Bab 21

4 0 0
                                    

Bab 21

" nona ini saya sekertaris tuan jay, maaf menghubungi mu malam-malam saya tidak tahu harus menghubungi siapa lagi selain dirimu tuan jay dia di—diaa—" ucapnya terbata-bata yang membuat anna tak sabar.

" katakan dengan benar jay kenapa ?" Pungkasnya dengan nada khawatir.

" tuan,,, tuann alerginya telah kambuh dan kondisinya sepertinya memburuk karena gejalanya tidak hilang setelah minum obat. Saya tidak bisa membawanya ke rumah sakit karena tuan tidak menyukai rumas sakit dan kami tidak membawa dokter pribadi, saya harap kamu bisa membantu"ucapnya dengan nada cemas.

" apa dia masih tersadar?" Tanya anna sambil bersiap untuk bergegas pergi.

" ya dia masih tersadar" jawabnya cepat.

" baiklah tugas mu hanya perlu menjaga dia agar tetap tersadar " perintah anna yang tengah dibalut kekhawatiran.

" baik nona" patuhnya.

Anna segera berlari keluar dari kamar hotelnya yang tak lupa meminta izin pada mammynya dengan berteriak karena terburu-buru.

" mam aku pergi untuk menemui jay nanti aku telpon" teriaknya memberitahu mammy yang tengah berada di kamarnya.

Mendengar teriakan putrinya lantas ia segera keluar untuk melihatnya namun ternyata gadis itu sudah pergi.

***

Anna langsung berlalri ke kamar jay setibanya di hotel tempat dia tinggal selama di italy. Terlihat raut wajah khawatir anna yang tengah terengah-engah karena berlari dengan menenteng beberapa perlatan medis daruratnya.

Nampak jay tengah terbaring lemah dengan ruam di beberapa bagian tubuhnya, wajahnya mulai membengkak dan pernafasannya mulai tersenggal, dirinya tengah mencoba terus mempertahankan kesadarannya.

" jay lihat aku" perintahnya dengan memegang kedua tangannya, " dengar kamu akan baik-baik saja okey? Aku sudah disini kau percaya pada ku bukan?" Sambungnya mencoba menghilangkan syok yang tengah melandanya.

Jay manatap anna lalu menganggukan kepalanya.

" okey sekarang bernafaslah dengan tenang ikuti aku" pinta anna, " tarik nafas mu dari hidung lalu keluarkan melalui mulut perlahan" tuntun anna berulang kali sampai dirasa jay nampak lebih tenang dan rileks.

Anna mulai mempersiapkan beberaa obat untuk dia berikan pada jay " aku akan memasukan obat melalui pembuluh darah mu jadi aku harus memberimu sedikit tusukan di bagian tanganmu tidak papa kan? Tanya anna meminta persetujuan.

Lalu jay hanya kembali mengangguk.

" kamu tenang saja ini hanya sedikit terasa sakit seperti gigitan seekor lalat" canda anna menggodanya.

Jay hanya terkekeh lemah mendengarnya.

" aku akan mulai menusuk mu tahanlah, jika mulai terasa sakit kamu hanya perlu melihat wajah cantiku ku ini aku yakin rasa sakitnya akan hilang" kekehnya geli mendengar ucapanya sendiri.

Jay pun hanya kembali terkekeh walaupun dirinya terasa sangat lemah.

Lima belas menit berlalu anna telah selsai dengan pekerjaannya ia pun segera membereskan sampah medis yang sudah ia gunakan dan terlihat jika jay pun tengah mengistirahatkan tubuhnya mungkin saja dia telah tidur karena efek obat yang sudah diberikan anna.

Anna pun beranjak dari ranjang jay untuk membuang sampah, baru saja ia akan melangkah pergi tangannya tengah diraih jay lantas dirinya menoleh kearahnya.

" jangan pergi" pintanya dengan kedua mata yang masih terpejam.

Anna pun menyentuh tangan jay lalu memindahkannya kembali disisi tubuhnya " tenanglah aku akan berada disini menemanimu, aku hanya ingin membuang sampah. Beristirahatlah" ucap anna seraya mengelus pucuk kepala jay.

Letting GoWhere stories live. Discover now