Bagian 6

1.6K 345 26
                                    

"Ulang!."

Jeka menjentikkan jarinya, membuang debu yang ada disana. Pria itu baru saja menyentuh rak buku yang ada di dekat televisi. Dia mendecak sinis pada Rosella. Gadis itu tidak teliti, coba tengok, debu ini mengganggu pemandangan Jeka.

"Lihat, ini masih ada debunya." Ucap Jeka.

"Astaga. Jeka, lo gak liat gue lagi nyuci piring?. Sialan lo, sengaja bikin gue susah ya?!."

Jeka ingin tertawa saat Rosela membalikkan tubuhnya, wajah gadis itu memerah karena kesal. Tapi, memang dasarnya saja Jeka pria yang minim ekspresi, dia mengganti raut mukanya kembali datar.

"Gak usah marah. Gue kan cuman koreksi kerjaan lo doang."

Rosela mendengus, lalu kembali memusatkan perhatian pada kegiatan mencucinya.

"Rose."

"Hm?."

"Lo masih sering ketemu sama Verrel?."

Rosela terdiam. Verrel ya?. Gadis itu bahkan rasanya benar-benar sudah lupa akan eksistensi manusia brengsek yang satu itu.

Tiga hari ini, Rosela lebih sering menghabiskan waktunya dengan Jeka di apartemen pria itu. Setiap jam mata kuliahnya berakhir, Jeka selalu siap siaga di parkiran kampus, hal itu tentu saja membuat Rose kesal setengah mati. Jeka benar-benar tidak memberikan celah untuknya.

"Pertanyaan gue bikin lo flashback?."

Rosela mendecak sebal, aduh Jeka itu sangat menyebalkan. "Ck, apaan sih. Udah ah, gak usah bahas-bahas si Verrel. Malem ini mau makan apa?."

Jeka mengulum bibirnya, Ia diam-diam mengukir senyum, meski Rosela tidak menjawab pertanyaan dengan tepat, tapi, pria itu sedikit senang, karena tandanya, Rosela sedikit demi sedikit mulai mengabaikan eksistensi Verrel.

"Oy." Panggil Rosela lagi, dia kesal karena Jeka tak menggubrisnya.

"Ck, apaan?."

Rose meletakkan piring-piring yang sudah selesai di cuci, "Lo mau gue masakin apa?."

"Terserah." Jawab Jeka datar, dia meraih kemoceng yang ada di samping rak, lalu mulai membersihkan debu yang hinggap disana.

"Nasi goreng ya?." Usul Rose.

"Bosen."

"Ayam kecap?."

"Lagi males makan ayam."

"Seafood?."

"Gak suka, amis."

"Capcai aja gimana?."

"Gak mau ah, ada brokolinya."

Rosela membanting lap meja yang ada di tangan nya. Ia menghampiri Jeka yang sedang asik bermain kemoceng itu.

Dengan dramatis, Rosela menarik kaos Jeka dari belakang, dia menatap nyalang.

"Yang bener bangsat!. Lo mau makan apa?!. Jangan kelamaan mikir!."

Tubuh Jeka sontak berbalik, pria itu menyilangkan tangannya di dada. Dia mengusap pundak Rosela yang naik karena amarah. Lalu tak lama, tangan pria itu menarik Rosela dalam rengkuhan nya.

"Cup, cup, cup. Sabar dong babe."

Rosela memberontak, dia mendorong kasar tubuh kekar Jeka hingga pelukan itu terlepas.

Gadis itu memejamkan mata menarik nafas dalam-dalam, lalu dibuang perlahan. Ia melakukan nya berkali-kali guna meredakan amarahnya tadi.

Sedang Jeka terpaku, Ia menikmati keindahan paras Rosela yang tenang begini. Jemarinya tanpa sadar menyentuh pipi kanan Rosela. Membelainya lembut, diusapnya dengan hati-hati, seolah kulit wajah gadis itu adalah benda rapuh.

I'M THE WINNER Where stories live. Discover now