8. Your type

32.9K 5.3K 3.4K
                                    

Jantung Gwen berdetak kencang, tiba-tiba telinganya berdegung. Pupil matanya yang mencerminkan sosok Salga bergetar. Jarak yang hanya dipisahkan beberapa senti itu membuat Gwen bisa merasakan embusan napas hangat Salga dengan bau wine samar.

“Lo minum-minum tadi?” tanya Gwen dengan mata melebar, atensinya teralihkan dari perkataan Salga menjadi keselamatan cowok itu. “Lo nyetir sendiri sambil mabuk?”

“Gue nggak mabuk,” bantah Salga lembut.

“Tapi itu berisiko, Salga. Gimana kalau terjadi apa-apa sama lo? Mit-amit, ya. Tapi untuk meminimalisir kejadian yang gak terduga, mending lo minta jemput siapa kek!” wanti-wanti Gwen sambil menatap lurus mata Salga.

Tangan Salga terangkat, mengacak rambut cewek itu lembut. Perlahan dia menegakkan punggungnya sambil mengekeh pelan. “Oke.”

Bibir Gwen mencuat sembari merapikan rambutnya yang agak berantakan. Dari ujung matanya, dia melihat Salga tengah duduk bersandar ke punggung kursi dengan ekspresi tenang. Kira-kira sudah berapa lama dia menerima tantangan dari Ceisya? Dalam hati Gwen menghitung hari hingga menemukan bahwa dia sudah melewatkan tiga belas hari tanpa progres apa pun.

By the way, plum apa yang lo maksud tadi?” Pertanyaan Salga menarik Gwen dari pikiran resahnya.

Kerutan di kening yang tidak disadari cewek itu ketika berpikir barusan perlahan menghilang, digantikan semangat bergosip. “Plum dari pria berjas yang tampan dengan mobil mewah! Siapa yang bakal percaya dia kurir shopeefood?”

“Bisa jadi pengirim plum itu lebih tampan dari kurir berjas,” sahut Salga dengan mata menyapu ekspresi Gwen.

“Cowok tampan itu harus sesuai tipe gue baru bisa gue sebut tampan.”

“Jadi tipe lo kayak gimana?”

Gwen memilin jemarinya dengan tatapan menerawang. “Tingginya harus di atas 180 senti, gak pencicilan, badan berototnya kayak model-model majalah, tatapan matanya dalem apa lagi waktu liat gue, terus mending cowok itu gak putih-putih amat. Dia mesti pecinta hewan. Dan lagi, kalau bisa dia punya banyak followers di instagram biar dia bisa bantu promosi pet shop gue!” jabar Gwen menggebu-gebu dengan wajah berbinar, satu tangannya yang terkepal terangkat penuh semangat.

Alis Salga terangkat. Sepertinya semua tipe Gwen masuk ke dalam dirinya kecuali banyak followers—pikirnya dengan penuh percaya diri. Karena memprivate akunnya, sejak mendaftar instagram dia belum menerima followers kecuali orang terdekatnya.

“Itu cuma tipe di luar. Kalau tipe pacar, gue cuma mau dia sayang banget sama gue. Gak papa kalau dia agak terobsesi sama gue. Seneng aja disayang segitunya.” Melihat Salga hanya terdiam, Gwen mengaitkan sejumput rambutnya ke belakang telinga sambil cengengesan. “Banyak mau ya sampe tipe gue kedengeran gak realistis?”

“Bukannya gak mungkin.”

“Um?” gumam Gwen sambil mengerjap pelan mendengar kata-kata cowok itu.

“Ada yang sesuai tipe lo,” kata Salga menatap lurus mata Gwen. “Orangnya ada di depan lo.”

Hati Gwen bergetar. Napasnya sedikit memburu. Buru-buru dia melengos sambil diam-diam meremas telapak tangannya gugup. “B-bener juga. Lo kan paling ganteng di angkatan kita. Hahaha....” Gadis itu tertawa kering.

“Gue—”

“Salgano, waktunya kembali.” Entah sejak kapan Riftan berdiri di ambang pintu, menatap keduanya dengan sepiring potongan buah plum di tangannya.

“Ayah, kenapa plumnya di makan?!” pekik Gwen dengan mata melebar, tanpa sadar melompat berdiri menuju ayahnya. “Gwen gak kenal pengirimnya, siapa tahu diisi jampi-jampi!”

UNRIVALED ✓Where stories live. Discover now