Bab 7 - After The Dance

6.2K 1K 59
                                    

Amanda meluruskan kakinya sedikit sambil duduk di sebuah sofa panjang merah berselimut beludru. Menurutnya itu adalah sofa paling tidak nyaman yang pernah dia duduki di sebuah pesta. Mungkin bantalannya diisi dengan terlalu banyak bulu angsa. Marquis Finley sangat kaya, sepertinya dia enggan memesan sofa dengan kualitas biasa saja. Tapi memadatkan terlalu banyak bulu angsa dalam sebuah bantal adalah ide buruk.

Sayangnya dia tidak bisa pergi begitu saja, karena sofa ini adalah titik paling pas baginya untuk mengamati lantai dansa. Lagipula, bisa jadi sofa lain memiliki masalah serupa. Dia melihat Viscount Annesley sedang berdansa dengan kakaknya Violet. Perempuan itu seolah lupa sedang dilanda masalah berat. Dia tertawa dan cekikikan sepanjang aktifitas dansa mereka seolah lupa untuk menjaga keanggunannya. Amanda jadi sedikit menyesal telah mengusulkan kakaknya sebagai partner dansa sang viscount.

Tunggu dulu, kenapa dia harus menyesal?

Amanda menegakkan tubuhnya seolah tersengat sesuatu. Dia mengutuk dirinya sendiri karena kehadiran Neville Annesley mungkin telah menggerogoti nalarnya. Mereka baru berkenalan kurang dari dua jam demi Tuhan! Amanda sudah berjanji untuk menjaga hatinya. Menyukai seorang pria secara berlebihan ketika dia belum tentu menjadi suaminya hanya akan menyiksanya di masa depan.

Karena dia teringat cerita ibunya tentang seorang lady yang dikenal oleh keluarga mereka. Wanita terhormat itu sudah menikah namun dia menyukai Count Bennet sampai pada titik beberapa kali mengiriminya hadiah ketika Ayah amanda berulang tahun. Itu tidak pantas, tapi lady itu tidak bisa menahan diri. Amanda tidak mau berakhir menjadi wanita menyedihkan yang memiliki harapan sia-sia seperti itu.

Lagu kedua berakhir, beberapa pria dan wanita tampak menyingkir dari lantai dansa untuk minum dan melakukan hal lainnya. Amanda merapihkan cara duduknya, menyugar rambut hitam berkilaunya ke belakang telinga dan tersenyum menyambut kakaknya Violet yang masih membawa keceriaan pasca sesi dansa yang menyenangkan.

Tidak semua bangsawan bersedia terus berdansa untuk semua lagu. Tapi mereka yang populer masih bertahan dan terus menari. Viscount Neville merasa sudah cukup bersosialisasi di lantai dansa dan bergabung bersama beberapa gentleman yang sedang berbincang.

Neville mengambil segelas kecil anggur dan meminumnya perlahan dengan mata mengawasi Amanda dari kejauhan.

"Cantik ya, Miss Amanda Bennet," seseorang menegurnya.

"Hmm," Neville mengangguk, dia tidak terlalu memedulikannya. Dia masih cemas Kalau gadis itu mungkin akan menumbuhkan taring dan menyerang kakak perempuannya sendiri. Dia punya hal lain yang harus dia pikirkan selain mengomentari penampilan seseorang. Dalam hatinya, Neville berpikir kalau dia bertanggung jawab atas keamanan seluruh tamu pesta di mansion Finley. Padahal sudah ada petugas keamanan di sana. Tapi dia tahu ada ancaman lain yang mungkin bisa menimpa para tamu selain orang mabuk atau perampokan.

Dia tidak merasa sedang berpesta di sana. Dia sedang dalam misi rahasianya sendiri. Neville lupa kalau petang ini dia datang ke pesta sebagai seorang Viscount yang ingin mencari istri. Tapi seorang prajurit tetaplah prajurit. Berbeda dengan pegawai pajak atau akuntan, ketika dia cuti dia tidak bisa benar-benar lupa akan perannya sebagai prajurit. Ketika dia tahu sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi dia tidak bisa sekedar pulang dan mengabaikannya.

"Kami kira Miss Amanda membosankan, kau harus lihat di season sebelumnya. Dia diam saja duduk bersama ibunya sepanjang waktu kecuali jika dia berdansa. Dia cantik tentu saja, tapi punya istri yang seperti kurang gairah seperti itu tidak terlalu menarik buat para pria," pria asing itu berkomentar lagi.

"Tapi lihat dia sekarang, rambutnya digerai seperti itu tapi tetap terlihat segar. Dia juga banyak tertawa dan bersosialisasi. Seolah dia baru terlahir kembali atau apa," komentar lainnya.

The Viscount Vampire Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang