Bab 1

20.3K 1.5K 81
                                    

WARNING 18+ AREA. ADA ADEGAN CIUMAN, PEMBUNUHAN, MILD SEXUALITY, ADEGAN SEKSUAL TIDAK EKSPLISIT.

***

"Benar kan? Sudah kuduga. Sir Winfrey mencium gadis lain lagi," Amanda berkomentar dengan kesal. Napasnya sedikit memburu, tangan kirinya mengepal pelan di kain gaunnya yang berlapis. Tubuhnya mencondong ke depan dan memijat sedikit pundak kakaknya untuk menenangkannya yang — entah untuk ke berapa belas kalinya— menangis di ruang tamu rumah keluarga Bennet.

"Jangan bilang begitu," kakaknya, Violet— yang mencoba menangis seanggun mungkin agar riasannya tidak luntur— membantahnya.

"Dia berselingkuh,"

"Semua gentlemen yang kita kenal melakukannya," Isak Violet.

"Ayah dan kakak kita tidak—"

"Baiklah, maksudku lebih dari setengah pria yang kita tahu,"

"Sudah banyak yang memperingatkanmu, kak. Sir Winfrey dulu terkenal sebagai bujangan playboy dan suka berkencan dengan gadis-gadis tidak terhormat dan janda," ujar Amanda sekali lagi dengan ekspresi malas.

"Sekali lagi kubilang, aku kan tidak punya banyak pilihan. Semua gentleman yang melamarku namanya tertulis dalam daftar hitam Lady Damiana. Maksudku, nyaris semua bujangan ada di sana. Tapi Winfrey setidaknya kaya raya. Aku berusaha menutup mataku tidak peduli tapi—" Violet terisak lagi.

Di kalangan bangsawan, para gadis yang siap menikah biasa bertanya pada Marchioness Damiana dari keluarga Boleyn. Dia penggosip nomor satu di London dan suka memberi saran tentang percintaan atau cara memilih calon suami. Tentu Violet sebelumnya sudah bertanya padanya. Dari semua pria yang melamarnya di season pertama, hanya Winfrey yang lumayan layak menurutnya.

"Lady Damiana bilang: tutup matamu, tahan nafasmu, bercintalah seperti babi betina dan coba berbahagia. Alfred tidak parah sekali, dia bukan penjudi dan hanya suka sesekali bersenang-senang. Aku tidak tahu seperti apa jadinya. Aku bahkan tidak pernah melihat babi betina bercinta, dan—"

"Countess Winfrey, jaga bicaramu. Adik anda masih perawan," pelayan senior keluarga Bennet menggeleng sambil menaruh nampan berisi teh Earl Grey yang diseduh dengan madu. Dia tidak tahan untuk menyela.

Wajah Amanda merah padam. Tentu saja dia tidak benar-benar mengerti apa yang dilakukan pria ketika berkencan. Melihat kakak-kakaknya berciuman di altar ketika pernikahan mereka saja rasanya sudah sangat vulgar. Intinya dia tahu kalau Count Alfred Winfrey mencium gadis lain selain istrinya.

Violet sudah dua tahun menikah, dia biasanya berkunjung ke rumah Bennet setiap kali ada pesta bangsawan di London. Jumlah keluarga terhormat di Inggris tidak terlalu banyak jadi Violet yakin kalau Amanda juga diundang. Hanya saja, Amanda merasa lelah melihat para kakak perempuannya yang setiap kali bertemu langsung menangis dan mengeluh.

Amanda adalah pendengar yang baik. Mungkin para kakaknya hanya merasa terhibur melihat reaksi Amanda yang emosional dan geram setelah mendengar cerita mereka. Mereka merasa punya sekutu karena di rumah suami mereka— tidak akan ada yang benar-benar membela mereka. Mereka tidak berpikir kalau segala keluhan mereka mempengaruhi mental adiknya
Yang masih gadis dan belum juga menikah.

Tentu saja banyak pria terhormat baik-baik di Inggris. Tapi para keluarga yang ingin menikahkan anak gadis mereka— bukan hanya ingin mencari pria baik-baik. Mereka menginginkan jodoh yang kaya raya, terpelajar dengan gelar bangsawan yang tinggi. Biasanya pria semacam itu sudah banyak pengalaman.

Amanda merasa kesal kenapa para gadis terhormat harus hidup dipingit dan diawasi sepanjang waktu. Sementara kaum pria bebas berkencan seolah itu hal yang wajar?

The Viscount Vampire Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang