Bab 14 - Their Intimate Morning

5.6K 1K 62
                                    

Baca pelan-pelan biar dapat feelnya 😁🤭

***

Neville tidak banyak berkomentar. Dia tidak membantah maupun menolak. Sang Viscount menatap kedua bola mata istrinya yang teguh dan siap namun menyimpan rasa gentar di baliknya. Neville bisa merasakan tubuhnya menghangat, tatkala jemarinya mendekat dan menyentuh rambutnya yang hitam ikal layaknya Surai kuda penarik terbaik milik Ratu Victoria.

Neville menyentuh kulit di sekitar telinganya dengan lembut seakan tengah merapikan kelopak bunga dandelion yang rapuh. Setiap sentuhan sederhana itu menimbulkan getaran yang sulit dijelaskan bagi Amanda. Dia menegang, menahan nafasnya sedikit dan berusaha mengendalikan sikapnya. Dia yang tadi menantangnya untuk mencium, entah bagaimana berubah menciut dan ingin kabur.

Tapi sebagian besar dari dirinya ingin bertahan. Amanda bahkan seolah mematung, dia menjelma menjadi sebongkah batu marmer yang siap dipahat oleh sang seniman. Gadis itu sesekali memalingkan matanya, namun secara membingungkan instingnya ingin selalu kembali melihat wajah suaminya.

Neville meraih pinggangnya yang ramping, membawanya mendekat. Sang istri dengan patuh menurut sambil membayangkan banyak adegan yang dia baca dari tumpukan novel romansa di koleksi rahasianya. Pipinya merona merah karena merasa bersalah. Seharusnya dia tidak boleh menyamakan suaminya dengan para pria fiktif di novel.

"Amanda," Neville memanggil dengan suara yang maskulin, membuat sang lady tersadar kalau ini pertama kalinya dia berada dalam situasi yang begitu intim dengan suaminya. Dirinya sedikit panik namun juga antusias. Amanda tidak akan lari, ataupun berubah pikiran. Walau akan ada gempa sekalipun, atau serombongan sapi mengamuk yang lepas dari kandang— dia tidak akan pergi kemana-mana.

Mereka tidur dalam satu kamar, namun di ranjang yang terpisah. Amanda juga selalu tidur lebih awal dan bangun paling siang. Dia tidak pernah melihat wajah suaminya yang tertidur. Seolah-olah Sang Viscount enggan menunjukkan sisi lemahnya. Tapi kini Neville memejamkan matanya. Amanda bisa melihat kalau dia memiliki bulu mata alami yang indah dan tegas. Pantas saja tatapannya begitu menghanyutkan.

Amanda terlalu terpukau sampai dia lupa ikut memejamkan mata. Dia merasakan pelukan suaminya dan terkesiap sedikit tatkala jemarinya turun ke bawah, menyentuh pinggulnya yang ranum.

Neville pun mencium bibirnya yang dingin. Dia mengawalinya dengan lembut, namun itu menimbulkan semacam sengatan ke seluruh tubuh Amanda. Walaupun terlambat, Amanda ikut memejamkan matanya. Tangannya kaku, tidak tahu kemana dia harus menyentuh. Ini tidak seperti di hari pernikahan. Neville benar, yang di altar itu hanya kecupan singkat, bukan berciuman.

Tapi ciumannya yang sekarang, bahkan membuatnya ragu untuk menarik nafas. Amanda merasa hawa dingin yang sedari tadi membuat ujung kaki dan jemarinya beku kini mencair, berganti dengan ilusi kehangatan yang membingungkan. Tubuhnya bereaksi seolah dia tidak pernah mengenal dirinya. Amanda tidak lagi memikirkan kesopanan, dia tidak peduli dengan pendapat orang lain.

Amanda memang dengan gagah berani menantang suaminya untuk berciuman. Tapi dia berpikir untuk melakukannya di kamar, atau ruangan tertutup dimana tidak akan ada yang melihat mereka. Tapi Amanda kini malah melakukannya di pagi hari yang terang, di tengah kebun bunga Hydrangea yang terbuka.

Mr Monty si tukang kebun mungkin diam-diam mengintip perbuatan liar Viscount dan Istrinya. Atau bisa jadi Koki mereka yang berdarah Italia— yang sedang mengambil oregano segar di kebun— sedang bersembunyi di balik semak dengan gelisah tidak berani menampakkan diri.

Tapi Amanda tidak peduli, dia tidak mau memikirkannya. Amanda menikmatinya. Dia menyukai cara Neville menggoda bibirnya yang kini tengah melumatnya sedikit tidak sabar. Neville mengetatkan pelukannya, membawa tangan kanannya ke belakang rambut Amanda, membuat tubuhnya seolah melemah dan memiringkan kepalanya. Itu memudahkan Neville untuk menaikkan level permainannya.

The Viscount Vampire Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang