D U A P U L U H T I G A

427 29 2
                                    

Happy Reading!!!

Typo bertebaran!!
_____________________________________________________
______

"Alana, Makasih."

"Untuk apa?"

"Udah mau nemenin gue semalaman."

Alana tersenyum membuat Galih ikut tersenyum. Apa Galih pernah bilang bahwa melihat senyum Alana adalah hal yang paling ia sukai? jika belum Galih akan bilang bahwa...

Dia suka jika Alananya tersenyum.

Galih juga suka mendengarkan tawa gadis itu.

Galih tidak tahu bagaimana jadinya jika Alana pergi meninggalkannya sendirian.
Karena yang dia mau hanya Alana dan akan seperti itu sampai kapanpun.

Galih tidak akan perduli orang bicara apapun tentang Alana, karena yang jelas dia akan selalu suka Alana. Baik sekarang,
atau nanti. Sebab Alana adalah pusat dunianya setelah Mama.

"Kamu kenapa liatin aku begitu?"

"Cantik."

"Kamu cantik, selalu cantik."

Pipi Alana bersemu merah mendengar nya, "Tiba-tiba banget, kamu kenapa? kerasukan jin gombal ya?" Galih tergelak.

"Mana ada aku gombal, itu fakta Alana."

Alana tertawa pelan entah apa yang membuat dia tertawa. "Iya deh fakta."

"Kalo gitu udahan gombal nya dong, ayo pulang."

"Nginep aja disini."

PLAK

"KOK AKU NYA DI TAMPAR SIH?"

"Makanya jangan ngaco! Gimana bisa aku nginep? nanti kamu tidur di mana? di lantai? aneh-aneh aja kamu." Galih tergelak, sedangkan Alana tersenyum dia senang karena Galih sudah bisa tertawa.

"Buat kamu apasih yang gak aku lakuin."

"Basi banget gombalan nya." Jawab Alana sambil tertawa geli.

Sebab tadi dia melihat lelakinya terlihat sangat hancur, kini Alana tau sebesar apa pengaruh Mama untuk seorang Galih.

*****

Hari Ayah.

Sekarang adalah hari Ayah.

Biasanya Alana akan merayakan hari ini, setiap tahun bersama ayahnya. Namun untuk tahun ini tidak bisa Alana tidak bisa pergi berdua bersama ayahnya lagi seperti biasanya.

Jadi sebagai ganti nya, Alana memilih untuk merayakannya di tempat peristirahatan terakhir sang Ayah.

"Selamat hari Ayah," Kata Alana sambil menaruh sebuket bunga mawar putih dan meletakkan di atas pusara sang Ayah.

"Biasanya setiap tahun, kita bakal rayain hari ini dengan pergi berdua kan Yah? Padahal rencananya tahun ini Al mau ajak Ayah ke dufan karena kita belum pernah kesana berdua." Alana terkekeh pelan, membayangkan jika betapa senangnya dia bersama sang ayah pergi berdua mengelilingi dufan, lalu menaiki wahana bersama, ah teramat sangat indah sekali.

ALANA(On going)Where stories live. Discover now