empat belas

9.4K 698 1
                                    

Typo 🙏

happy reading 🐣

°°°°°°°°°°°

     "bryce sini"
alif yang melihat bryce memasuki gerbang sekolah segera memanggilnya membuat teman-temannya yang lain ikut menoleh melihat kearah bryce yang berjalan kearah mereka.
"asta udah dateng?"
bryce menoleh kesana-kemari mencari keberadaan suaminya.wajahnya memerah malu mengingat status mereka yang sudah sah sebagaj pasangan baru.

"kayaknya bakalan telat deh,dia jemput orangtuanya kebandara dulu,nomor lo kenapa gak aktif bryce?dia marah-marah sama gue tadi ditelpon"
rendy menjawab pertanyaan bryce dengan cepat karena tidak tahan melihat wajah Bingung bryce yang mencari keberadaan suaminya.

"yaudah gue ke kelas dulu ya,ada ulangan pagi soalnya"
bryce meninggalkan mereka setelah melakukan salam ala mereka.
"fir tadi si tiara juga nanyain dimana asta ya gak sih."
rehan mencolek lengan fira memastikan ingatannya tidak salah, namun fira malah memukul punggung tangan rehan karena mengusik waktu berharganya.
"gimana ya reaksi si tiara kalo tau asta sama bryce udah kawin?"
alif berucap pelan karena takut akan didengar oleh siswa-siswi lain,dia menatap sekitarnya lalu menghela nafas lega saat tidak ada yang mencoba menguping ucapannya barusan.
"nikah tolol bukan kawin"
rendy melayangkan pukulan ringan pada punggung alif hingga membuat tubuh pemuda itu melengkung sakit.

"capek gue sama kalian semua"
fira berjalan meninggalkan mereka namun sepertinya ketenangan yang diinginkannya tidak akan pernah dia dapatkan karena langkah kaki teman-temannya itu terdengar mengikuti dibelakangnya.
"lo kapan meleleh sih fir?dingin mulu gue heran"
pasha merangkul pundak gadis cuek itu namun tidak mendapat jawaban dari fira membuatnya mendengus paham dengan sifat temannya yang satu ini.

"bryce,lo bisa tolong gue fotokopi absen ini didepan sekolah gak?mesin fotokopi sekolah kita mati, gue juga buru-buru mau ikut rapat habis ini,mau ya bryce"
bryce yang bersandar dikursinya setelah melakukan ulangan yang menguras pikiran hanya menatap pada pemuda dengan rambut klimis terkesan seperti anak baik-baik .
"kok harus gue?yang lain kan banyak"
bryce berdecak sebal melihat wajah memelas ketua kelas mereka lalu segera menyambar kertas yang disodorkan pria itu beserta uangnya.sekali lagi bryce melihat pada meja yang kosong disebelahnya berharap saat dia kembali kesini lagi meja itu sudah diisi oleh pemiliknya.

"awas aja lo berani nyuruh gue lagi"
bryce berucap kesal namun bukannya takut pemuda didepannya malah tersenyum kecil membuat bryce menatap horor.
"udah culun,aneh lagi"
bryce melangkah meninggalkan ketua kelasnya yang mengangkat bagu acuh dengan hinaan yang dilontarkan Bryce padanya.

bryce berjalan pelan dengan bibir bersenandung kecil.cuaca yang cukup panas membuatnya menutup  kepala dengan kertas ditangannya.
"nih bang fotokopiin selembar"
bryce menyerahkan kertas absen tersebut pada pemilik fotokopi lalu bersandar dimeja kaca sembari menunggu pemiliknya menyelesaikan pekerjaan.

bryce selesai membayar lalu kembali berjalan menuju sekolahnya.menoleh kekanan kiri namun dapat dipastikan jalanan sedang lengang membuat bryce segera menyeberang hati-hati.

"sialan bryce!"
asta yang baru keluar dari mobilnya mendapati sosok yang sangat dikenalnya sedang berdiri diseberang sekolah memegang beberapa kertas yang asta sendiri tidak tau kertas apa.matanya membulat penuh amarah saat sebuah mobil silver melaju kencang kearah prianya.
untung saja asta bisa mendorong tubuh bryce dan membaliknya secepat mungkin membuat bryce bisa selamat dari kecelakaan hingga kini pria itu aman didalam dekapan eratnya.

"asta..lo gak apa-apa kan?"
bryce memilih bangkit dari tubuh asta lalu menutup mulutnya kaki saat melihat lengan asta yang tergores aspal.
"lo ngapain diluar sekolah sayang?!"
asta memegang kedua pipi bryce lembut namun suaranya penuh penekanan yang membuat bryce meremat lengan asta takut.asta menghembuskan nafas guna meredakan emosinya lalu mengecup bibir bryce yang memucat.
"udah ayo kita balik kekelas"
asta berjongkok didepan bryce lalu menarik pemuda itu agar menaiki punggungnya.

bryce menyembunyikan wajahnya yang memerah malu pada ceruk leher asta dengan kaki yang melingkari pinggang suaminya.
"ta udah ta,gue malu anjing"
bryce bergerak gelisah namun asta menulikan telinganya hingga mereka sampai di dalam kelas.senua mata memandang bingung pada  bryce yang berada digendongan asta namun segera mengalihkan pandangannya setelah mendapat tatapan tajam dari pria itu.

"siapa yang nyuruh dia keluar dari sekolah hah?!"
asta menurunkan tubuh bryce dengan hati-hati lalu memukul meja dengan kuat membuat siapapun didalam kelas meremang dibuatnya.bryce berjalan kearah mejanya lalu duduk diam memperhatikan asta yang mengamuk dengan senyum kecil.sungguh dia merasa sangat nyaman dan terlindungi saat bersama asta.

"jawab jangan diam aja kalo gue nanya anjing"
asta menatap satu persatu wajah teman kelasnya yang menunduk takut sampai atensinya teralihkan pada sosok ketua kelas yang mengangkat tangan .
"gue yang nyuruh bryce fotokopiin absen ta, tapi gue emang gak bisa pergi karena keburu rapat,gue minta maaf"
asta memandang orang kepercayaan guru didepannya dengan tajam.emosinya sangat tidak dapat dikontrol sehingga sebuah pukulan telak menumbangkan tubuh Fajri.

"asta udah heii"
bryce berlari menahan tubub asta yang nampak akan mengamuk lagi.dia membiarkan asta untuk memberikan satu pukulan saja namun jika pemuda itu berniat membunuh fajri, Bryce tidak akan membiarkan asta bermasalah nantinya.

"sekali lagi kalian nyuruh-nyuruh bryce sampai hampir kecelakaan kayak tadi, gue sendiri yang bakalan jadi malaikat maut kalian"
asta menarik tangan bryce keluar dari kelas menuju parkiran mobilnya tidak peduli dengan dianggap cabut sekalipun.
"gimana kalo gue gak ada disana bryce?lo paham gak seberapa takut gue tadi hah?"
asta memeluk tubuh bryce dengan gemetaran membuat bryce juga ikut merasakan rasa khawatir berlebih dari asta.
"ta?lo gak perlu setakut ini oke?lo liat gue gak kenapa-kenapa"
bryce mencoba menjauhkan tubuh asta untuk melihat wajah pemuda itu namun sepertinya asta tidak mau terlihat lemah oleh bryce sehingga tetap memeluk bryce erat.

"lo jelek banget astaga ta"
bryce terkekh pelan membuat asta mendengus sebal.bagaimana bisa bryce tertwa disaat dirinya cemas setengah mampus.dia tidak bisa membayangkan amarah papa bryce padanya karena tidak bisa menjaga bryce.
"kita keapart gue ya sayang"
bryce mengangguk sebagai jawaban karena tidak mau membuat asta lebih kacau dari ini.biarlah sekali ini saja dia bolos kelas nanti dia akan mencoba seribu alasan untuk meyakinkan wali kelasnya.

Tbc....


best boyfriend •(End)Where stories live. Discover now