Bab 18

5 0 0
                                    

Jungkook kembali ke dorm dengan keadaan yang begitu kacau namun untungnya wajahnya terhalang buchethat yang ia kenakan sehingga tidak mengekspos seluruh wajahnya yang terlihat begitu menyedihkan.

Ia berjalan ke kamarnya dengan tubuh bak kehilangan nyawanya, terlihat keputusasaan dibalik punggung tegap yang kian menunduk menatap sendu lantai dingin yang tengah ia pijak di dormnya itu.

Jimin yang baru keluar dari kamarnya dan jin yang tengah berada di ruang tengah melihat jungkook yang berjalan dengan tubuh lunglainya segara memanggilnya.

" jungkook-ka gwencana" tanya jin seraya berjalan menghampirinya.

Dia menghentikan langkahnya mendengar hyungnya bertanya padanya ia hanya menanggapinya dengan mengangguk pelan.

Di sentuhnya dari belakang bahu adik bungsunya itu " apa terjadi seseuatu kenapa kamu begitu lesu apa kamu sakit? Tanya jin khawatir.

Jungkook yang tak punya energi untuk menjawab rentetan pertanyaan yang jin lontarkan itu hanya terdiam membisu, rasa sesak di dadanya terus menggerogoti hatinya sehingga membuatnya lelah.

" appayo" lirihnya

Jin yang tak begitu jelas mendengar suaranya kembali bertanya " apa yang kamu katakan hyung tidak mendengarnya dengan jelas" ucap jin yang kini berpindah posisinya berada di hadapan jungkook.

"ap,,,ppa,, appa,,appayo " lirihnya terbata-bata dibarengi isak tangis yang tak kuasa ia tahan kini dirinya tengah memukul keras dadanya berharap dengan seperti itu rasa sesaknya bisa berkurang.

Jin mengerutkan dahinya bingung bersamaan rasa khawatir melihat jungkook yang mulai terisak seraya memukuli dadanya merintih kesakitan " ada apa dengan mu? Ucapnya dengan raut wajah yang kian sangat khawatir.

Dijatuhkanya kening miliknya di bahu bidang milik hyungnya itu yang tengah ia jadikan sandaranya kini " kenapa ini terasa sangat menyakitkat hyung" lirihnya pilu.

Jin hanya bisa menepuk lembut bahu adiknya itu berharap jika itu akan membantunya mengurangi rasa sakit yang tengah ia rasakan walaupun banyak pertanyaan yang muncul dalam pikirannya ketika adik bungsunya pulang dengan keadaan yang amat memprihatinkan.

Jimin yang daritadi melihatnya hanya diam mematung merasakan sesak yang jungkook rasakan dia tahu alasan apa yang membuat adiknya itu terisak pilu, lantas ia langkahkan kakinya mendekat pada tubuh rapuh jungkook.

Di elusnya pucuk kepalanya " semuanya akan baik-baik saja jungkook kami disini bersamamu" ucap jimin memberi kekuatan, ia memberika jin hyung isyarat agar membawa jungkook ke kamarnya.

***

Anna berjalan tergesa-gesa menuju kamarnya searaya menyeka setiap tetes air mata yang terus keluar tanpa henti, julian yang melihatnya lantas segera memanggilnya " anna what happen, why are you crying?" Tanya julian khawatir seraya bangkit dari duduknya menghampiri anna.

Namun anna yang mendengar panggilan dari kakanya tak menggubrisnya sama sekali dia semakin cepat melangkahkan kakinya untuk sampai dikamarnya, julian yang tengah memperhatikan adiknya itu kebingungan dengan sikap anna yang langsung masuk ke kamarnya tanpa menjawab pertanyaan nya.

Ia mencoba mengetuk pintu adiknya itu namun tak kunjung ada jawaban darinya, ia dibuat sangat khawatir oleh adiknya itu.

" anna open the door please, kamu membuat ku khawatir" perintah julian tanpa putus asa. Ia terus mencobanya berulamg kali namun belum ada tanda-tanda anna akan membukanya.

Lantas ia pun menyerah dan akan kembali ke ruangan tengah menunggu adiknya tenang dan keluar dari kamarnya itu, namun baru saja ia ingin melangkahkan kakinya pergi terdengar pintu kamar adiknya itu terbuka dengan segera ia mengurungkan niatnya.

Letting GoWhere stories live. Discover now