Bab 4

994 181 28
                                    

Bab 4


Daniel mengusap kepala Anggrek sambil jogging di sebelah gadis itu. “Aku kira kamu nggak mau olahraga lagi setelah kejadian sepeda itu.”

“Tadinya nggak mau, tapi... demi kesehatan, kan, Om,” sahut Anggrek. Jawabannya tidak sepenuhnya dusta, kan? Anggrek memang mau sehat, tetapi utamanya supaya ia tampak sedikit langsing Jumat depan karena Alaz mengajak Anggrek ke acara ulang tahun teman lelaki itu.

Gambatte, Anggi-Chan.”

Anggrek tersenyum lebar. “Yosh, semangattt!”

***

“Kenapa juga gue harus bantuin lo, sih, Nggi? Gue kan nggak mau! Apalagi dandanin lo buat Kak Alaz, nggak banget, deh!”

“Cuma lo satu-satunya yang bisa bantuin gue, Honey. Kalau minta tolong Mami, nanti Mami tanya-tanya, gitu juga kalau gue minta tolong Resti.”

“Ya tapi kenapa nggak ke salon aja, sih?”

“Emak lo kan tukang salon, lo juga suka bantu makeup-in pas acara nikahan sodara sama tetangga lo. Udah sih buruan dandanin gue! Besok gue beliin novel yang lagi lo incer banget, deh!”

“Bener, ya?” Mata gadis berjilbab pink itu langsung menyala-nyala. Awas sampai bohong, gue teror sampe mampus.”

“Kata-kata lo tuh direm.”

Dini cekikikan. “Bercanda, sih. Akibat gue kesenengan lo mau beliin novel tebel tentang penyihir yang gue pengen banget tapi belum mampu kebeli dari zaman gue masih bayi sampai sekarang.”

Anggrek hanya memutar bola mata mendengar ocehan sahabatnya. Satu jam kemudian ia sudah selesai didandani. Magic, Anggrek tampak lebih cantik, apalagi dipadu gaun hitam berbahan lembut sebatas lutut.

“Yakin nggak mau gue anter?” tanya Dini sebelum ia hengkang.

“Nggak usah. Makasih banyak ya Din. Nanti malem gue kabarin kalau udah sampai rumah.”

“Iya, hati-hati. Kalau ada apa-apa, langsung telepon gue.”

“Iya, bawel. Sono pulang.”

Dini memutar bola mata. “Giliran udah cantik terus siap ketemu Kak Alaz, gue didepak.”

“Udah mau hujan, itu mendung!”

“Iya, iya.” Dini pun pamit pulang dengan motor matic pinknya.

Jika saja Anggrek tahu mobilnya bakal mogok, ia akan meminta Dini mengantarnya tadi. Saat sedang mencari taksi melalui aplikasi online, tiba-tiba Daniel masuk ke halaman rumahnya.

“Loh, Anggi? Aku kira tadi ada tamu siapa. Tumben dandan rapi dan manis. Mau ke mana?” tanya Daniel mengamati penampilan gadis itu dari atas sampai bawah dengan wajah berseri.

“Ng... eh, ke acara ulang tahun teman,” jawab Anggrek tersipu.

“Oh, ya udah aku antar.”

Dengan cepat Anggrek menggeleng. “Nggak usah, Om, aku bisa pergi naik taksi.” Bisa gawat kalau nanti Om Daniel ketemu Kak Alaz terus ngelaporin hal ini ke Papi!

“Nggak apa-apa, sekalian aku mau jalan-jalan, aku antar kamu sampai lokasi acara.”

Karena dari tadi Anggrek belum juga mendapatkan taksi online, akhirnya ia menerima tawaran Daniel. Setelah berpamitan dengan ibunya, ia ikut ke mobil Daniel yang kebetulan diparkir di depan gerbang rumahnya. Sepertinya lelaki itu baru pulang dari kampus.

“Nanti pulang jam berapa? Biar aku jemput.”

Anggrek menggeleng. “Nggak usah, Om, nanti aku pulang naik taksi aja. Aku nggak tahu acaranya sampai jam berapa.”

My Innocent Fat Girl by EmeraldWhere stories live. Discover now