Galih yang sedang tertidur. Jika sedang sakit lelaki yang ada dihadapannya ini akan sangat manja. Dan itu menggemaskan.

*****

Alana membuka matanya. Ternyata dia ikut tertidur. Matanya mengarah ke jendela yang sudah gelap seperti nya mereka tertidur sangat lama. Alana mengecek suhu tubuh Galih yang sudah menurun, dia melepaskan lengan Galih yang memeluk pinggangnya. Namun lelaki itu malah semakin mengeratkan nya lalu menyembuhkan wajahnya di ceruk leher Alana.

"Gal..." Dengan hati-hati Alana membangunkan Galih.

"Hmm" gumamnya masih tak mau membuka matanya.

"Bangun, udah malem. Aku harus pulang."

Galih membuka matanya. Menatap wajah dihadapan nya, kemudian tersenyum tipis. Sangat tipis hingga Alana pun tidak bisa melihat senyuman itu.

"Udah enakan?" Tanya Alana, sembari bangkit dari tidurnya saat Galih melepaskan pelukannya.

Lelaki itu hanya mengangguk kemudian pergi ke kamar mandi.

*****

"Loh, kamu mau kemana?" Tanya Alana saat melihat Galih dengan pakaian rapi.

"Nganterin Lo."

"Gausah Gal, kamu baru mendingan. Aku pulang sendiri aja."

"Gue anter gak ada penolakan." Jika Galih sudah berkata seperti itu maka Alana tidak bisa menolak nya.

Kini mereka sudah berhenti di gang rumah Alana. Galih tidak bisa mengantarkan sampai depan rumah karena dirinya memakai mobil. "Makasih ya Gal."

"Tunggu." Galih menghentikan Alana saat ingin membuka pintu mobil.

Galih menarik lengan Alana lembut, wajah keduanya sangat dekat. Nafas keduanya saling beradu. Alana meremas jari tangannya yang sudah mulai berkeringat dingin. Jantung nya berpacu dengan cepat.

Alana memejamkan matanya, merasakan nafas Galih yang menerpa wajah nya. Hingga akhirnya sebuah kecupan manis mendarat di keningnya.

Cukup lama Galih melakukan nya, namun akhirnya lelaki itu menyudahi kecupannya di kening Alana. Kemudian menjauhkan wajahnya.

Alana membuka matanya. Kemudian merasakan Galih mengusap puncak kepalanya, bibir lelaki itu menerbitkan senyum yang sangat menenangkan.

"Makasih." Ucap Galih penuh arti

"Sama-sama," balas Alana sambil tersenyum.

"Pulang gih, jangan lupa langsung istirahat." Alana mengangguk.

"Nanti kalo udah sampai apartemen kabarin aku ya."

"Iya." Kemudian Alana pun keluar dari mobil Galih dengan jantung yang masih berdegup kencang.

Huh, untung saja jantung nya tidak copot.

*****

Galih :
gw udh sampai.

Alana tersenyum membaca chat itu. Ternyata Galih benar-benar mengabari nya.

Alana :
Iya, jgn lupa istirahat.
Good night gal
read.

Alana tersenyum melihat chat nya telah di baca oleh Galih, walaupun lelaki itu tidak membalas tapi setidaknya dibaca. Hari ini Galih sangat baik padanya. Semoga saja ini akan berlangsung seterusnya. Alana berharap Galih tidak berubah lagi.

*****

TBC

Kayak nya aku ngaret banget ya wkwkw
Karena aku juga lagi ada ujian,

Jangan lupa VOTMENT

See yaa

ALANA(On going)Where stories live. Discover now