Bagian 8

1.6K 310 31
                                    

Jeka tertegun. Sial, jika pria itu tidak sedang menyetir sekarang, sudah dipastikan bibir Rosela akan membengkak.

Sedangkan gadis yang tadi menggoda nya itu hanya tertunduk malu. Entahlah, Rosela bilang dia tidak sengaja berkata seperti itu.

"Bukannya lo juga punya." Balas Jeka. Yah, sekiranya setelah mereka berdua lama berdiam-diaman di mobil, akhirnya pria itu berani mengeluarkan suaranya yang hampir melebur karena perkataan Rosela tadi.

"M-maksudnya?."

Jeka terkekeh kecil, lalu matanya beralih ke samping. Lucu sekali melihat wajah Rosela memerah karena malu.

"Tahi lalat. Lo juga punya kan?."

"O-oh itu. I-iya gue juga punya."

Shit. Rasanya Rosela ingin menghilang saja. Gadis itu sedari tadi terus merutuk dalam hati. Mengapa dia bisa bodoh sekali sih?!. Mengapa bisa dia mengatakan hal itu?.

Selama Rosela melamun, Jeka hanya mencuri-curi pandang ke samping. Sembari menyetir, dia selalu menggenggam tangan Rosela.

Mata Rosela berbinar saat menyadari bahwa mereka sudah sampai di gerbang komplek perumahannya.

Rosela menghela nafas lega. Tapi, masalah nya, tangan kanan gadis itu masih di genggam erat oleh Jeka.

Dan benar saja, ketika akan membuka pintu mobil, tubuh Rosela tertarik. Memaksa gadis itu berdekatan dengan Jeka.

"Ayo."

Jantung Rosela berdebar kencang, entah karena memang dia takut atau entah karena ada alasan lain.

"Minggir ah, gue mau pulang." Ucap Rosela tanpa menoleh sedikitpun ke arah Jeka.

Jeka mengulum bibirnya, dengan jahil. Dia mendekap Rosela dari belakang, tangan nya melingkar di perut ramping gadis itu.

"Katanya mau cium tahi lalat gue." Gumam Jeka, suaranya terdengar begitu seksi.

Sial.

"I-itu, gue cuman bercanda."

"Serius?. Beneran gak mau cium?."

Rosela meneguk ludahnya. Dihadapkan dengan sifat Jeka yang begini membuat nya mati kutu.

"Serius Jeka. Sekarang, mending lo lepasin gue."

Rosela pikir, Jeka akan terus mengukungnya. Tapi, tak disangka, saat Rosela mengucapkan hal itu, sontak saja pelukan Jeka mengendur.

"Okay, cukup untuk hari ini. Jaga kesehatan ya." Ucap Jeka dengan senyum tipis nya.

Jeka mengusap-usap rambut Rosela, lalu jemarinya turun, menyentuh sebuah titik kecil di bawah bibir Rosela.

Pria itu menggigit bibirnya, tatapan Rosela yang nampak sayu itu mampu membuatnya kalap. Perlahan, dia mendekatkan wajahnya.

Respon Rosela seolah menerima perlakuan Jeka, dia memejamkan matanya. Yah, sedikit lagi, bibir keduanya akan menyatu. Namun agaknya, kali ini bukan waktu yang tepat untuk merealisasikan hal tersebut.

Sebuah ketukan yang cukup nyaring menyapa, serentak, Jeka dan Rosela kembali pada kesadaran nya.

Mereka menoleh, dapat dilihat, Jimmy, tersenyum sumringah sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil Jeka.

Jeka mendengus, pria itu membuka pintu mobilnya, memasang senyum tipis nya, lalu, menyambut Jimmy disana.

Sedangkan Rosela hanya bisa menghela nafas berat. Malu sekali, hampir saja mereka melakukanya. Rosela menepuk-nepuk pipinya yang memerah.

I'M THE WINNER Where stories live. Discover now