D U A P U L U H E M P A T

443 29 4
                                    

Happy Reading!!

Typo bertebaran!!
__________________________________________________
___

Alana terperanjat ketika seseorang tiba-tiba menempelkan minuman dingin di sebelah pipi nya, lalu dia menengok ke samping menemukan Angga yang tersenyum.

"Selamat pagi, nih buat lo." Katanya sembari menyodorkan sekaleng soda.

"Ini kan masih pagi, kenapa lo kasih gue soda? Sengaja mau bikin perut gue mules ya lo?!"

"Yaampun Al, Tega banget lo nuduh gue."

"Ya lagian, mana ada sarapan minum soda? Ngaco!" Angga menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal, benar juga kenapa dia malah membelikan Alana soda?

"Ya... Sorry deh! Soalnya tadi gue sepontan aja ambil ini hehe," Alana menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan teman nya ini.

Angga memang aneh, tapi karena sikap aneh nya itu yang membuat Alana betah berteman dengan lelaki jangkung itu, tentu saja Angga adalah teman sangat baik dan pengertian bagi Alana. Dia selalu ada ketika Alana sedang membutuhkan seseorang untuk di ajak curhat.

"Udah bel. Gue ke kelas dulu deh, Oh iya mau istirahat bareng gak nanti?"

"Boleh,"

"Mantap! Nanti gue traktir dah." Kemudian Angga berlalu menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.

Saat ingin memasuki kelas netra Alana tidak sengaja menemukan Galih yang sepertinya sejak tadi melihat interaksi nya bersama Angga. Pandangan lelaki itu cukup sulit di jelaskan karena terlihat sangat datar dan tidak menunjukkan emosi apapun. Cukup lama mereka saling memandang sebelum akhirnya Bu Tini menepuk pundak Alana.

"Ayo masuk kelas, kenapa malah bengong nanti kesambet lho."

"Eh? iya bu maaf ini juga mau masuk kok."

******

"Lo mau pesan apa?" Tanya Angga ketika keduanya sudah berada di kantin, sebenarnya bertiga dengan Bunga tapi tiba-tiba saja gadis itu mengeluh sakit perut dan pergi ke toilet meninggalkan nya berdua dengan Angga.

"Yakin nih lo mau neraktir gue?"

"Ck, bener lah! Emang tampang gue kurang menyakinkan ya?"

"Iya."

Angga mendengus, "Sialan lo! Udah buru mau pesen apaan biar sekalian!" Katanya tidak sabar.

"Gue hari ini lagi pengen soto, pakai nasi ya sama minum nya es teh manis jangan lupa bilang es batu nya banyakin!"

"Itu doang?" Alana mengangguk.

"Oke, lo tunggu aja disini." Setelah itu Angga langsung bangkit dari duduknya kemudian berlalu menuju stand soto.

*****

Tidak lama setelah bel pulang berbunyi Alana harus melaksanakan tugas piket nya sendirian karena teman nya tidak mau melaksanakan tugas piket, padahal piket kelas hanya sekadar menyapu dan menghapus papan tulis setelah itu sudah semua nya selesai. Tapi semuanya selalu saja mangkir dari tugas tersebut seolah piket adalah sesuatu yang sangat berat bila di kerjakan padahal tidak seburuk itu.

Tok tok

Alana berpaling dan menemukan sosok Angga yang sedang nyengir sambil menyenderkan bahu nya di pintu kelas.

"Sudah selesai belum tuan putri?" Tanyanya dengan nada yang sangat menyebalkan menurut Alana.

"Belum, Bantuin hapusin papan tulis dong." Kata Alana.

"Siap laksanakan tuan putri!"

******

"Lo kerja hari ini?"

"Enggak. Karena hari ini gue harus bantuin bibi gue anterin bunga pesanan customer."

"Jadi lo nyambi jadi tukang bunga juga?"

"Iya, Soalnya ngandelin kafe aja gak cukup. Gue kepikiran mau pindah aja ke kosan soalnya kontrakan yang sekarang terlalu besar buat gue sendiri." Jelas Alana.

Angga mengangguk mengerti, "Gimana gue bantu cari kosan yang murah? Cari nya deket sini aja supaya gak terlalu jauh dari sekolah."

"Beneran lo mau bantuin?" Tanya Alana.

"Iyalah apasih yang enggak buat tuan putri." Alana tertawa kecil mendengar panggilan yang di berikan Angga kepadanya.

Saat sampai di parkiran Alana melihat Galih yang sedang bersandar di samping motor besarnya sambil melipat kedua tangannya di atas dada.

Setelah Galih menyadari Alana berada di depannya tanpa mengulur waktu Galih menghampiri Alana.

"Pulang sama gue." Katanya sambil menggenggam sebelah tangan Alana.

"Dia pulang sama gue." Angga menyaut di sebelah Alana.

"Gue pacarnya, jadi dia harus pulang sama gue." Angga berdecih mendengar ucapan Galih, pacar katanya? Pacar apa yang tega berselingkuh terang-terangan.

Begitu Angga akan membalas ucapan Galih Alana sudah menyela dan mengatakan "Udah Ngga, biar gue pulang sama Galih ya."

"Tapi Al—"

"Gapapa." Angga menyerah jika sudah begini mau bagaimana lagi?

"See, Dia jelas lebih milih balik sama gue." Kata Galih sinis, lalu menarik lengan Alana menuju mobilnya.

"Masuk." Alana menurut kemudian masuk kedalam mobil Galih.

"Lo jadi genit ya sekarang? Setelah dulu berani jalan sama cowok lain di belakang gue, sekarang Angga jadi target lo?"

"Maksud kamu apa Gal?"

"Gak usah pura-pura bego."

"Aku gak ngerti maksud kamu apa, Angga itu cuma teman." Galih tersenyum sinis.

"Yakin? Teman apa yang sampe kencan segala? Lo selingkuh sama dia di belakang gue kan?" Alana terkejut. Tidak percaya kata-kata itu keluar lagi dari mulut Galih.

"Kamu serius Gal nuduh aku kayak gini?" Ucap Alana tidak percaya.

"Kita udah pernah bahas ini sebelumnya kan? Dulu kamu juga pernah nuduh aku kayak gini. Dan sekarang kamu nuduh aku lagi? Aku gak nyangka." Alana menghela nafas nya. "Terus apa bedanya kamu sama Lidya? Yang sudah jelas kamu punya hubungan sama dia." Pungkas Alana.

"Kita lagi gak bahas Lidya." Suara Galih berubah dari nada bicaranya terlihat sedang menahan emosi.

"Kenapa? kamu takut? Kamu takut kalo misalnya kamu keceplosan bilang kamu udah jatuh cinta sama Lidya? Hm?"

Galih diam membuat Alana muak.

"Udah lah, Aku lagi males debat sama kamu." Ujar Alana lalu sebelah tangannya bergerak melepas sabuk pengaman mobil Galih. 

"Lo mau kemana?" Sanggah Galih sambil menahan lengan Alana yang hendak membuka pintu mobil.

"Aku mau naik angkot aja, kamu ngajakin aku balik bareng cuma buat ribut gajelas gini kan? Buang-buang waktu tau gak."

"Oke gue minta maaf udah kebawa emosi tadi, Sekarang gue anter ke tempat bibi lo."

******

TBC

Maaf ya karena aku update nya ngaret bangett

Happy Weekend guys💚🌷

See you🖤

ALANA(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang