sepuluh

10.2K 676 1
                                    

Typo 🙏

happy reading 🐣

°°°°°°°°°°°

    sinar matahari yang datang dari jendela kamar membuat tidur bryce terusik.dia mendorong tubuh kekar asta yang berada disebelahnya tanpa atasan.bryce meraba dada bidang asta lalu mengecupnya pelan merasakan detak jantung yang terdengar beraturan dari pemuda itu.
"lo makan apasih ta kok berat banget"
bryce terus berjuang menyingkirkan asta yang memeluknya erat hingga badannya terasa menipis.

setelah berhasil terlepas dari asta,bryce beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi saja.

"gue jalan sebentar gak apa-apa kan?"
bryce menimbang keputusan yang baik namun suara air yang menenangkan membulatkan niatnya untuk keluar sendiri.lagian kan gue juga cowok gak mungkin lah ada yang mau macem-macem pikir bryce.

bryce menaiki lift menuju lantai dasar dengan tangan memegang segelas susu cokelat hangat.karena udara pagi hari yang lumayan dingin membuat bryce memakai jaket kulit milik asta yang tergantung disandaran sofa.bryce menghirup udara segar pegunungan lalu kembali melangkah semakin menjauh dari area hotel penginapan.

"itu orangnya,lo buat dia masuk lebih dalam lagi ke hutan gimanapun caranya,nanti kalo udah lo bisa temuin gue dikamar hotel gue lagi".
tiara bersembunyi dibelakang puhon rindang untuk memastikan bahwa Bryce hanya berjalan sendiri.orang suruhannya mengangguk paham dengan apa yang harus dia lakukan dan segera pergi untuk menjalankan perintah dari tiara.

tiara tersenyum sinis lalu kembali berjalan menuju kamar hotelnya yang berada satu lantai dibawah kamar asta.
"kali ini lo bakalan hilang dari hidup asta,siapa suruh lo berani lawan gue"
tiara tertawa kecil membayangkan wajah ketakutan bryce yang tersesat didalam hutan.

bryce sesekali akan melihat kebelakang dengan ekor matanya untuk memastikan bahwa perkiraannya salah.dia merasa jika ada seseorang yang sedang membuntutinya membuat bryce harus bersikap waspada.terkutuklah dirinya yang lupa membawa ponsel sehingga tidak dapat menghubungi asta atau anak-anak lain.
"siapa disana anjing?lo gak usah nakutin gue deh bangsat!"
bryce menatap waspada kearah semak belukar didepannya.dia tidak tau lagi sedang berada dimana namun yang ada dipikirannya hanyalah cara melarikan diri saja.

bukk...kembali kepala bryce dilempari dengan kerikil kecil membuat emosinya naik.tanpa memikirkan apapun lagi bryce segera berlari kearah semak itu dan mendapati seorang laki-laki memakai pakaian serba hitam dengan kepala ditutupi sebuah topi hingga wajahnya tidak bisa dikenali.
"sini lo lawan gue brengsek!"
bryce semakin berlari mengejar orang itu hingga kakinya tersandung akar pohon yang melintang keluar dari tanah.

awhhh...
bryce merasa jika kakinya terkilir hingga saat berdiri pun sangat susah dibuatnya.
"gue dimana ya?kemarin perasaan gue gak pernah liat tempat ini"
bryce memandang jauh kedalam hutan yang ditumbuhi pepohonan yang menjulang tinggi.

"woi..woii.. apa-apaan kalian?!mau bawa gue kemana lagi nih Anjing!"
bryce menggeliat saat tubuhnya dibawa paksa oleh beberapa orang yang memakai pakaian terbuat dari kulit kayu dengan tubuh penuh coretan yang nampak seperti tato khas suku tersebut.
mereka tidak menjawab ucapan bryce dan semakin mempercepat langkah menuju rumah pemimpin mereka.

