04 - Special Girl?

7.2K 672 20
                                    

Happy Reading! 💐

♡▪︎♡▪︎♡

"Pak, jangan ditutup!" teriak Cleo pada satpam yang akan menutup gerbang.

"Loh, Non Cle? Tumben telat," celetuk Satpam itu. Cleo masih enggan menjawab, tangannya bertumpu pada lutut sambil menetralkan nafasnya yang tersenggal.

"Hehe, kesiangan gara-gara semalem nonton film suami saya Pak," jawab Cleo dengan cengiran khasnya.

"Hah?" beo Pak satpam yang kaget dengan penuturan Cleo.

"Udah lah Pak, Bapak nggak akan kenal sama suami saya, yaudah bye pak! Makasih udah nungguin saya," Cleo melambai meninggalkan Satpam yang masih menatapnya cengo. Bocah itu udah bangun tidur belum? Kok halunya makin tinggi aja.

Cleo berjalan cepat menyusuri lapangan Lentera yang luasnya bikin kaki pegel. Alasan utama Cleo tidak ingin terlambat adalah tidak mau diberi hukuman mengelilingi lapangan Lentera.

Apalagi ditungguin BK killer seperti Pak Rosi dan Ketos batu seperti Airlangga. Entahlah, Cleo hanya heran mengapa siswa Lentera itu unik semua.

"Kiww, Non Clemek!" panggil Alby yang tengah berjalan santai bersama Airlangga, Erlan dan Mario. Cleo mendadak berhenti melangkah, saat kakak Kelasnya itu menyapanya.

"Cleome kak, bukan clemek," ralat Cleo dengan wajah kesalnya. Sedangkan si pelaku hanya nyengir dengan menunjukkan tanda peace.

"Ya ampun, pagi-pagi udah ketemu my sweatheart aja," celetuk Mario membuat Cleo bergidik ngeri.

Cleo tersenyum canggung. "Pagi Kak," sapanya berusaha ramah. Apalagi mendapat tatapan maut seorang muka tembok seperti Airlangga membuat degup jantungnya tidak karuan.

Ini orang nggak bisa senyum apa?

"Santai aja kali, muka lo tegang gitu. Yaudah kita duluan ya Cle," pamit Mario berjalan mendahului ketiga temannya. Cleo menunduk sambil meremas ujung seragamnya, dia tidak ingin mendapat masalah apapun dengan Airlangga. Takut itu akan memengaruhi imagenya sebagai calon sekretaris Airlangga.

Bau parfum citrus dari Airlangga saat melewati Cleo begitu menyeruak. Ah, rasanya Cleo mati kutu dibuatnya. Padahal Airlangga hanya diam tak menganggap kehadirannya sedikitpun.

Erlan menyikut lengan Airlangga pelan, diantara mereka bertiga, di sinilah Erlan yang paling peka dengan perubahan suasana hati Airlangga. "itu cewek yang nabrak lo kemarin kan?" celetuk Erlan, sengaja memancing.

"Iya, sampai almet dia nggak dicuci gegara kena jidat kinclong punya Cleo," bukan Airlangga, melainkan Alby yang menjawab.

"Sialan," desis Airlangga geram.

"Special girl for the lion," seringai tipis muncul disudut bibir Erlan membuat Airlangga tambah jengah. "Damn it! Diem atau gue buat mulut lo nggak bisa ngomong lagi?" ancam Airlangga.

"Ampun Bang, adek takut," sahut Mario dengan lagak banci.

Sejenak Airlangga berfikir bahwa OSIS Lentera sekarang mempunyai anggota-anggota yang tampan namun kekurangan organ tubuh seperti otak untuk berfikir. Nampaknya hanya dia yang waras di sini.

••♡《》♡••

"LO UTANG PENJELASAN SAMA GUE!" pekik Nadin heboh membuat seisi kelas menoleh padanya. Cleo yang baru saja masuk kelas langsung terlonjak kaget.

"Mulut lo bisa dikondisikan? Gue sumpel nih pakai dosa gue," sinis Cleo.

Nadin menyengir lebar. "Jujur, lo pelet Kak Airlangga kan," tuduh Nadin sambil menyipitkan matanya.

AIRLANGGA [END]Where stories live. Discover now