35 - Terbongkar

4.2K 415 3
                                    

Happy Reading!

♡▪︎♡▪︎♡

"Maaf Bu, kami sudah memberi waktu ibu selama satu minggu, tapi ibu belum menyicil sepeserpun. Kalau begini caranya, terpaksa kamu harus menyita rumah dan toko ini."

"Jangan pak, saya mohon. Saya akan cicil mulai besok, jangan ambil rumah ini, tolong."

Percakapan Davira dengan seorang lelaki itu masih ternginag di kepala Cleo. Seberapa besar memang hutang yang dimiliki Davira?

Seingatnya, hutang perusahaan sang ayah sudah selesai beberapa bulan lalu. Lantas, kenapa masih ada?

Terlihat Davira yang terduduk lesu di kursi dengan tangan yang menyekal kertas putih. Sesekali memijat kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.

Hati Cleo teriris, melihat Bundanya yang jauh dari kata baik. Ada Lila juga yang mengusap bahu Davira, mencoba menenangkan.

"Bunda," panggil Cleo dengan suara lirih. Gadis itu mengambil tempat duduk di samping Davira. Kantung mata sang Bunda semakin terlihat jelas, guratan lelah di wajahnya juga semakin kentara.

"Apa Ayah masih punya hutang yang besar sampai rumah ini yang harus jadi jaminannya?" tanya Cleo hati-hati agar tak menyinggung Davira.

Ada raut wajah kaget yang Davira tunjukkan. Cleo mendengar semuanya, Cleo tahu masalah yang menimpa keluarganya. Harusnya Davira menyembunyikan semua ini agar Cleo tidak kepikiran, agar gadis itu bisa bersekolah dengan tenang.

"Bunda nggak tahu Cleo. Beberapa minggu lalu ada orang-orang yang datang ke sini, dia bilang Ayah masih punya hutang dalam jumlah besar, dan sudah menggadai rumah ini termasuk toko milik Bunda," papar Davira dengan suara parau.

Dada Cleo mulai terasa sesak. Disaat keluarganya akan kembali bangkit, haruskah tuhan menguji mereka lagi?

"Bunda.. apa boleh Cleo ikut kerja buat bantu Bunda?"

"Nggak!" tolak Davira tegas. "Bunda bisa selesaikan ini Cleo, Bunda nggak mau ganggu sekolah kamu. Cukup belajar yang rajin, Bunda akan cari jalan keluarnya," sambungnya dengan suara yang lebih lembut.

"Tapi Bunda--"

"Nggak papa Cleo, biar Bunda aja. Kamu istirahat dulu gih, Bunda mau kembali ke toko," ucap Davira diiringi senyuman tipis di sudut bibirnya.

••♡《》♡••

"Woah, apa bener Kak Langga itu adalah inti Calzelions yang disembunyikan?"

"Denger-dneger sih gitu, dia pakai jaket berlambang Calzelions di area balapan. Mana pakai identitas inti anggota lagi."

"Kak Erlan, Kak Alby, sama Kak Mario ternyata anggota inti Calzelions juga."

"Ketua OSIS gitu bisa join anggota geng? Keren banget!"

"Tambah naksir sama Kak Langga deh!"

"Aaa iri sama Cleo bisa dibucinin Airlangga!"

Desas-desus itu terdengar ramai saat Airlangga dan teman-temannya menyusuri koridor sekolah. Airlangga mengendikkan bahunya acuh, mengabaikan mereka.

"Kita kaya artis dadakan nggak sih pagi ini?" bisik Alby pada Mario karena mereka benar-benar menjadi pusat perhatian.

Cleo menghampiri mereka dengan wajah panik. "Kak.." panggil Cleo dengan nafas tak beraturan.

"M-mereka udah tahu semua," lanjutnya membuat dahi Airlangga berkerut heran.

Melihat raut kebingungan dari Airlangga dan yang lain, gadis itu langsung menyeret mereka ke dalam ruang OSIS.

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang