Bab 10

947 178 55
                                    

Bab 10

Daniel membuka mata dan terkejut melihat Anggrek duduk di sampingnya dalam kondisi polos tanpa mengenakan sehelai benang pun. Lelaki itu mengerjap dan mulutnya menganga tanpa kata.

"Om kenapa?"

Daniel bangkit duduk. "Anggi, kamu kenapa di sini? Kenapa nggak pakai..." Daniel terkesiap kala Anggrek menarik tangan Daniel dan menangkupkannya di salah satu gundukan kenyal itu.

Daniel tahu ini tidak benar dan salah, tetapi ia tidak bisa mengendalikan diri. Tangannya meremas benda kenyal dengan ujung bulat, besar, dan keras yang mengundang jari jemarinya untuk memilinnya membuat gadis itu melenguh.

"Om...!"

Kepala Daniel mendekat dan mulutnya membuka dengan lidah terjulur, bersiap untuk menjilat ujung dada Anggrek.

"Om... ahhh!"

Daniel membuka mata.

Sial... apa aku mimpi basah?

Daniel bangkit duduk dan bersandar ke kepala ranjang. Kedua tangan mengacak-acak rambutnya. Barusan ia mimpi apa? Anggrek? Ya Tuhan, bagaimana bisa?

Daniel mengusap wajah, kemudian bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Setelah membasuh wajah di kran wastafel, ia menatap bayangannya di cermin.

Hah, ini pasti gara-gara kemarin ia memijat Anggrek. Dan gara-gara penampilan gadis itu yang tidak memakai pakaian dalam di balik piamanya.

Jernihkan pikiranmu, Daniel, dia itu adikmu. Dan akan tetap seperti itu sampai kapan pun.

Setelah mandi, lelaki itu bersiap membuat sarapan. Tetapi begitu mendengar bel rumahnya berdentang, ia menangguhkan niat dan melangkah ke ruang tamu. Siapa pagi-pagi begini sudah bertamu?

"Pagi, Om!"

Jantung Daniel sepertinya merosot ke perut. Ia tertegun mendapati Anggrek berdiri di depannya sambil tersenyum lebar memperlihatkan lesung pipinya.

"Karena Om berbaik hati nggak jadi ngajak renang kemarin sore dan izinin aku istirahat, jadi aku buatin sarapan khusus buat Om!"

Terngiang lenguhan Anggrek dalam benak Daniel saat ia meremas dan memilin puncak payudara gadis itu dalam mimpinya.

"O-oh, makasih, Anggi. Mau sarapan bareng?" tawar Daniel mencoba mengenyahkan bayangan mimpinya.

"Boleh!"

Daniel mengajak Anggrek ke ruang makan. Ia meletakkan sushi buatan Anggrek di piring masing-masing.

"Sushi-nya kenapa belum dipotong-potong?" tanya Daniel bingung.

"Ribet, Om, aku belum bisa rapi potongnya." Anggrek melahap segulung panjang sushi dengan cepat sementara Daniel mengunyahnya perlahan.

Lelaki itu bisa merasakan crab stick, kyuri, keju, dan mayonaise bercampur dalam lidahnya.

"Gimana rasanya, Om?" tanya Anggrek setelah menelan semua bagiannya. Ia menanti dengan antusias.

Daniel tersenyum. "Enak."

Tiba-tiba Anggrek mengulurkan tangannya dan mengusap pipi Daniel, membuat tubuh lelaki itu menegang karena terkejut.

"Mayonaise," gumam Anggrek sebelum menjilat ibu jarinya sendiri. "Mubazir," ucapnya terkekeh.

Ya Tuhan. Dasar bocah ini!

Daniel mengusap kepala Anggrek dengan sayang. "Mau lagi sushi-nya? Masih ada dua gulung, kan."

My Innocent Fat Girl by EmeraldWhere stories live. Discover now