dua puluh dua

8.6K 583 11
                                    

Typo 🙏

happy reading 🐣

°°°°°°°°°°°

     bryce memasuki ruang kelasnya dan berjengit kaget mendapati asta yang duduk disana memandang kearahnya dengan senyuman lebar.bryce yang masih kecewa pada asta hanya diam tanpa mambalas senyum itu lalu berjalan kearah mejanya dengan raut wajah cuek andalannya.asta tersenyum geli melihat tingkah bryce, bayangkan siapa yang kemarin menangis mengatakan rindu padanya namun lihatlah sekarang memandangnya saja pria itu enggan.
"bryce gue kangen"
asta tetap menghampiri bryce lalu memeluk tubuh itu erat.asta sedikit menjaga tubuhnya agar tidak menekan perut bryce takut akan menghimpit kacang kecilnya.

"lo siapa anjing?gue gak kenal"
bryce melepaskan pelukan asta dengan cepat lalu menolehkan kepalanya menghindari tatapan teduh yang sangat dirindukannya itu.
"mulutnya jangan ngomong kotor lagi,gak baik"
asta berucap tegas lalu kembali menelusukkan kepala bryce kebawah ketiaknya membuat bryce berteriak kesal dengan aksinya.

alan yang baru datang menatap bingung pada kedua orang yang melakukan tindakan aneh didalam kelas.dia tersenyum kecil lalu memilih tidak acuh karena berpikir jika  bryce dan asta sudah baikan karena melihat dadi kejadian tadi.
"kelas kita jam kosong bryce,yok pergi ke markas,nanti lo boleh tanya apa aja sama gue"
asta membujuk bryce yang masih nampak kesal padanya lalu menggandeng tangan halus itu meninggalkan kelas.

anak-anak lain yang melihat kedekatan asta dengan bryce memberi reaksi berbeda.ada yang mengabadikan dengan ponselnya namun ada juga yang menatap jijik serta berlagak mau muntah yang langsung ditertawakan oleh teman-temannya.
"kalo lo semua gak mau berhenti sekarang,gue bisa langsung bilang sama asta buat ngeluarin lo dari sekolah ini dan kalian pasti tau dong apa konsekuensinya"
alan berucap tegas dengan mata marah melihat tindakan anjing gila perhatian ini yang hanya mampu mengejek asta dibelakang saja.mereka langsung menghentikan kegiatannya dan berdiri kaku memohon belas kasih alan agar tidak mengatakan apa-apa pada asta.

"cihhh dasar sok keras,diancam segini aja takut"
alan tertawa sinis lalu kembali melanjutkan permainannya yang terhenti karena muak melihat tindakan menjijikkan sebagian anak dikelasnya.

nggak ada itu kupang

    "lepas asta gue bisa jalan sendiri"
bryce melepas paksa tangan asta yang menggenggam erat lengannya hingga terasa licin karena keringat yang keluar.asta menghela nafas pasrah membiarkan bryce berjalan mengikuti dibelakangnya dengan ogah-ogahan.

brakkk..
asta sengaja membuka pintu gudang dengan kuat untuk mengejutkan teman-temannya.bibirnya tersenyum puas saat Alif dan pasha yang terlonjak kaget hingga terjungkal dari kursinya menghantam lantai.
"lo udah sembuh ta?gak mual-mual lagi?"
rendy berucap keras disertai wajah tersenyum senang melihat kehadiran asta disana,namun berbeda dengan reaksi asta yang melotot marah.
"lo kenapa bangsat?sehat dari sakit tapi otak lo yang kegeser sekarang?"
rendy tetap berceloteh panjang bertanya apakah asta sudah sehat terus tanpa menyadari Bryce yang mendengar ucapan mereka dengan wajah kesal karena asta telah membohongi nya selama ini.

"asta sakit apa?jelasin sama gue!"
bryce menggeser tubuh bongsor asta yang berdiri menghalangi pintu lalu masuk kedalam markas yang membuat mereka terdiam kaget karena tidak menyangka jika bryce juga ada disana.tubuh bryce yang pendek dan lebij kecil dari asta membuat pemuda itu tidak nampak dari dalam markas.

"b-bryce lo juga disini?"
rendy berucap gugup saat melihat bryce yang menatapnya menanti jawaban sedangkan asta sudah mengurut kepalanya pasrah menerima amukan bryce nanti.
"lo kenapa gak kasih tau gue kalo lo sakit bangsat?! gue udah mikir buruk tentang lo asta"
bryce mendorong tubuh asta lalu berjalan cepat keluar gudang meninggalkan mereka semua meringis memohon maaf pada asta.
"bryce hamil,jadi emang lagi sensitifnya sekarang"
mereka semua kembali dibuat jantungan dengan kalimat asta yang berucap santai namun mengandung nada serius.

"nah gue sekarang yakin kalo otak lo emang kegeser ta"
rehan mencoba mencairkan suasana namun wajah asta tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa sedang bercanda.
"lo serius kan ta?"
fira menatap wajah asta menilai namun anggukan mantap dari pria itu membuat fira yakin dengan apa yabg didengarnya.

"lo semua tutup mulut dulu,jangan sampai bryce tau kalau gue yang ngomong ini"
asta beranjak berjalan menyusul bryce sebelum pria itu bertindak aneh karena perubahan moodnya.
mereka hanya mengangguk mengiyakan ucapan asta walaupun masih belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan temannya itu.

°°°°°°°°°

    bryce berdiri ditangga yang menghubungkan dengan kelas ditingkat atas sembari memakan sepotong cokelat yang diselipkan oleh asta disaku celananya.bryce yang meninggalkan markas berjalan menuju tangga yang cukup lengang karena murid-murid yang kebanyakan berada dilapangan akibat jam kosong.
"asta kok lama ya?atau jangan-jangan dia gak ada niat nyusulin gue?"
bryce kembali menoleh kearah persimpangan koridor namun belum ada tanda-tanda asta berada disana.

"hai banci...lo sendirian aja hmm?atau jangan-jangan asta udah gak mau lagi deket sama lo karena dia udah sadar?"
tiara melangkah mendekati bryce yang nampak menunggu kedatangan seseorang yang dia yakin itu adalah asta,membuat emosinya membubung tinggi.
"lo tuli ya?udah banci mana tuli lagi,atau bisu juga?"
tiara menjambak rambut bryce kuat hingga pemuda itu mendongak menahan ringisan sakit dikulit kepalanya.

"bryce mencengkeram tangan tiara agar segera melepaskan tangan kurus itu dari rambutnya dan menghempaskan hingga terbentuk pada pembatas tangga.
"lo beruntung gue punya pendidikan jalang,kalo gak gue akan balas rontokin rambut lo juga"
bryce berteriak keras didepan wajah tiara yang sedikit melangkah mundur karena bagaimanapun juga saat ini bryce nampak lebih mengerikan dari sebelumnya.

"lo ucapin kata-kata terakhir banci!"
tiara tersenyum sinis lalu mendorong tubuh bryce berencana membuatnya jatuh.
bryce yang tidak berpikir jika wanita itu akan seberani ini mendorong tubuhnya hanya pasrah menerima apa yang akan terjadi.tangannya sekuat mungkin memeluk perutnya yang masih rata untuk melindungi calon buah hatinya yang mungkin saja tidak akan bisa melihat dunia.

"bryce!"
asta berlari secepat mungkin memeluk tubuh bryce yang didorong oleh tiara.nafasnya memberat menatap tajam pada wanita ular itu dengan tangan bergetar ingin menampar wajah tiara.nasib baik asta dapat menyelamatkan bryce tepat waktu sebelum tubuh didalam dekapannya ini terguling dianak tangga.

teriakan asta membuat semua mata memandang kearah tiga orang itu dengan wajah kaget karena Tiara yang berniat mencelakai bryce.mereka berbisik heboh menyumpahi tindakan keji tiara yang membahayakan nyawa orang lain.
tiara berlari menjauhi tangga dengan tubuh bergetar ketakutan karena tatapan sinis anak sekolah yang menghakiminya.

byurr...
fira yang duduk dipinggir kolam renang terlonjak kaget saat tiba-tiba saja seseorang mencebur kedalam air dingin itu.dia memperhatikan seorang wanita yang diketahui bernama tiara itu berenang sedikit aneh.
"makin banyak deh orang setres disini"
fira memperhatikan tiara yang masih betah berenang dengan gayanya lengkap dengan seragam sekolah bukan memakai baju renang.fira mengernyit heran saat gerakan aneh tiara yang mulai melemah,dia membulatkan matanya lalu tanpa pikir panjang lagi segera mencebur untuk menyelamatkan tiara yang hampir tenggelam.

  fira memberikan nafas buatan pada tiara yang membuat wanita itu terbatuk keras mengeluarkan air kolam yang diminumnya.fira mendesah lega karena berhasil membuat tiara tersadar lalu badannya menegang kaku saat gadis berambut panjang itu memeluk tubuhnya erat sambil menangis tersedu.
"udah jangan nangis lagi"
fira mengusap punggung tiara lembut memcoba menenangkan sebisanya.
"tapi gue gak maksud apa-apa sama bryce,gue cuma mau gertak dia aja"
tiara semkin menangis kencang membuat fira terkekeh pelan melihat wajah tiara yang memerah mengadu padanya.fira kembali memeluk tubuh wanita mungil itu lalu tertawa kecil.

Tbc.....

best boyfriend •(End)Where stories live. Discover now