Bab 26

973 166 25
                                    

Bab 26

Daniel tidak bisa tidur. Ia ingin mencium Anggrek lagi, tetapi jika melakukannya, ia takut kebablasan. Mata kelamnya terus menelusuri tubuh Anggrek yang terbungkus piama hitam. Membuka kepalan tangan, pelan-pelan Daniel mengelus payudara sang istri yang tidak mengenakan bra. Membuat dadanya berdesir dan selangkangannya makin mengeras. Tangannya terus mengusap naik turun, terkadang memutar. Kain piamanya begitu halus, tapi Daniel tahu kulit Anggrek lebih halus.

Kemudian, Daniel membuka tiga kancing piama Anggrek dan menyingkap kain itu ke samping. Ia menunggu Anggrek terbangun, tetapi ternyata gadis itu masih mendengkur halus. Daniel menunduk, lalu mencium lagi bibir lembut Anggrek. Sementara kedua tangannya meremas gundukan kenyal itu.

Daniel menyesap leher Anggrek, terasa manis di lidahnya. Ketika jilatan itu menuruni dada, tiba-tiba dering alarm di ponselnya berbunyi, mengejutkan lelaki itu.

Anggrek bergerak seakan terusik, tetapi tidak membuka mata. Menunggu beberapa saat, barulah Daniel mengaitkan kembali kancing piama Anggrek.

Lelaki itu mengembuskan napas, kemudian turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.

***

Hari ini hari terakhir di tahun 2022. Anggrek memanfaatkannya untuk membantu Gathan dan teman-temannya membagi-bagikan cilok secara gratis berkeliling dengan motor. Anggrek membonceng Gathan sementara Endah berboncengan dengan sepupunya, Ridho. Mereka berempat berkeliling mencari pemulung atau pengemis di dalam kompleks perumahan.

Inginnya Anggrek di rumah saja atau jalan-jalan bersama Daniel, tetapi suaminya pergi ke luar kota mengunjungi bengkelnya bersama sahabat lelaki itu. Anggrek ingin protes, tetapi ia merasa tidak mempunyai hak. Sudah cukup ia merepotkan Daniel. Sudah cukup ia mendapatkan kebaikan Daniel. Sesungguhnya Anggrek sedang mempersiapkan diri sampai Daniel mengucapkan kata “cerai” kepadanya. Ia hanya tinggal menunggu waktu.

Anggrek sedih tidak bisa bersama Daniel, tetapi ia mengambil hikmah dari setiap kejadian. Ia berterima kasih karena Gathan mengajaknya bertemu dengan para pemulung dan pengemis, tidak hanya itu, mereka juga bertemu ODGJ yang melompat-lompat kegirangan saat menerima sebungkus cilok yang Gathan berikan.

“Sisa berapa bungkus cilok lagi?” tanya Gathan sambil mengemudi.

“Masih lumayan banyak.”

“Mau keluar dari kompleks?”

“Boleh. Tapi gue telepon Om Daniel dulu.”

Gathan menepikan motor sementara Anggrek menelepon Daniel. Di belakang mereka, Ridho dan Endah menunggu.

Karena Daniel tidak mengangkat telepon, akhirnya Anggrek mengirimkan pesan whatsapp. Setelahnya, Anggrek dan ketiga temannya kembali melanjutkan perjalanan diiringi bunyi petasan yang saling bersahutan di sepanjang jalan raya berhiaskan lampu warna-warni juga pernak-pernik lainnya yang menyemarakkan suasana malam pergantian tahun.

Pandangan Anggrek terarah pada langit gelap dengan bulan menggantung indah. Ia menghela napas, mencoba tidak memikirkan Daniel.

“Lo baik-baik aja?” tanya Gathan ketika motornya berhenti di lampu merah.

“Ya?” tanya Anggrek bingung.

“Ditinggal suami ke luar kota."

“Nggak apa-apa, kan Om Daniel kerja. Lagian cuma bentar, Om Daniel nggak menginap di bengkel.

Gathan mengangguk. “Bagus deh.”

***

Daniel mengerutkan kening mendapati rumah dalam keadaan kosong. Apa Anggi di rumah Pak Eka?

My Innocent Fat Girl by EmeraldWhere stories live. Discover now