°°°°°°°°°°

   "bryce lo dimana sih?"
asta yang sudah terbangun dari tidurnya bergerak gelisah mencari keberadaan bryce.dia mencoba menghubungi nomor pacarnya itu namun ternyata pria itu tidak mengantongi hp nya membuat asta berkali-kali menelan amarahnya.

"gimana fir,lo udah ketemu bryce?"
asta menghubungi nomor teman-temannya mencoba bertanya apakah bryce berada dengan salah satu dari mereka namun jawaban fira membuat kekecewaannya semakin besar.
"ta ayok kita cari kehutan dekat air terjun, siapa tau dia ada disana?kemarin kan bryce belum puas main disana"
alif memberi saran yang disetujui oleh semuanya.asta melangkah lebar menuju air terjun namun tidak mendapati keberadaan bryce disana.

mereka semua masuk menyusuri hutan lebih dalam lagi berharap bryce dapat ditemuka.
"lo kemana sih bryce,jangan bikin gue panik gini"
asta memukul batang pohon disampingnya menyakurkan emosi yang membuncah membuat teman-temannya meringis ngilu.
"kita cari bryce sampai ketemu ta,lo jangan emosi gini"
pasha merangkul bahu asta lalu kembali berjalan cepat memasuki hutan.

    "jalian ngapain ikat gue disini hah?!lo kira gue kerbau hah?!"
bryce menggoyangkan tubuhnya berharap ikatan pada tangan dan kakinya bisa terlepas.didepannya terdapat seorang lelaki berperawakan kurus dan nampak sudah cukup tua didampingi seorang wanita yang juga sama tuanya.sepertinya mereka ini adalah pemimpin dari suku pedalaman ini.
"api hidup"
suara keras dari pria itu disertai mulut yang berkomat-kamit seperti membaca mantra membuat bryce merinding disertai rasa takut.

bryce menatap tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya,rasanya matanya mulai menghianati akala sehatnya sendiri karena didepan sana tumpukan kayu kering itu terbakar dengan sendiri setelah pria tua itu berucap.
"kalian mau bakar gue?"
bryce berucap terbata karena jujur dirinya hampir mati ketakutan membayangkan nasib dirinya yang akan berubah menjadi manusia panggang.

perutnya dari bryce lagi-lagi tidak mendapat jawaban apapun dari suku itu.mereka semua membentuk sebuah lingkaran dan melompat kecil ditempat lalu mulai menari dengan bahasa yang tidak bryce pahami.
semakin lincah tarian mereka maka api akan berkobar semakin tinggi membuat wajah bryce memanas hingga memerah.

"bawa keluar"
wanita disamping pria tua itu berucap dua kata yang semakin membuat bryce bingung.siapa yang akan dibawa keluar sementara mereka ada diluar ruangan semua?

kringg..kringg..
suara gemerincing yang diiringi dengan langkah kaki seseorang membuat bryce menoleh kesamping lalu mendapati seorang wanita yang juga merupakan bagian dari suku itu berjalan dengan membawa bunga ditangannya.orang yang menari itupun seketika berhenti dan membuka jalan bagi perempuan itu mendekati api yang sudah berubah berwarna biru.

"gue mimpi kali ya?"
Bryce merasa semua yang ada dipenglihatannya sekarang adalah mimpi buruk yang membuatnya ingin segera terbangun.namun semua terasa nyata setelah pemimpin suku itu berjalan kearahnya dan menyiramkan air pada kedua kakinya yang masih terikat membuat bryce menggelinjang kedinginan.

"menikah"
pria tua itu berucap satu kata yang semakin membingungkan bryce.sialan...ini upacara pernikahan adat mereka batin bryce meringis.habis sudah takdirnya yang harus mempersunting seorang wanita antah berantah dari suku pedalaman disini.
"gue gak mau kawin bangsat!"
bryce berseru panik namun pria itu lagi-lagi tidak mendengarkan perkataannya membuat air mata bryce menggenang.

tbc....


best boyfriend •(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang