10 - Incident

6.7K 610 7
                                    

Happy Reading!

♡▪︎♡▪︎♡

Hening panjang dalam ruangan serba putih itu. UKS Lentera, hanya terdapat dua manusia yang tak saling berbicara di sana.

Cleo dengan hati-hati mengobati luka di sudut bibir Airlangga, lalu mengompres pipinya yang juga lebam. Cleo tak bertanya sejauh ini, dan Airlangga pun enggan menjelaskan. Tak ada keluhan sakit atau perih sejauh Cleo mengobati Airlangga, dan itu membuat Cleo heran. Benar-benar cowok mati rasa!

"Sory, seharusnya lo nggak lihat itu," lirih Airlangga sambil menatap Cleo dalam. Cleo menghentikan aktivitasnya, melihat tatapan Airlangga yang begitu sayu.

Cleo menggeleng. "Seharusnya gue yang minta maaf, gue nggak sopan dengerin pembicaraan lo sama Papa lo."

Airlangga menunduk, tak pernah Cleo lihat Airlangga serapuh ini. Airlangga yang tegas dan berwibawa, sekarang terlihat seperti seorang anak yang kekurangan kasih sayang. Seorang anak yang hatinya terluka, oleh ulah orang terdekatnya sendiri.

"Kak, are you okey?" tanya Cleo begitu lembut.

"Jadi dewasa itu sakit ya, Cle?" Cleo terdiam begitu Airlangga menanyakan hal itu. Jangan ditanya kenapa, karena Cleo juga kehilangan sosok Ayahnya.

Kehilangan yang hampir membuat Cleo mengakhiri hidupnya.

Entah dengan dorongan apa, Cleo merapikan rambut Airlangga yang menjuntai, mengusapnya penuh sayang. "Hidup itu berotasi, Kak. Benar, seperti yang disebut roda kehidupan. Jadi dewasa emang nggak menyenangkan, banyak hal yang jauh dari ekspektasi kita. Setiap kita diuji dengan cara yang berbeda, dan dengan batas kesanggupan yang tidak serupa. Tuhan tahu lo kuat Kak, Tuhan tau lo hebat, jangan nyerah ya?"

Airlangga terkesiap, kalimat itu seperti dejavu yang pernah ia katakan pada seseorang.

"Mau sebanyak apapun masalah hidup lo, janji sama gue, jangan nyerah ya? Tuhan tau lo manusia hebat."

Ah ya benar, kalimat itu ia katakan pada gadis di depannya yang dua tahun lalu mencoba bunuh diri.

Airlangga tersenyum tipis, membuat Cleo menahan nafas. Airlangga terlihat sangat damai ketika tersenyum, senyum yang tak pernah ia tunjukkan kepada orang lain.

"Lupain yang lo denger hari ini, ya? Papa gue itu, sebenarnya baik. Cuma obsesi buat jadiin gue manusia sempurna tanpa celah itu yang salah," ujar Airlangga dengan nada penekanan pada yang setiap ia ucapkan.

Cleo membalas sambil tersenyum. "Jelek lo kalau jadi manis gini Kak," celetuk Cleo menghancurkan suasana haru yang ada.

Airlangga pun kembali ke wajah datarnya, menatap Cleo malas. "Ketawa gue pecat lo jadi sekretaris gue," kesalnya yang dibalas kekehan tawa Cleo.

Di pintu UKS itu, wanita paruh baya terlihat tersenyum menatap keduanya. "Anak Mama, bahagia selalu ya? Mama.. Mama nggak bisa nemenin kamu selamanya, Nak."

••♡《》♡••

"Orthros ajak tawuran, Ga. Lo yakin mau ikut padahal muka lo bonyok gini?" tanya Bara tidak yakin. Ya kini mereka tengah berada di Markas Calzelions selepas pulang sekolah.

Airlangga mengangguk saja. "Gue cuma lebam, belum mati," sahutnya asal.

"Bokap lo itu emang bener-bener ya," geram Mario kesal sendiri. Inti Calzelions memang tahu persis bagaimana kehidupan Airlangga, tentang Reynold Atlanta yang selalu menekan anaknya agar menjadi sempurna.

"Dih, langsung sembuh tuh anak diobatin sama Cleo," celetuk Alby.

Bugh!

Airlangga dengan tega menendang tulang kering Alby. "Sialan lo Ketos mercon!"

AIRLANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang