Bab 5

999 179 40
                                    

Bab 5


“Maaf, Mas Daniel, Mbak Anggi mogok lari pagi,” ujar Resti. “Mbak Anggi emang nggak mau cerita sama kami soal kejadian semalam, tapi Resti berhasil mengorek informasi dari sahabat Mbak Anggi.” Resti berjinjit untuk berbisik, “Kata Mbak Dini, semalam Mbak Anggi diajak ke pesta ulang tahun temannya Alaz, terus... ternyata yang ulang tahun itu bukan teman, tapi pacar Alaz, dan mereka tuh ciuman mesra di atas panggung bikin Mbak Anggi syok.”

Begitu rupanya. Jadi Anggrek pergi ke pesta diajak Alaz, pantas saja gadis itu seperti menyembunyikan sesuatu, pikir Daniel. Daniel mengetahui soal Alaz dari cerita Pak Eka. Katanya senior Anggrek itu telah menyakiti putri sulungnya dengan mengatai gadis itu mirip babi. Makanya gara-gara itu, Pak Eka meminta Daniel untuk mengajak Anggrek lari pagi setiap Sabtu dan Minggu supaya sehat, utamanya agar Anggrek tidak terlalu gemuk. Kalau badan sehat dan langsing, tentu pikiran pun akan segar dan positif.

“Padahal Resti sama Mbak Dini itu udah nasihatin Mbak Anggi, jangan dekat-dekat sama si Alaz kampret. Tapi Mbak Anggi tuh... masih naksir sama cowok jahat itu!”

Daniel mengangguk-angguk mendengarkan. “Ya udah nggak usah dipaksa. Tolong titip ini buat Anggi,” ujar Daniel seraya mengangsurkan dua bungkus permen rasa cokelat dan karamel.

“Resti nggak dikasih, nih?” tanya Resti menatap permen di tangannya.

Daniel tertawa. “Lain kali, ya. Mas Daniel kasih permen kan supaya Mbak Anggi semangat.”

Resti cengar-cengir. “Bercanda, Mas Daniel. Lagi pula Resti nggak terlalu suka permen, kalau Mbak Anggi sih apa aja dimakan.”

Daniel kembali tergelak.

***

Malam hari saat Daniel akan menutup tirai ruang bersantai, ia melihat Anggrek di jendela kamarnya di lantai dua. Gadis itu tengah menyanggakan kedua tangannya di birai jendela sementara kepalanya mendongak ke langit. Wajah gadis itu begitu sendu.

Apa Anggrek begitu menyukai kakak kelasnya? Cinta monyet? Atau jatuh cinta betulan? Kasihan juga. Rasanya Daniel ingin sekali memberikan nasihat kehidupan kepada senior gadis itu. Menurut Daniel, Anggrek yang berpipi tembam dan berbadan gemuk sama sekali tidak mirip babi atau kudanil, malah sangat manis. Kulitnya putih dan pipinya kemerahan, imut seperti anak kecil. Dan, Daniel heran kenapa para laki-laki di sekitar Anggrek tidak melihat hal itu? Kecuali Pak Eka, tentunya, dia kan sangat menyayangi kedua putrinya dan menyebut mereka paling cantik dan manis setelah istrinya.

Daniel terus mengawasi Anggrek yang masih betah di jendela. Ia takut kalau-kalau gadis itu berniat melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Sampai Anggrek menutup kembali jendela, barulah Daniel menghela napas lega dan menutup tirai.

Baiklah, Daniel akan membuat Anggrek bahagia. Ia akan membantu Anggrek menemukan cinta sejatinya. Pertama-tama, sehatkan dulu fisik Anggrek, seperti permintaan Pak Eka.

Esok pagi, Daniel kembali ke rumah Anggrek untuk mengajak gadis itu lari pagi. Setelah Resti dan Pak Eka tidak berhasil membujuk Anggrek, giliran Bu Murni. Tidak berhasil juga, barulah Pak Eka memberikan akses kepada Daniel untuk memasuki kamar putri sulungnya.

Awalnya Daniel menolak karena teringat kata-kata Anggrek tentang gadis itu yang selalu tidur tanpa bra. Namun karena Pak Eka terus saja menyuruh Daniel masuk, akhirnya lelaki itu terpaksa, dan berharap Anggrek tidur memakai baju yang layak.

Saat melangkah masuk, pandangan Daniel langsung disuguhi ruangan luas bernuansa putih dengan ranjang besar, meja belajar, lemari pakaian tinggi, karpet di dekat tempat tidur, jendela kaca besar yang terbuka, dan kamar mandi. Sementara si empunya, sedang asyik membaca komik sambil mengunyah batang cokelat dengan santai.

My Innocent Fat Girl by EmeraldKde žijí příběhy. Začni objevovat