E M P A T B E L A S

530 42 1
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa untuk VOTMENT!

Typo bertebaran.
____________________________________________________
___

Dengan hati yang sangat berat Galih memutuskan untuk datang ke pertemuan sialan ini. Dia terpaksa. Ingat terpaksa.

Saat ini dia sudah duduk di kursi tempat restoran mewah yang sudah ayahnya siapkan untuk keluarga sialan yang berada di depannya siapa lagi kalo bukan keluarga Lidya.

"Ngomong-ngomong bagaimana hubungan Galih sama Lidya sejauh ini?" Tanya wanita paruh baya yang terlihat nyentrik.

"Baik kok Mah, iyakan Gal?" Galih hanya mengangguk sekilas. Terlihat tidak perduli.

"Galih baik kan?" Tanya Ginanjar.

"Galih baik kok Om."

"Baguslah, Jadi bagaimana tentang perjodohan ini? Galih dan Lidya sudah setuju kan untuk menikah setelah lulus sekolah."

"Mas? Kamu gak bilang sama aku sebelumnya?" Wanda kaget. Jelas saja. Suami nya ini selalu mengambil keputusan sepihak.

"Kamu diam saja." Jika sudah begini Wanda bisa apa?

"Aku gak mau nikah sama Lidya."

"Galih? Kita sudah bicarakan ini kan?"

"Bicarakan apa?"

"Pernikahan kalian."

"Tapi saya gak pernah bilang setuju untuk pernikahan ini." Galih mulai membantah.

"Galih." Peringat Wanda dia takut anak sambung nya itu kelepasan.

Tapi sekali lagi Galih tidak terlihat perduli. dia ini sangat keras kepala. Seperti Ayah nya.

"Saya tidak akan pernah mau menikah dengan putri anda yang jahat ini." Galih menunjuk Lidya.

"Maksud kamu apa?"

"Tante gak tahu kan kelakuan anak tante di sekolah? suka membully, memojokkan siswa, memperbudak siswa yang tidak mampu." Lidya terkejut.

"Anak saya tidak seperti itu." Sonia menyangkal.

"Maksud kamu apa nuduh aku kayak gitu Galih? Bukanya kamu yang jahat? Kamu masih aja kan punya hubungan sama Alana? Gadis miskin itu."

"Jangan pernah lo sebut Alana dengan mulut kotor lo itu." Galih menunjuk Lidya dengan tatapan tajam nya.

"Galih! Apa-apaan kamu ini hah? dimana sopan santun kamu? Papa gak pernah ajarkan kamu jadi anak kurang ajar seperti ini."

"Papa emang gak pernah mengajarkan aku apapun. Jadi jangan sok menjadi ayah yang baik kayak gini. Aku tahu apa yang terbaik buat diri aku." Suasana di ruang VIP ini semakin menegang. karena perseteruan antara anak dan sang Ayah.

"Kamu kenapa jadi anak pembangkang seperti ini? Pasti gadis murahan itu yang--"

"JANGAN PERNAH MENGHINA ALANA!"

BUGH

"Mas Ginan!"

Ginanjar menonjok Pipi Galih. Membuat Galih tersungkur hingga terjatuh ke bawah. Tapi dia tidak membalasnya dia masih punua hati nurani untuk tidak menonjok orang tua nya sendiri.

"Dasar Anak Brengsek! Pergi kamu dari sini!" Ginanjar terlihat sangat emosi.

Dengan di bantu oleh Wanda Galih berdiri.  Tapi setelah itu dia menepis tangan Wanda yang berada di bahu nya.

"Oke. Aku pergi."

*******

Tok Tok Tok

Alana baru saja akan memejamkan matanya tapi suara ketukan pintu diluar mengganggu acara tidurnya.

Dengan jengkel dia berjalan menuju pintu. Dia sudah bersumpah jika itu Bunga akan dia marahi karena sudah menggangu acara tidurnya.

"Bunga lo tuh—"

Bruk

tiba-tiba saja Galih menubruk dirinya dan memeluk tubuhnya erat.

"Galih kamu kenapa?"

"Pinjem peluk nya sebentar." Setelah itu Galih menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Alana menghirup aroma tubuh gadis itu.

"Bales peluk dong," Galih merengek membuat Alana terkekeh kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Galih.

"Kamu boleh peluk aku sepuasnya."

Lalu langit malam yang sepi menjadi saksi bisu bagaimana dua insan yang berbeda jenis berpelukan menyalurkan kehangatan masing-masing.

terlihat sederhana memang. Namun sangat nyaman.

******

TBC

btw aku cuma mau bilang Wanda itu istri kedua dari ayahnya Galih.

hah kok bisa? ya bisa dong nanti bakal aku jelasin kalo udah waktunya.

jangan lupa VOTMENT!

see you🖤

ALANA(On going)Where stories live. Discover now