Bagian 5

1.6K 306 27
                                    

"Brengsek banget Verrel. Sialan, dari awal emang gue udah benci sama dia."

Lisha dari tadi terus saja merutuki Verrel, menyumpah serapahi pria bajingan itu.

Di sisi kiri, Jena hanya bisa berdiam diri sambil mengusap-usap punggung Rosela. Dia sangat marah ketika Rosela menceritakan semua keluh kesahnya hari ini.

"Jimmy tahu kalo dia begitu?." Tanya Jena lembut.

Jimmy itu kakaknya Rosela, dan Jena punya hubungan khusus dengan Jimmy. Ehm, mungkin lebih tepatnya, Jena dan Jimmy adalah sepasang kekasih.

"Gak tau Jen. Tapi please, lo jangan cerita sama Kak Jim, nanti dia malah berantem sama Verrel."

Rosela menengadahkan kepalanya, Ia benar-benar merasa sesak, kejadian hari ini sangat menguras tenaga.

Jessie di sudut ruangan terlihat begitu menakutkan, matanya menatap nyalang Rosela yang sedang menangis. Verrel harus di beri pelajaran, sialan, Jessie merasa tertindas kalau seperti ini. Bisa-bisanya Verrel melakukan tindakan bodoh begini.

Verrel benar-benar pria bodoh, kalau sampai kelakuannya terdengar hingga Jimmy maupun Seva, Jessie tak menjamin pria itu akan aman.

"Kak Jessie. Jangan bilang-bilang sama kak Seva ya?. Gue mohon banget." Rosela menyadari bahwa Jessie sedari tadi hanya bergeming.

Jimmy dan Seva, kedua kakak nya itu memang terlampau sayang dengan Rosela. Rosela tak mau ada keributan yang terjadi nantinya. Maka, untuk meminimalisir kekacauan, Jena dan Jessie harus tetap diam.

"Gue gak bisa Rose. Lo tahu sendiri, gue paling benci sama cowok spesies kayak Verrel." Sahut Jessie.

Rosela menggeleng, "Please kak. Gue mohon."

Suara Rosela terdengar begitu menyakitkan. Bagaimana ini?, Jessie menyayangi gadis itu seperti adiknya sendiri.

"Tapi Verrel harus di kasih pelajaran. Untung aja, pertandingan itu gak jadi, coba kalo beneran kejadian?, lo pasti bisa di oper sana-sini sama tuh cowok."

Rosela menggigit bibirnya, dia memang tidak memberitahukan bahwa Verrel benar-benar bertanding. Gadis itu hanya menceritakan bahwa Verrel hampir menyerahkannya pada sang musuh. Tidak, rasanya Rosela terlalu malu untuk menceritakan hal itu. Biarlah, Jeka bisa jadi urusannya sendiri.

"Verrel gak pantes dapetin cewek baik kayak lo. Seva sama Jimmy harus tahu hal ini. Biar gue sama Jena yang jelasin." Ucap Jessie lagi.

"Please kak, gue mohon, jangan ceritain hal ini sama mereka."

"Tapi---,"

"Please."

Jessie menghela nafas panjang, emosinya masih belum surut. Namun dia tak bisa melihat raut memohon Rosela, maka dengan berat hati, gadis cantik itu mengangguk.

Jena menarik Rosela dan Lisha ke dalam pelukannya, sedang Jessie memeluk mereka bertiga dari belakang.

Rosela memang tak pernah sekalipun dapat keuntungan dari kisah cintanya dengan Verrel. Tapi, dia sama sekali tak pernah kekurangan kasih sayang dari sahabat dan keluarganya.

"Thanks." Gumam Rose pelan, Ia memejamkan matanya sejenak, berusaha mengusir semua perih dalam hati nya. Pelukan ini merupakan salah satu hal yang mampu menenangkannya.

Rengkuhan mereka ber empat terlepas, masing-masing dari mereka saling melemparkan senyum satu sama lain.

Namun, Lisha termenung, dia masih penasaran dengan kejadian heboh yang dialami Rosela pagi ini.

"Tapi Rose, gue mau nanya, sebenarnya ada hubungan apa lo sama Jeka?."

Deg.

Pertanyaan Lisha membuatnya panik, tapi Rosela berusaha menyembunyikan raut lemas nya. Gadis itu terkekeh pelan.

I'M THE WINNER Where stories live. Discover now