33. Disappear

13.5K 3.3K 3.4K
                                    

"Lo bener-bener gak tahu di mana Salga?"

Saat ini Gwen duduk di hadapan Abe di sebuah café, menatap sahabat pacarnya dengan lesu. "Udah empat hari gak ada kabar, lo yakin dia baik-baik aja?"

Abe mengusap tengkuknya kikuk. Dia ikut menatap layar ponselnya yang menampilkan roomchat Salga. Melihat rentetan chat panjang darinya hanya berujung centang satu, dia pun merasa tak berdaya. "Gue udah hubungi keluarganya Bos, tapi mereka bilang Bos emang lagi ke luar kota."

Mata Gwen memerah. Entah itu perasaan sedih, marah, atau kecewa, Gwen sendiri tidak bisa mendeskripsikannya dengan jelas. Yang pasti ada kekosongan besar di dalam hatinya selama beberapa hari ini. "Tapi kenapa...." Gwen menggantungkan kalimatnya.

Kenapa tidak ada secuil kabar untuk dirinya? Sedikit saja sehingga tidak membuatnya menunggu tanpa kepastian.

Setelah malam yang indah itu, Salga mengirimnya kembali ke rumah dengan normal. Gwen merasa seolah menjadi Cinderella satu malam karena perlakuan cowok itu. Bahkan sebelum dia memasuki rumah, sempat-sempatnya Salga mencium punggung tangannya dan memintanya memimpikan dia.

Malam itu Gwen habiskan dengan insomnia. Dia takut semua itu hanyalah mimpi. Tapi mengingat akan bertemu Salga keesokan hari, Gwen mau tak mau harus minum obat tidur yang sudah lama tidak ia konsumsi.

Hari yang harusnya menjadi lebih baik dalam ekspektasinya ternyata adalah sebuah kebohongan besar. Dia menunggu dari pagi hingga malam, membuang rasa malu dan gengsi dengan mengirim berbagai chat dan puluhan kali telepon, tetapi hanya suara operator yang menjawabnya. Gwen merasa dingin dalam hatinya. Jiwanya seperti terhempas jatuh setelah terbang tinggi.

Hari kedua dia kembali mencoba menghubungi Salga, meski hasil yang dia dapatkan tetap sama.

Pikirannya semakin kacau. Dia khawatir terjadi apa-apa terhadap cowok itu sehingga menghubungi Abe, sebab hanya kontak Abe yang dia miliki.

Keduanya mulai bekerja sama dalam menemukan kabar Salga. Dengan seluruh kontak yang ada, Abe menanyai semua orang, termasuk Azalea, tetapi yang mereka dapati hanya jawaban Salga memang sedang pergi. Cowok itu terbiasa pergi tanpa memberitahu tujuannya dengan jelas sehingga keluarganya tidak mencari selama dia memberi kabar.

Gwen memilin jemarinya yang terkatup di atas meja. Matanya merah dengan warna hitam pekat di bawah matanya, jelas kurang beristirahat selama tiga hari belakangan.

Tatapan kosongnya jatuh pada kopi yang entah sejak kapan kehilangan panasnya. Sementara keduanya hening, ponsel Gwen bergetar. Tanpa sadar cewek itu buru-buru menoleh dengan harapan yang tumbuh pesat. Sayangnya dia harus dikecewakan karena ponselnya menampilkan alarm yang ia setel.

"Gue ada kuliah setengah jam lagi. Kalau ada kabar terbaru, jangan lupa infoin ke gue, Be." Gwen beranjak dari kursinya sambil membenarkan tali tasnya di pundak.

"Gwen." Abe menatapnya penuh simpati. "Are you okay?"

No, definitely not.

"Gue selalu baik-baik aja. Sahabat lo tuh, ilang tanpa kabar bikin khawatir aja kerjaannya." Dia tertawa pelan, tidak peduli bagaimana tatapan Abe terarah padanya. "See ya," pamitnya seraya melenggang keluar dari café tersebut.

Tersisa sendiri dalam café sepi ini, Abe merenggangkan kerutan di dahinya setelah menyesap kopi. Dia menggaruk kepalanya memikirkan Salga yang benar-benar tidak ada kabar.

Menatap grup Jombi yang sedang ramai membahas pertandingan balap di sirkuit malam ini, dia tidak berniat menimbrung sama sekali. Jarinya kembali menggeser kontak paling atas.

Ada yang aneh. Dia mengklik kontak tersebut sebelum terbelalak karena akhirnya menemukan bahwa rentetan chat yang ia kirim ke Salga bukan lagi berupa centang satu melainkan dua!

Teringat Gwen, Abe bergegas bangun dan berlari keluar. Halaman café tersebut kosong tanpa tanda-tanda Gwen lagi, membuatnya mencuatkan bibir kesal. Padahal ini progres bagus yang layak diberitakan secara langsung. Dia mengedikkan pundak. Mau bagaimana lagi, dia hanya bisa memberitahu cewek itu melalui chat.

Saat sedang mengetik chat untuk cewek itu, sebuah pop-up chat muncul dari layar atasnya.

Salga : Berisik.

Jari Abe yang sedang mengetik membeku. Sorot matanya memandang notifikasi baru tersebut dengan ekspresi berubah. Typing Salga sangat aneh, batin Abe curiga.

***

Dalam tidurnya, Gwen mengernyit kuat. Tetapi sebuah jari mengelus lembut keningnya seolah menenangkan. Perlahan kelopak matanya terbuka. Gwen tidak tahu apa yang terjadi padanya saat ini.

Seingatnya, dia masih berada di laboratorium untuk mengamati penjelasan asisten laboratorium dan merasa penglihatannya berputar-putar sebelum semua menjadi gelap. Saat ini dia bisa mencium aroma disinfektan sehingga ada dugaan kuat di dalam benaknya bahwa sekarang dia berada di rumah sakit.

"Gwen, kalau masih lelah jangan bangun dulu. Lanjutkan tidurmu."

Suara Riftan memasuki rungunya, mengambil atensi Gwen. Dia melirik sosok yang duduk di samping brankar, lalu mengulas senyuman tipis. "Ayah..."

"Iya, sayang. Gwen capek, ya? Jangan terlalu memaksakan diri. Ayah tahu kamu suka belajar, tetapi harus ada batas waktu. Mengerti?" Riftan tak tahan untuk mewanti-wanti putri semata wayangnya.

"Um." Gwen mengiyakan dengan santai. "Aku sakit apa?"

"Kamu anemia dan..." Riftan ragu-ragu memberitahu putrinya mengenai masalah ini.

Walaupun hal ini penting untuk diberitahukan kepada pasien agar bisa bekerja sama dalam pengobatan, dia takut putrinya kepikiran yang berujung menurunkan semangatnya.

Gwen memandang Riftan aneh. "Ada apa, Yah?"

"Kamu jangan takut, kita bakal melakukan pemeriksaan ulang jauh lebih detail. Jangan tertekan atau kepikiran, oke?" Riftan menggenggam tangan Gwen erat dengan ekspresi memohon, membuat firasat Gwen tidak enak dibeberapa titik.

"Gwen janji. Ayah sekarang harus jujur. Ada apa?"

Riftan mengembuskan napas berat. "Kamu kemungkinan besar memiliki penyakit ginjal."

TBC

Januari 24, 2023.

Part ini pendek, dan kemungkinan part berikutnya bakal panjang banget.

Info infooo. Jadi gini gaes. Keknya aku mau update rajin kalau target 3k cepat terpenuhi karena aku udah selesaikan naskah Unrivaled.

Dan yah. Unrivaled mau terbit gaes dalam waktu dekat. Perkirakan februari atau maret. Sooo aku mau mengejar unrivaled versi wattpad biar tamat sebelum pre-order.

Oh ya, jangan lupa menabung ya buat jemput Salga dalam bentuk cetak😽🙌🏻 aku infokan sekarang biar gak mendadak umumin preorder nanti. Bisa juga biar ga ketinggalan pre order nanti follow instagram aku ya @shinyalph

3K komen + vote.

See you next part ges.

UNRIVALED ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن