tujuh

11.5K 801 12
                                    

happy reading 🐣

°°°°°°°°°°°°

     asta membuka pintu rooftop dengan pelan,sebelah tangannya membawa sekantong plastik berisi makanan dan minuman.

"lo dimana sih bryce,dari tadi udah hilang"
asta sudah mencari keberadaan bryce keseluruh tempat namun bryce tidak juga ditemukannya.tempat terakhir yang ada dipikirannya hanyalah rooftop ini namun dia juga kurang yakin bryce ada disini atau tidak.

asta melihat sekeliling rooftop kemudian tersenyum kecil mendapati bryce yang tertidur disebuah kursi panjang.cuaca siang ini yang mendung memang mendukung karena udara tidak panas membuat bryce mampu tertidur lelap.

"bryce... bangun dulu makan"
asta berjongkok didepan bryce dengan tangan bertumpu pada kursi memandang teduh pada wajah manis bryce-nya.dia akui memang jatuh cinta saat pertama melihat pemuda yang mengamuk karena kebisingan yang dibuat teman-temannya.tangan asta mengelus anak rambuy bryce yang menutupi keningnya lalu menyematkan sebuah kecupan lembut disana.

"bryce...
sekali lagi asta mencoba membangunkan bryce dan nampaknya pemuda itu sudah terusik dengan panggilannya.bryce mengerjakan mata guna menyesuaikan dengan sinar matahari yang tertutup awan.jika saja asta tidak membangunkannya,bryce dapat dipastikan akan kebasahan karena diguyur hujan.

"apaan?gue ngantuk lo pergi sana"
bryce mendorong wajah asta yang berjarak sangat dekat dengannya lalu berbalik badan memunggungi asta.

"makan dulu nanti tidur lagi,tapi gak disini karena mau hujan"
asta memeluk pinggang bryce lalu membalik lagi tubuh kekasihnya itu.bryce berdecak kesal namun tetap mengikuti ucapan asta karena memang perutnya sangat lapar.

asta berpindah duduk disamping bryce lalu membuka makanan yang dibawanya dan menyuapkan bryce.bryce menatap heran pada asta namun tetap membuka mulutnya menerima suapan asta.

"tumben gak ngelawan?"
asta tertawa halus melihat tingkah bryce yang sering berubah-ubah.dia membuka sebotol minuman untuk Bryce lalu kembali menyuapi bryce hingga makanan itu habis.

"gue laper"
bryce hanya menjawa seadanya karena memang dia sudah tidak memiliki energi lagi jika berdebat dengan asta yang pasti akan selalu dimenangkan oleh pria berkulit tan itu.

"lo kemana aja dari tadi gue cariin?"
asta menyandarkan punggungnya lalu meraih sebungkus rokok beserta pemantiknya.asta dan teman-temannya memang sering datang kesini untuk merokok ataupun membolos pelajaran seperti sekarang.

"gue habis bersihin toilet belakang terus tidur disini"
bryce menjawab pertanyaan asta dengan pandangan matanya melihat kebawah, mendapati beberapa murid yang sedang belajar dikursi yang disediakan.

ckkk....
bryce berdecak malas melihat seorang wanita yang menghampirinya di toilet tadi sedang berlatih pemandu sorak.bryce akui jika wajahnya memang cantik dengan proporsi tubuh yang indah,namun dari cara wanita itu menatap dan berbicara padanya membuat penilaian baik bryce hilang.

"kenapa?"
asta yang sibuk menikmati rokoknya dibuat heran setelah mendengar decakan kesal bryce.apalagi salahnya kali ini?dia kan hanya duduk diam disini kenapa Bryce nampak sangat kesal?
bryce tidak menjawab namun menyembunyikan dirinya kedada bidang asta dengan kepalanya berada diceruk leher asta.

"b-bryce...
asta yang tidak menyangka bryce akan memeluknya tentu saja menjadi gugup.dadanya berdegup kencang namun sebelah tangannya tetap beralih memeluk pinggang bryce.asta melempar rokoknya lalu menginjak beberapa kali untuk mematikan apinya.asta mengangkat tubuh bryce kepangkuannya lalu mengelus rambut coklat halus milik bryce.

"pindahin hp lo ta,gue gak nyaman duduknya"
bryce bergerak tidak nyaman dipangkuan asta karena merasakan sesuatu yang mengganjal tepat dibelahan pantatnya.sementara asta menutup matanya menikmati gerakan acak bryce diatasnya yang menekan-nekan juniornya yang sudah mengeras.

"kalo lo gerak lagi gue gak jamin bisa nahan diri lagi bryce"

asta meremas benda bulat padat milik bryce dan semakin menekannya kebawah mengenai inti tubuhnya.

"ini bukan hp?"
bryce mengangkat tubuhnya sedikit lalu tangan kirinya digunakan untuk meraba penis asta hingga membuat pemiliknya menggeram menelan ludahnya.bryce kembali duduk seperti semula membiarkan tangan asta meremas bokongnya makin kuat,jujur dia juga sedikit menikmati gerakan tangan asta dibawah sana.

"gue mau lo bryce, gue gak bisa nahan lama lagi"
asta berucap serak lalu menggigit pundak bryce yang terekpos untuk menyalurkan nafsunya.bryce juga ikut terangsang namun akal sehatnya masih berjalan.dia belum siap akan menyerahkan diri pada asta karena hubungan mereka yang tidak jelas.tidak jelas menurutnya namun bagi asta,bryce adalah miliknya yang tidak akan pernah dibiarkannya pergi begitu saja.

sementara menunggu jawaban dari bryce,asta masih sibuk menjilat dan menggigit leher bryce yang sudah memiliki banyak tanda cinta miliknya.
tangan asta juga ikut mengelus permukaan kulit punggung bryce yang sangat lembut membuatnya seakan lupa bernafas menikmati keindahan duniawi yang dimiliki pujan hatinya.

tubuh bryce meremang setiap kali asta menyentuh kulitnya.bryce memegang kedua lengan asta yang keras untuk menyalurkan apa yang dirasakannya.asta menarik leher bryce lalu menempelkan bibir keduanya yang berbeda volume.dia menjilat dan menggigit kecil bibir bawah bryce yang menjadi candu baginya.

"ngghh... udah taaa.."
mulutnya memang menolak namun reaksi tubuhnya sangat berlawanan dengan ucapannya.
asta tidak menghentikan kegiatannya karena antara sadar atau tidak bryce juga membalas ciumannya dengan berantakan.bryce menghentak belahan pantatnya diatas junior asta dan mengalungkan kakinya pada pinggang pemuda dibawahnya.sial...jika asta tidak berhenti menyentuhnya mungkin saja bryce akan menyerahkan dirinya sekarang.

tangan bryce membuka kancing seragam putih miliknya dan menarik kepala asta agar bermain disana.asta yang mendapat apa yang diinginkannya tersenyum senang lalu segera menjilati puting bryce yang mengeras.tangannya juga meremas dada pemuda itu seakan tidak ada lagi hari esok bagi mereka.

mmhhh..ngghhhh..
bryce menggigit bibirnya menahan desahan yang akan meluncur keluar dari mulutnya.
asta melihat pada celana bryce yang sudah basah menandakan pemuda itu mencapai pelepasannya bahkan tanpa disentuh oleh tangannya.tubuh bryce bergetar kecil membuat asta semakin terbakar karena nafsu yang membubung tinggi.

"i wanna fuck you so bad bryce"
kembali kedua tangan asta meremas bongkahan kenyal bryce dengan mulutnya menghisap kuat puting kanan bryce seakan menatikan adanya cairan yang keluar dari sana.
nafas bryce semakin tidak beraturan diikuti lubang belakangnya yang berdenyut hebat.

"asta..gueee..

brakk....
pintu rooftop terbuka keras mengejutkan kedua pemuda yang nampak sangat kacau akibat nafsu.
"wow...kemajuan yang sangat besar ta"
alif dan teman-temannya asta yang lain memasuki area rooftop dengan wajah cengo.bryce segera bangkit dari pangkuan asta dengan wajah memerah karena ketahuan berbuat mesum disekolah,apalagi dengan orang yang awalnya dianggap musuh.

"ckk..kalian ganggu"
asta membenarkan bajunya dan mengancingkan kembali seragam bryce yang berdiri dengan kaki gemetar.tangan bryce memegang pada lengan asta sementara dirinya berdiri tidak nyaman.

"ya maaf ta,kita kan gak tau lo mau bercinta sama bryce"
rendy tersenyum lebar tanpa rasa takut pada asta karena disaat seperti ini yang mereka tunggu,asta akan mudah digoda nantinya.

"ta mending lo lanjutin lagi deh,kasian bryce gemetar tu"
pasha ikut menggoda mereka berdua membuat asta mengalihkan perhatian pada bryce yang terdiam memegang tangannya kuat.
"sialan lo semua,udah ah gue mau balik"
bryce melepas pegangan pada asta lalu berjalan cepat meninggalkan asta yang akan mengejarnya namun dihentikan dengan lirikan mata yang tajam menyuruhnya untuk diam ditempat,membuat asta menelan ludah kaku akibat takut pada bryce.

"gila lo ta,anaknya sampai gemetar gitu lo apain?"
fira menggeleng tidak percaya melihat leher bryce yang terdapat banyak tanda akibat ulah asta.
asta tersenyum bangga lalu melangkah meninggalkan temannya yang mengikuti langkah pemuda itu.

tbc......

best boyfriend •(End)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum