Bagian 14

1.1K 229 3
                                    

Melihat Jeka bersimpuh, tentu saja Rosela tidak tega, Rosela memeluk Jeka yang menangis. Tubuh Jeka yang bergetar, tangisan nya yang terdengar lara. Semua itu sungguh-sungguh menyiksa Rosela yang mendengar nya.

"Jawab gue Rose. Apa—,"

"Sst. Hei Jeka, coba lihat gue."

Jeka yang tadinya menunduk, langsung menatap Rosela. Menatap mata coklat Rosela dengan matanya yang berair.

"Jeka. Jangan pernah berpikiran untuk ngelukain diri lo sendiri"

"Gue ada disini Jeka. Gue disini. Gue akan selalu temenin lo." Ucap Rosela dengan suara seraknya.

Namun, agaknya, ucapan Rosela barusan malah memicu emosi Jeka. Pria itu menggila, dengan kasar menyentak semua pegangan Rosela pada tubuhnya. "Nggak!. Lo bohong, lo bilang lo gak mau kita deket, lo bilang lo gak bakal mau berhubungan sama gue lagi."

Kali ini Jeka berdiri, pria itu melangkah menuju televisi nya. Dengan tangan kosong, Jeka menghancurkan nya. Tangan nya yang sempat terluka kemarin, kini kembali terluka. Bahkan darah Jeka berceceran di lantai.

Sedang Rosela menahan nafasnya. Lalu, memeluk tubuh Jeka dari belakang. Tangan Rosela melingkar di pinggang Jeka dengan erat. Rosela menahan tubuh Jeka yang bergerak dengan kencang.

"Jeka. Please stop. Kamu jangan begini"

"Bangsat!. Gue benci diri gue Rose, gue benci"

"No Jeka. You don't deserve this."

Rosela melemah, setelah merasa Jeka sedikit lebih tenang. Rosela terjatuh, dia benar-benar lemas setelah menangis dan menahan bobot tubuh Jeka yang tidak ringan itu.

"Gue mau sendiri. Lo pulang aja Rose."

Gadis itu membelalakkan matanya, seolah tak percaya akan ucapan Jeka barusan. "Jeka, gue gak bisa ninggalin lo sendiri disini"

"Gue bilang keluar!. Lo tuli atau gimana sih. Gue pengen sendiri."

Lagi-lagi Rosela menggeleng. Gadis itu menghela nafasnya sejenak. Lalu, menyentuh lengan atas Jeka dan secara perlahan mengalun lembut naik ke rahang tegas itu, takut sekali jika nanti Jeka mengamuk seperti tadi.

"Jeka...."

"Keluar Rosela!. Gue gak—,"

"JEKA!. Stop nyuruh gue untuk pergi."

Bentakan itu membuat Jeka terdiam. Melihat Jeka yang terdiam. Rosela dengan spontan langsung memeluk Jeka. Mengusap punggung nya dengan lembut.

"Gue gak akan kemana-mana. Okey?. Gue akan disini sampai lo tenang."

Jeka merasa beban yang ada di dirinya perlahan menghilang, menguap entah kemana. Perkataan Rosela barusan menimbulkan rasa nyaman yang amat dalam. Hatinya menghangat.

"Jangan pernah berpikiran untuk lukain diri lo sendiri."

Pria itu meremas gaun yang dikenakan Rosela. Lalu membenamkan wajahnya di pundak Rosela seraya menghela nafas panjang.

"Lo bakal temenin gue disini kan?." Ucap Jeka yang masih berada dalam pelukan Rosela.

"Iya Jeka"

"Nginep kan?."

Rosela meneguk ludahnya, seolah membisu, gadis itu hanya diam. Lalu tak lama kemudian menganggukkan kepalanya.

Tapi, tiba-tiba Jeka langsung menangkup wajahnya. Menatap Rosela dengan tatapan khawatir nya. "Lo gak kenapa-napa kan?. Mana yang sakit?. Tadi gue mukul lo gak?."

Alih-alih menjawab, Rosela terpaku, dan terkekeh kecil akan wajah pias yang menyapanya itu. Lantas menggeleng cepat.

"Maafin gue ya Jeka. Hari ini lo keliatan kacau. Karena gue ya?"

I'M THE WINNER Where stories live. Discover now