Bab 17

6 0 0
                                    

selepas jungkook pulang dari apartemennya, kini tersisa dirinya dan julian yang tengah anteng menonton siaran televisi.

" ka gk biasanya kamu mudah akrab dengan orang lain?" tanya anna membuka pembicaraan dengan kakanya.

" dia sahabat mu bukan orang lain kan, lagi pula dia pria yang baik dan cukup nyaman ketika ku ajak bicara" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya pada anna.

anna mengerutkan dahinya penasaran tidak seperti biasanya kakanya cepat akrab dengan orang baru, ia yakin jika ada alasan lainnya. kini dia menatap julian yang berada disampingnya " benarkah karena itu? aku pikir ada alasan lain selain itu?" pancingnya seraya memicingkan sebelah matanya curiga.

dia menoleh menatap adiknya itu " hmm ku pikir dia cocok menjadi adik ipar ku" ucapnya dengan nada menggoda.

" apa maksudmu!" ucap anna salah tingkah.

"kamu pasti tahu apa maksud ku" timpal julian seraya tersenyum kecil melihat adiknya yang sedang salah tingkah.

"itu tidak akan mungkin terjadi" ucapnya pelan dengan wajah yang mulai muram.

julian menautkan kedua halisnya bingung, ia tidak mengerti apa yang dimaksud ucapan dari adiknya itu " apa yang tidak mungkin, ku pikir dia juga merasakannya aku bisa melihat dari caranya memandangmu dan memperhatikan setiap hal kecil dari dirimu walaupun aku baru bertemu dengannya" jelas julian dengan serius menatap adiknya itu.

" aku yang tidak menginginkannya, semuanya akan berakhir dalam dua hari kedepan lalu setelahnya kita hanya akan menjadi kenangan. aku akan kembali hidup menjadi anna buka jisuu sahabat kecilnya" ucapnya menghela napas sesak.

" apa maksudmu jika kalian saling mencintai kalian bisa bersama" ujarnya

" aku tidak ingin mencintai seseorang, berharap padanya, bergantung padanya dan menghancurkan hidupnya aku tidak menginginkannya, jika pun aku mencintainya maka aku akan memlih untuk ku simpan. jungkook begitu berarti dalam hidup ku sehingga aku tidak akan pernah membiarkannya ada dalam lingkaran kehidupanku yang akan membuatnya sengsara" ucap anna mulai bergertar menahan tangisnya karena rasa sesak di dadanya.

julian mulai tak mengerti dengan perkataan adiknya ini " what do you mean?" tanyanya dengan nada terdengar kesal.

" i don't know, I just don't want him in my life. Enough with you, mom and dad in my life are no longer around" ucapnya seraya memejamkan matanya menahan sesak yang makin membuncah lalu dirinya bangkit dari duduknya dan pergi menuju kamarnya.

julian mendadak frustasi dengan jawaban yang baru saja ia dengar " anna, Do not think like that" ucapnya sedikit teriak pada anna yang sedang pergi menuju kamarnya.

julian mengusap wajahnya kasar , dirinya berpikir apa yang membuat adiknya begitu tidak percaya diri dengan dirinya sendiri seperti ini.

" apa luka lama mu yang mempengaruhi hidupmu seperti ini sehingga kamu menganggap dirimu begitu tidak pantas untuk orang yang jelas kamu cintai ?" gumannya lirih.

***

seharian ini keduanya hanya diam di apartemennya tanpa berkeinginan untuk keluar sekedar berjalan-jalan di kota seoul ini sebelum besok malam mereka pergi meninggalkan kota ini.

anna yang dari tadi hanya membaca buku dan menonton video operasi di laptopnya enggan untuk beranjak bahkan dering ponsel yang berada disampingnya itu tidak ia angkat sekalipun.

julian yang melihatnya hanya menghela nafas , sedari tadi dirinya tidak membahas pembicaraan yang mereka mulai semalam dia tidak ingin membuat mood adiknya itu menjadi buruk mereka hanya membahas hal-hal yang ringan saja seolah pembicaraan semalam tidak pernah terjadi.

Letting Goحيث تعيش القصص. اكتشف الآن