Bab 7

861 170 20
                                    

Bab 7


Daniel mengajak Anggrek dan Resti ke mall untuk mentraktir mereka karena lelaki itu baru mendapatkan bonus dari project yang dikerjakan bersama dua temannya.

“Makan sepuasnya nih, Om?” tanya Anggrek.

Daniel mengangguk.

“Resti maunya beli baju, Mas Daniel!”

Daniel mengangguk lagi. Ia tertawa dengan kedua tangan di saku celananya. “Terserah kalian, nanti di mall mau main game juga boleh. Tapi nggak usah nonton, ya, lain kali aja, soalnya takut kemalaman.”

Kedua gadis tetangganya yang sudah Daniel anggap adik sendiri itu bersorak.

Seperti biasa saat di mobil, Resti duduk di sebelah Daniel dan Anggrek di kursi belakang. Setibanya di mall, Resti langsung menarik lengan Daniel ke arah butik.

“Anggi mau beli baju juga? Pilih aja.”

Anggrek menggeleng---ia lebih tertarik untuk makan sepuasnya. Sementara Resti mencari-cari baju yang cocok, Anggrek berdiri menonton bersama Daniel.

“Mbak, aku mau coba baju yang ini, ya, bisa?”

Daniel melihat seorang perempuan muda menyapa Anggrek seraya memegang gaun berwarna hitam.

“Eh, aku bukan pegawai sini...” jawab Anggrek pelan.

“Oh, maaf, ya!” Perempuan itu menutup mulut kemudian buru-buru berlalu untuk mencari pramuniaga butik.

Apa kejadian itu sering terjadi? batin Daniel bertanya-tanya.

Daniel memperhatikan Anggrek menghela napas. Lelaki itu kemudian menghampiri Anggrek dan memberikan sebungkus permen rasa lemon dan mint kepadanya.

“Makasih, Om.” Anggrek langsung memakannya tanpa bersemangat.

“Anggi mau beli es krim? Crepe? Atau kita mau duluan ke restoran? Kayaknya Resti masih lama.”

Anggrek menggeleng. “Nanti aja, Om. Kasihan Resti kalau ditinggal.”

“Apa? Ngomongin Resti, ya?” Orang yang dibicarakan tiba-tiba sudah nongol. “Mas Daniel, bagus sweater atau dress ini?” tanya Resti seraya menempelkan dua baju berwarna putih itu bergantian ke tubuh langsingnya.

Dress bagus juga. Mau keduanya boleh.”

Resti menggeleng. “Satu aja, Mas Daniel. Kalau gitu Resti pilih gaun ini.” Lalu ia menarik Daniel ke kasir.

***

Anggrek yang mulai jenuh saat melihat antrean di kasir, memilih pergi keluar dari butik. Ia akan melihat-lihat di sekitar butik sembari menunggu Daniel selesai membayar gaun adiknya.

 Ketika Anggrek sedang asyik mengamati crepe yang sedang dibuat oleh si penjual, seseorang menyenggol tubuhnya.

Sorry.”

“Nggak apa-apa.” Begitu menoleh, Anggrek terkejut melihat Alaz dan pacarnya, Hana, sedang berangkulan mesra.

“Loh, Anggi, lagi di sini juga? Sama siapa?” tanya Alaz terkejut.

“Siapa?” tanya Hana melihat Anggrek dengan kening berkerut.

“Adik kelas, Anggi,” jawab Alaz dengan senyum.

Perempuan berambut lurus panjang dan berponi itu melihat Anggrek dari atas ke bawah dan kembali ke wajah Anggrek. “Salah satu fans kamu di sekolah, kah?” tanyanya dengan senyum miring.

My Innocent Fat Girl by EmeraldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora